Negara Bagian Sarawak Promosi Health Tourism di Balikpapan 

Kunjungan pasien dari Indonesia sebanyak 640 ribu per tahun

Balikpapan, IDN Times - Negara Bagian Negara Malaysia, Sarawak menggelar road show promosi sektor pariwisata ke sejumlah kota/kabupaten di Kalimantan. Setelah sempat mengunjungi Pontianak dan Singkawang di Kalimantan Barat, Samarinda di Kalimantan Timur, dan kali ini mereka promosi wisata ke Balikpapan. 

Ini menjadi agenda road show promosi Sarawak yang pertama pasca pandemik COVID-19 melanda dunia.  

"Promosi Sarawak sebagai destinasi wisata yang unik," kata Director Marketing Sarawak Tourism Board Barbara Benjamin Atan di Balikpapan, Rabu (23/11/2022).

1. Pariwisata andalan Sarawak

Negara Bagian Sarawak Promosi Health Tourism di Balikpapan Ilustrasi obyek wisata. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Sebagai salah satu kawasan di Pulau Kalimantan, Barbara mengatakan, Sarawak memiliki potensi pariwisata kelas dunia yang bisa ditawarkan kepada masyarakat Indonesia. Seperti wisata bahari, alam, budaya, kuliner, ecotourism, hingga health tourism atau wisata medis. 

Seperti halnya Taman Nasional Gunung Mulu di Sarawak seluas 55 ribu hektare yang  memperoleh pengakuan dari UNESCO. Ini merupakan situs warisan dunia terdiri gua dan formasi karst.

Berbagai ekspedisi telah dilancarkan untuk mengeksplorasi gua dan hutan hujan di sekitarnya. Taman nasional ini dinamai dari Gunung Mulu, gunung tertinggi kedua di Sarawak.

Demikian pun dengan health tourism di Sarawak yang sudah memperoleh pengakuan dari negara-negara di ASEAN. Mereka memiliki tenaga ahli medis terpercaya dalam menangani pelbagai penyakit serius, seperti kanker, jantung, dan lainnya. 

Termasuk juga terampil melayani proses bayi tabung bagi pasangan suami istri.

Baca Juga: Kejar Target, Kontraktor Tangani Banjir di Balikpapan Tambah Pekerja

2. Mayoritas pasien di rumah sakit Sarawak adalah WNI

Negara Bagian Sarawak Promosi Health Tourism di Balikpapan Testimoni warga Irma, Samarinda Kalimantan Timur memanfaatkan health tourism di Sarawak Malaysia, Rabu (21/11/2022). (IDN Times/Sri.Wibisono)

Lebih lanjut, Director Marketing Malaysia Healthcare Travel Council Farah Delah Suhaimi menambahkan, Negara Bagian Sarawak memiliki sebanyak 87 rumah sakit yang kompeten dalam penanganan sejumlah penyakit serius. Kualitas medisnya terampil dan mampu bersaing dengan negara-negara di ASEAN. 

Apalagi bila dibandingkan harganya yang dianggap bersaing. 

"Malaysia mempunyai kebijakan khusus di mana tarif medis ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Sehingga rumah sakit dan dokter tidak bisa menentukan tarif pelayanan medisnya," paparnya.

Farah menyebutkan pertumbuhan signifikan jumlah pasien rumah sakit Sarawak selama 5 tahun terakhir. Tahun 2017 jumlah pasien mencapai 1,05 juta, 2018 naik jadi 1,2 juta, dan puncaknya 2019 menjadi 1,22 juta jiwa.

"Bisa menjadi second opinion bagi pasien-pasien yang membutuhkan pertimbangan medis," ujarnya.

Dalam evaluasinya, Farah menyebutkan sebanyak 60 persen jumlah pasien tersebut di antaranya adalah warga Indonesia. Seperti pada Tahun 2019 lalu tercatat sebanyak 670 ribu warga negara Indonesia yang berobat ke rumah sakit Sarawak. 

Mereka ini terutama warga yang berdomisili di Kalimantan Barat maupun Sumatra yang lokasinya berdekatan dengan Sarawak. 

Jumlah health tourism di Sarawak memang menurun drastis pada pandemik COVID-19, di mana 2020 jumlahnya jadi 587 ribu dan 2021 sebanyak 561 ribu pasien.  

3. Kendala terbatasnya sarana transportasi

Negara Bagian Sarawak Promosi Health Tourism di Balikpapan Sejumlah calon penumpang pesawat mengantre di loket lapor diri di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/10/2022). ANTARA FOTO/Fauzan/nym

Sementara itu, Manager Media Management/Filming Sarawak Tourism Board Gustino Basuan mengatakan, warga negara Indonesia memang menjadi target potensial pelbagai sektor industri pariwisata. Di mana lebih dari setengah total pengunjung tourism di Sarawak adalah warga Indonesia. 

Tetapi di sisi lain, Gustino pun mengaku keterbatasan sarana prasana transportasi di antara kedua negara bisa menjadi kendala. Terutama bagi mereka yang merupakan masyarakat Indonesia yang berdomisili di Pulau Kalimantan. 

Sarana transportasi termudah memanfaatkan jalur penerbangan rute Jakarta - Kuala Lumpur, dan Kuching. Sarana transportasi udara ini tentunya membutuhkan biaya tidak murah. 

Sedangkan jalur transportasi darat pun satu-satunya melalui Pontianak. Jarak Pontianak-Kuching membutuhkan total jarak tempuh 5 jam. 

"Tidak ada penerbangan yang langsung menuju Kuching dari Indonesia. Harus melalui Kuala Lumpur dahulu dan dilanjutkan menuju Kuching," paparnya. 

Sempat ada jalur penerbangan langsung rute Jakarta - Kuching,  tetapi tidak bertahan lama mengingat minimnya jumlah penumpang di saat itu. 

Baca Juga: Relawan Pertamina Energi Negeri  Sambangi SD di Balikpapan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya