Pedagang Takjil Ramadan di PPU Keluhkan Pendapatan Merosot

Pandemik COVID-19 berimbas ke seluruh lini ekonomi

Penajam, IDN Times – Sejumlah pedagang takjil di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengeluhkan pendapatan tak sama dengan bulan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, omzet penjualan aneka kue merosot tajam.

Seorang pedagang takjil di jalan Provinsi Kilometer 1 Kelurahan Penajam, Faridatul Insiyah atau kerap disebut mbak Iin, kepada IDN Times Senin (27/4) menuturkan, tahun ini beda dengan tahun 2019 kemarin, pendapatan merosot hampir sekitar 50 persen lebih.

1. Sempat mendapatkan hasil Rp1 juta kini hanya Rp400 ribu saja

Pedagang Takjil Ramadan di PPU Keluhkan Pendapatan MerosotPedagang Takjil PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Diakuinya, pada hari pertama puasa dirinya sempat meraup keuntungan sekitar Rp1 jutaan, selanjutnya turun menjadi rata–rata Rp800 ribu di hari kedua dan ketiga, sedangkan di hari keempat puasa ini hanya mendapatkan Rp400 ribu saja.

“Pokoknya hasil pendapatan saya tahun 2019 kemarin rata–rata Rp600 ribu hingga Rp800 ribu, dan mendekati hari terakhir ditambah dua kali lipat hasilnya, pernah juga sepi pembeli dengan hasil Rp400 ribu tapi tidak secepat sekarang langsung merosot,” tukasnya.

2. Puasa tahun kemarin hasilnya cukup lumayan, tidak merosot seperti sekarang ini

Pedagang Takjil Ramadan di PPU Keluhkan Pendapatan MerosotPedagang Takjil PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Ia membeberkan, pada Ramadan sebelumnya, omzet yang bisa diperoleh lumanya besar, tidak seperti saat kondisi sekarang di mana virus corona menjadi momok bagi warga untuk sekadar keluar rumah membeli takjil. 

“Mungkin mereka bingung dan mencari di mana lapak saya yang biasanya saya berjualan di pasar Ramadan, sekarang hanya di lapak biasa saja. Pedagang takjil yang biasanya berjualan di pasar Ramadan juga mencar-mencar jualannya,” tuturnya.

Iin mengungkapkan, beberapa pedagang takjil pernah menanyakan apa ada pasar Ramadan tahun ini. Tetapi ternyata oleh pemerintah dikatakan tidak ada dan tidak diizinkan menggelar pasar Ramadan akibat corona.

Baca Juga: Cegah COVID-19, Rumah ODP dari Klaster Gowa di PPU Ditempeli Stiker

3. Agar tidak merugi, jajanan takjil hanya dibuat beberapa macam saja

Pedagang Takjil Ramadan di PPU Keluhkan Pendapatan MerosotFaridatul Insiyah (IDN Times/Ervan Masbanjar)

“Untuk mensiasati agar tidak merugi, jajanan takjil hanya dibuat beberapa macam saja, lainnya merupakan jajanan titipan orang sehingga dapat untung tidak besar seperti tahun – tahun kemarin,” ujarnya.

Diceritakannya, pada Ramadan sebelumnya, banyak orang kapal memborong makanan takjil jualannya. Namun sekarang sama sekali tidak ada, selain itu tahun kemarin banyak orang yang melakukan perjalanan singgah untuk membeli.

Senada dengan Iin, Yanti yang juga pedagang takjil di depan pintu masuk pelabuhan penyeberangan Penajam, mengeluhkan jualan makanan Ramadan tahun ini hasilnya sangat menurun. Biasanya satu hari bisa dapat Rp800 ribu hingga Rp1 juta, namun sekarang hanya Rp400 ribu saja.

“Meskipun pendapatan merosot saya tetap mensyukuri masih ada pembeli jajanan saya ini, kalau tidak habis makanan yang cepat basi atau ada bahan kelapanya saya bagikan kepada masyarakat dan tetangga saya. Sementara itu saya juga mengurangi jumlah dan macam makanan yang saya jual,” pungkasnya.

Baca Juga: Tak Beri Bantuan Tangani Corona, 10 Perusahaan di PPU Bakal Dievaluasi

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya