7 Alasan Jangan Terlalu Perhitungan soal Kalori Makanan

Bukannya membuat berat badan turun, tapi bikin stres!

Pernahkah kamu mencoba menghitung kalori di makanan? Stres berpikir berapa banyak kalori yang masuk dan keluar dalam satu hari?

Mengonsumsi terlalu banyak kalori dalam sehari lalu mati-matian olahraga untuk mengenyahkan kelebihan kalori itu? Ughh... Rasanya pusing dan gak tenang!

Well, sudah saatnya untuk menghentikan kebiasaan menghitung kalori di makanan. Simak penjelasan lebih detailnya di bawah ini!

1. Menghitung kalori mengalihkan perhatian dari apa yang seharusnya kita fokuskan

7 Alasan Jangan Terlalu Perhitungan soal Kalori Makananhealthyeaton.com

Di era sekarang, sangat mudah untuk mengetahui jumlah kalori di makanan. Informasi ini bisa didapatkan dari artikel di internet, buku-buku diet atau aplikasi penghitung kalori di smartphone kita. Namun, terobsesi menghitung kalori ternyata tidak baik! Ini bisa membuat kita terdistraksi dari hal yang seharusnya kita fokuskan.

"Makanan tidak hanya terdiri dari kalori. Makanan terdiri dari serat, protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan fitonutrien yang semuanya penting untuk kesehatan dan pencegahan penyakit," tutur Suzanne Fisher, seorang ahli gizi berlisensi dalam laman Zwivel.

Lebih baik, kita berkonsentrasi pada makanan bergizi tinggi, memenuhi kebutuhan gizi harian dan memperhatikan ukuran porsi. Daripada sibuk menghitung kalori makanan dan akhirnya membuat kita pusing sendiri?

2. Kebiasaan ini menyebabkan kita cenderung mengonsumsi kalori kosong

7 Alasan Jangan Terlalu Perhitungan soal Kalori Makanancoca-colacompany.com

Ketika pikiran kita hanya fokus pada berapa jumlah kalori yang kita konsumsi setiap hari, maka kita akan luput dengan kualitas makanan yang kita makan. Jumlah kalori yang rendah tidak selalu berkorelasi dengan makanan yang sehat! Pada akhirnya, kamu akan mengonsumsi kalori kosong yang memiliki efek kesehatan merugikan.

"Misalnya, kalori diet soda setara dengan air. Namun, efek diet soda versus air terhadap sistem metabolisme jelas sangat berbeda," ungkap Colette Micko, seorang ahli diet dalam laman Zwivel.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemanis buatan dalam diet soda memiliki efek negatif pada kesehatan usus dan meningkatkan keinginan untuk makan lebih banyak. Daripada fokus pada jumlah kalori, lebih baik membiasakan diri membaca tabel nutrisi dalam makanan yang hendak kita konsumsi. That's way much better!

3. Menghitung kalori bisa menyebabkan gangguan makan?

7 Alasan Jangan Terlalu Perhitungan soal Kalori Makananravishly.com

Tanpa disadari, kebiasaan menghitung kalori pada makanan bisa menyebabkan gangguan makan dalam jangka panjang. Ini membuat kita terlalu fokus pada makanan dan memberikan efek psikologis yang negatif. Tentu saja, tidak sehat apabila kita harus selalu memikirkan mana yang boleh dimakan dan mana yang harus dihindari, kan?

"Penghitungan kalori dalam jangka panjang menambah risiko untuk mengembangkan perilaku makan maladaptif. Apalagi, bagi mereka yang rentan secara genetik dan bisa memicu kelainan makan yang parah," terang Adina Pearson, seorang ahli diet dalam laman Zwivel.

4. Ingat, tidak semua kalori diciptakan sama!

7 Alasan Jangan Terlalu Perhitungan soal Kalori Makananmuffintopcop.com

Ketika kamu disuguhi semangkuk salad dengan total 1.330 kalori dan hamburger dengan total 850 kalori, mana yang bakal kamu pilih? Jika kamu memilih burger dengan asumsi kalorinya lebih rendah, pilihanmu kurang tepat. Faktanya, kalori bukan hanya sekadar angka. Yang terpenting adalah gizi yang ada dalam makanan tersebut!

Ingat, tubuh kita tidak memproses semua jenis kalori dengan cara yang sama. Burger memang memiliki total kalori lebih rendah, namun bukan berarti komposisinya lebih menyehatkan. Sementara, salad memiliki kalori lebih tinggi karena dressing sauce-nya tinggi lemak, misalnya jika diberi dressing sauce mayones atau mustard.

Baca Juga: Patut Dicoba, 5 Hal Sederhana Ini Ternyata Ampuh Membakar Kalori 

5. Bukan kita yang bertugas untuk mengendalikan metabolisme, tetapi hormon!

7 Alasan Jangan Terlalu Perhitungan soal Kalori Makananmykaruna.com

Kalau kamu ingin menurunkan berat badan dan hanya fokus menghitung kalori, kamu telah disesatkan dan salah informasi sejak awal! Yang bertugas untuk mengendalikan metabolisme dan memecah lemak, karbohidrat atau protein adalah hormon. That's why, walau kita mati-matian menghitung kalori, berat badan tidak kunjung turun!

"Beberapa hormon memicu tubuh untuk membakar lemak, memberitahu tubuh untuk menyimpan lemak, sementara yang lain bertugas untuk membakar karbohidrat dan protein," ungkap Dr. Den Lopez, ahli nutrisi klinis.

Lebih lanjut, Dr. Lopez menjelaskan ada dua hormon utama yang diproduksi sebagai respons terhadap diet, yaitu insulin dan glukagon. Insulin memicu penyimpanan lemak, sementara glukagon berfungsi untuk mengatur kadar glukosa darah dalam tubuh. Ini bervariasi tergantung dari apa yang kita makan, bukan dari total kalori yang dikonsumsi.

6. Mengendalikan stres lebih penting dari menghitung kalori yang kita makan

7 Alasan Jangan Terlalu Perhitungan soal Kalori Makananverywellmind.com

Ada keterkaitan antara stres dan kemampuan tubuh untuk membakar kalori. Koneksi ini melibatkan hormon kortisol dan adrenalin. Keduanya adalah jenis hormon katabolik. Ketika kedua hormon ini berada di bawah tekanan, metabolisme secara otomatis membakar karbohidrat dan otot, bukannya lemak!

Jadi, aspek penting dari penurunan berat badan adalah mengendalikan stres, bukan dari total kalori yang dikonsumsi. Kita bisa membakar kalori sepanjang hari, namun kalau bukan lemak yang dibakar, maka kita akan terus berjuang dengan berat badan yang tak kunjung turun, kelelahan, mengidam, perubahan suasana hati dan lain sebagainya.

7. Tubuh manusia lebih kompleks dari yang kita pikirkan

7 Alasan Jangan Terlalu Perhitungan soal Kalori Makanansepalika.com

Menurunkan dan mempertahankan berat badan tidak sesederhana dilakukan dengan menghitung kalori. Faktanya, tubuh manusia lebih kompleks dari yang disadari oleh banyak orang. Tubuh kita bukan persamaan matematika sederhana yang dihasilkan dari kalori masuk dan kalori keluar saja.

"Makanan memang aspek penting dalam diet. Tapi, jangan lupa perhatikan faktor genetik, hormon, stres, kesehatan usus, pola tidur dan jenis aktivitas karena semuanya berperan dalam kesehatan dan metabolisme secara keseluruhan," jelas Dr. Lopez.

Para ahli sepakat bahwa menghitung kalori bukan praktik yang sehat. Lebih baik, jalani gaya hidup seimbang dan sehat serta bisa dijalani dalam jangka panjang. Bukan hanya memberikan hasil yang lebih baik, tetapi bisa membuat kita lebih bahagia!

Baca Juga: 5 Kesalahan Umum Inilah yang Membuat Kalorimu Tidak Cepat Terbakar

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya