Geliat Balikpapan yang Kecipratan Wangi Industri Migas Pertamina

Industri pengolahan mendominasi kemajuan perekonomian

Balikpapan, IDN Times - Tanpa sadar, Ermawan Agus (52) mengerutkan alisnya dalam sekejap. Section Head Ware House PT Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan ini sepertinya tak mengira akan langsung disoal tentang masa pengabdiannya sebagai pegawai.

Warga Balikpapan berdarah Suku Kutai ini sudah terbilang cukup lama melupakan masa-masa pertama kalinya resmi mengenakan seragam Pertamina. 

"Sudah lama saya bekerja di Pertamina dengan lokasi tugas di Balikpapan. Gak terasa kurang lebih sudah 29 tahun," katanya berusaha mengingat-ingat saat ditemui IDN Times, Kamis (3/11/2022). 

Puluhan tahun sudah waktunya mengabdi untuk kemajuan Pertamina. Bagi Ermawan, Pertamina menjadi titik awal karier, apalagi perjalanan hidupnya di zaman dulu memang tidak mudah.

Sempat kehilangan arah pasca berpulangnya ayahnya pada 1986 silam, Ermawan muda lantas melanjutkan jenjang kuliah di Universitas Mulawarman Samarinda Jurusan Matematika. Salah satu perguruan tinggi negeri paling bergengsi di Kalimantan Timur (Kaltim). 

Lulusan SMAN 1 Balikpapan memang jagoan dalam jenis materi pelajaran ini. Hingga sampai menginjak bangku semester 5, Ermawan tidak menemui banyak kesulitan dalam mengikuti setiap pelajaran. 

Meskipun tetap saja ada persoalan masih mengganjal, terutama masalah biaya. Sebagai seseorang yang berasal dari keluarga besar, Ermawan cukup tahu diri akan terbatasnya kemampuan finansial ibunya yang saat itu sudah menjanda. 

"Saya ini berasal dari keluarga elite, ekonomi sulit maksudnya. Apalagi kami berasal dari keluarga besar, delapan saudara kandung. Saya nomor enam," paparnya. 

Uang pensiun almarhum ayahnya, purnawirawan TNI dirasa kurang mencukupi untuk biaya pendidikan delapan orang anaknya. Sampai di titik ini, ia pun akhirnya memutuskan meninggalkan bangku kuliah guna membantu ekonomi keluarga. 

1. Diterima menjadi pegawai Pertamina Balikpapan

Geliat Balikpapan yang Kecipratan Wangi Industri Migas PertaminaKilang minyak Pertamina. (Dok. Pertamina)

Tanpa disangka pula, PT Pertamina (Persero) membuka rekrutmen untuk lowongan bimbingan keahlian juru teknik (BKJT), bimbingan praktis ahli teknik (BPAT), dan bimbingan profesi sarjana teknik (BPST) pada 1992 silam. 

Sebanyak 317 pegawai baru akan ditempatkan di Balikpapan untuk jenjang pendidikan SMA, diploma, hingga sarjana. Proses rekrutmen digelar terbuka untuk seluruh warga Indonesia.  

"Proses seleksi administrasi terdapat belasan ribu berkas pendaftaran dari seluruh Indonesia. Banyak sekali," papar Ermawan yang kala itu melamar mempergunakan ijazah SMA.

Tetapi hal tersebut tak membuatnya patah arang. Ia yakin dengan perjuangan dan usaha keras, peluangnya cukup besar agar diterima sebagai pegawai Pertamina. Apalagi seluruh proses seleksi dan rekrutmen digelar di Balikpapan, kota kelahirannya.  

Proses seleksi berjalan berlapis-lapis hingga diumumkan siapa saja lolos persyaratan administrasi, tes akademis, hingga psikotes. Salah seorang di antaranya adalah Ermawan yang saat itu masih muda. 

Sejak itulah Ermawan secara resmi melepas status sebagai mahasiswa Universitas Mulawarman, memulai karier pegawai Pertamina Balikpapan. 

Berbekal pengalamannya inilah, Ermawan kini berani menyampaikan kesaksian tentang transparansi proses rekrutmen pegawai di Pertamina, di mana prosesnya berjalan terbuka dan transparan. Menurutnya, perusahaan minyak dan gas pelat merah ini memberikan peluang sama bagi seluruh karyawan, terutama bagi mereka yang memiliki kompetensi dan kemampuan.

"Semua diperlakukan sama dan tidak dibedakan. Apalagi di zaman sekarang, pegawai Pertamina di Balikpapan mayoritas adalah orang-orang Kaltim yang memiliki kemampuan membanggakan," ujarnya. 

2. Industri pengolahan yang menopang perekonomian Balikpapan

Geliat Balikpapan yang Kecipratan Wangi Industri Migas PertaminaIlustrasi kilang minyak Pertamina (Dok. Pertamina)

Kisah Ermawan ini sekelumit dari arti penting keberadaan Pertamina bagi warga Balikpapan. 

Pendataan Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan mencatatkan kontribusi industri pengolahan dalam menopang perekonomian di Kota Beriman hingga 46,63 persen, konstruksi 17,56 persen, perdagangan 9,49 persen, transportasi 9,17 persen, dan lain-lain 5 persen. 

Artinya, hampir setengah laju perekonomian di Balikpapan terpengaruh langsung keberadaan industri pengolahan. 

"Industri pengolahan di sini termasuk di antaranya industri pengolahan minyak dan gas Pertamina di Balikpapan," kata Kepala BPS Balikpapan Mustaqim. 

Mustaqim mengatakan, karakteristik Kota Balikpapan berbeda dibandingkan kota/kabupaten di Indonesia lainnya, di mana pertumbuhan ekonomi ditopang industri pengolahan. Pasalnya, kota/kabupaten lain mayoritas mengandalkan sektor pertanian.

Menurutnya, hal tersebut menjadi tipikal kota maju yang sudah mengandalkan sistem ekonomi sekunder, dalam hal ini industri pengolahan. 

Edit value sumber daya alam (SDA) menjadi bahan baku lebih bernilai. Persis sama dengan contoh kota-kota besar di dunia, seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa. 

"Salah satunya adalah industri pengolahan kilang minyak Pertamina memproses minyak mentah menjadi  bahan bakar minyak (BBM) kendaraan bermotor," ungkap Mustaqim.

Lain halnya dengan mayoritas daerah lain di Indonesia yang mengandalkan sistem ekonomi primer yakni sektor pertanian. Di mana tingkat persentase angka pengangguran tercermin langsung dengan tingkat kemiskinan.

Sedangkan Balikpapan sendiri secara perlahan mulai meninggalkan sistem ekonomi sekunder menuju sistem ekonomi tersier. Lewat eksploitasi sarana sektor jasa, perdagangan, hingga wisata. 

Seperti tercermin kontribusi industri pengolahan yang terus turun, Tahun 2017 tercatat sebesar 47,10 persen dan 2021 menjadi 46,63 persen. 

"Artinya ketergantungan Balikpapan pada industri pengolahan terus berkurang dan sektor lainnya terus tumbuh. Itu bagus," papar Mustaqim. 

Baca Juga: Brand Fesyen Jepang ini Buka Gerai ke-54 di Balikpapan

3. Angka kemiskinan dan pengangguran di Balikpapan yang turun

Geliat Balikpapan yang Kecipratan Wangi Industri Migas PertaminaIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam catatan BPS Balikpapan, persentase pengangguran di Balikpapan malah turun pasca pandemik COVID-19. Tahun  2020 lalu, angka pengangguran Balikpapan menyentuh 9 persen hingga 2021 lalu turun 8,94 persen. 

Persentase pengangguran di Balikpapan memang lebih tinggi dibandingkan angka nasional Tahun 2021 yang bertahan di angka 6,49 persen. 

"Angka pengangguran di Balikpapan memang lebih tinggi dibandingkan nasional, tapi semestinya tidak bisa dibandingkan," papar Mustaqim. 

Pasalnya, kembali pada karakteristik ekonomi Balikpapan yang sudah mengandalkan sektor industri pengolahan. Lain halnya dengan mayoritas kota/kabupaten di Indonesia yang mengandalkan sektor ekonomi pertanian. 

"Warga di Balikpapan bisa jadi dalam sebulan tidak bekerja, tetapi bulan-bulan setelah itu bekerja. Lain halnya dengan sektor pertanian yang mengandalkan tenaga kerja dalam jumlah massal dan membuat angka pengangguran terlihat rendah," paparnya. 

Tingkat pengangguran di Balikpapan tidak berkorelasi langsung dengan angka kemiskinan. 

Tercermin dalam laporan persentase kemiskinan di Balikpapan Tahun 2020 mencapai 2,57 persen dan 2021 naik tipis menjadi 2,89 persen.  Masih jauh lebih rendah dibandingkan angka kemiskinan di Indonesia yang menyentuh angka 6 persen.

"Bahkan paling rendah dibandingkan kota/kabupaten di Kaltim. Angka kemiskinan di Balikpapan paling rendah," tuturnya.  

Ini salah satunya dari kontribusi industri pengolahan kilang migas Pertamina Balikpapan. 

4. Kontribusi proyek RDMP Pertamina pasca pandemik COVID-19

Geliat Balikpapan yang Kecipratan Wangi Industri Migas PertaminaSejumlah petugas memeriksa tangki RBDPO di area kilang Green Refinery yang salah satunya memproduksi Green Diesel (D100) di PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (RU) IV Cilacap (IDN Times/Dhana Kencana)

Tempat terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Balikpapan R Bambang Setyo Pambudi mengamini cerahnya masa depan dan ekonomi Kota Beriman. Tren terus positif dua tahun terakhir. 

Sempat terpapar pandemik COVID-19 yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Balikpapan mengalami kontraksi minus 0,93 persen pada 2020. Tetapi memasuki 2021, terjadi pertumbuhan signifikan pertumbuhan ekonomi Balikpapan mencapai 4,56 persen. 

"Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Kota Balikpapan berangsur membaik dan mengalami peningkatan," katanya menambahkan dalam pernyataan tertulis kepada jurnalis. 

Masih terkait dalam hasil kajian BPS, Bambang menyebutkan pentingnya kontribusi industri pengolahan dan jasa konstruksi pertumbuhan ekonomi Balikpapan. Dalam hal ini, pengolahan minyak Pertamina dan proyek refinery development master plan (RDMP).

"Berjalannya pengolahan minyak Kilang Pertamina dan proyek RDMP tentu berkontribusi cukup baik pada perekonomian regional Balikpapan," tegasnya. 

Meskipun begitu, Bambang pun mengingatkan agar tetap memberdayakan potensi perekonomian yang menjadi kekuatan Kota Balikpapan ke depan. Seperti adanya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang signifikan mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. 

Belum lagi pengembangan Balikpapan sebagai kota meeting, incentive, convention, exhibition (MICE). Sektor jasa perdagangan dan perindustrian terus tumbuh seiring peningkatan kegiatan skala lokal, regional, nasional, hingga internasional.

"Tingkat kemiskinan di Balikpapan masih lebih rendah dibandingkan level Provinsi Kaltim dan nasional. Tingkat pengangguran terbuka sebesar 8,94 persen, lebih rendah dibandingkan 2020 yang mencapai 9 persen," paparnya. 

5. Peremajaan kilang Pertamina Balikpapan

Geliat Balikpapan yang Kecipratan Wangi Industri Migas PertaminaDirut Pertamina Nicke Widyawati Site Visit RDMP Kilang Balikpapan (8/1/2022). (IDN Times/Uni Lubis)

Pertamina memang terus berbenah dalam proses peremajaan kilang minyak di Indonesia, salah satunya di Balikpapan, disebut RDMP.  Proyek ini menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak 130 ribu orang saat konstruksi dan 10 ribu orang saat operasi.

“Seperti kilang minyak di Balikpapan, kami kerja siang dan malam dalam penyelesaian proyek RDMP kilang minyak Balikpapan,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat di Balikpapan pada Jumat 7 Januari 2022 lalu. 

Kilang pengolahan minyak di Balikpapan memang sudah tua, dibangun di masa penjajahan kolonial Belanda, tepatnya pada 1922. Termasuk pula kilang pengolahan minyak lainnya di Indonesia.  

Untuk itu, menurutnya sejumlah kilang minyak di tanah air secepatnya harus dilakukan peremajaan serta peningkatan kualitas produksi. Semuanya dimaksudkan demi pemenuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat. 

Patut pula disadari pula, di mana produksi BBM kilang minyak di Indonesia sebagian sudah dianggap ketinggalan pangsa pasar dunia. Tren industri global yang cenderung lebih berwawasan lingkungan.

“Sekarang ini dunia sudah memanfaatkan BBM kualitas Euro 5. BBM Euro 2 sudah mulai ditinggalkan,” ungkapnya.

"Kilang Pertamina harus bisa mengikuti perkembangan tren industri dunia."

6. Pertamina investasi dalam peremajaan kilang minyak

Geliat Balikpapan yang Kecipratan Wangi Industri Migas PertaminaKilang minyak PT Pertamina. (Dok. Pertamina)

Sehubungan itu, Pertamina pun agresif membelanjakan investasi dalam peremajaan kilang minyak di Indonesia. Seperti dilakukan dengan meningkatkan kapasitas produksi kilang minyak Balikpapan dengan menanamkan investasi sebesar 7,7 bilion dolar Amerika Serikat. 

Pertamina sudah masuk sebagai pelaku industri migas global. Karena itu, kata Nicke, Pertamina sangat agresif dalam berinvestasi hingga mencapai 9 persen. Besaran nilai investasi yang terbilang besar dibandingkan pelaku industri migas dunia yang membelanjakan investasi di kisaran angka 4 persen saja.

Lewat investasi yang jor-joran tersebut, nantinya kuantitas produksi BBM kilang Pertamina Balikpapan diupgrade menjadi 360 ribu barel per hari dari sebelumnya 260 ribu barel per hari. Kualitas produknya pun ditingkatkan menjadi Euro 5 dari sebelumnya Euro 2. 

Pertamina sekaligus mengintegrasikan kemampuan kilang dengan memproduksi Petrochemical. Termasuk pula menyiapkan sumber daya manusia (SDM) mumpuni dalam menangani jenis industri ini.

“Kalau permintaan pasar BBM sudah turun, jangan khawatir. Integrasi Petrochemical dengan kilang sudah kita lakukan. SDM akan kita konfirmasi ke Petrochemical. Kita akan integrasikan,” tegas Nicke.

7. Situasi yang menjadi nilai positif bagi ekonomi Balikpapan

Geliat Balikpapan yang Kecipratan Wangi Industri Migas PertaminaKota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim). Foto dok

Efek Pertamina yang selalu disyukuri masyarakat Balikpapan. Keberadaannya sudah bisa memberikan efek positif baik langsung maupun tidak langsung kepada pertumbuhan ekonomi lokal. 

Kepala Bagian Ekonomi Pemkot Balikpapan Budi Mulyatno mencontohkan proyek RDMP kilang Pertamina yang terus berjalan. Meskipun tidak sepenuhnya menyedot tenaga kerja lokal, tetapi patut disadari sudah menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

Seperti munculnya tempat kos-kosan, warung makan, hingga  para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Khususnya yang melayani ribuan pegawai RDMP Pertamina di Balikpapan. 

"Pelaku usaha kos-kosan, warung makan, dan lainnya tumbuh sejak ada RDMP Pertamina," ungkapnya. 

Selama Bulan Oktober lalu, Budi mencatat peningkatan angka inflasi sebesar 0,09 persen. Terutama pada harga harga makanan jadi di warung-warung makan di Balikpapan. Kenaikan harga makanan disebabkan meningkatnya permintaan konsumen. Dalam hal ini, para karyawan proyek RDMP Balikpapan yang mayoritas adalah pendatang luar kota.

"Mereka mayoritas tinggal di kos-kosan dan makan di warung-warung sekitar lokasi Pertamina. Harga makanan seperti soto, nasi campur, dan lainnya," paparnya.

Di sisi lain, pola hidup konsumtif warga Balikpapan pun turut mempengaruhi angka inflasi makanan jadi. 

"Yang penting barangnya ada saja, orang Balikpapan tidak terlalu menyoal besaran kenaikan harganya," ujar Budi. 

Budi mengatakan, laju inflasi bisa menjadi indikasi adanya pergerakan ekonomi di suatu daerah. Tentunya dengan catatan, angka inflasi masih dalam kategori wajar disesuaikan dengan aktivitas ekonomi daerah. 

Sekarang tinggal kreativitas warga Balikpapan dalam memanfaatkan potensi sudah dimiliki. Lewat peningkatan sumber daya manusia (SDM) agar mampu bersaing dengan para pendatang. 

Baca Juga: Pemerintah Sediakan Layanan Bus Damri Angkutan Balikpapan-IKN

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya