Orang Basap dan Legenda Pengkhianatan di Kutai Kartanegara

Menjadi bahan cerita masyarakat di Kaltim

Balikpapan, IDN Times - Ada sebuah legenda yang berasal dari Pulau Kalimantan. Legenda ini sangat dikenal luas oleh warga Kalimantan. Legenda orang Basap adalah sebuah legenda dari rumpun Suku Dayak. Orang Basap diketahui adalah orang yang merupakan keturunan Cina yang kemudian kawin dengan Suku Dayak Punan.

Meskipun pada dasarnya orang Basak tidak berkulit kuning, namun matanya terlihat sipit mirip seperti orang Cina. Berikut legenda asal-usul orang Basap:

1. Berdirinya Kerajaan Kutai Kartanegara

Orang Basap dan Legenda Pengkhianatan di Kutai KartanegaraMuseum Mulawarman di Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (IDN Times/Wibisono)

Pada dahulu kala, di tepian batu dan Kutai lama berdirilah sebuah kerajaan besar. Kerajaan ini diberi nama Kutai Kartanegara yang didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti. Pemerintahannya ini berlangsung sejak 1300-1325 Masehi. Konon sang raja ini gemar sekali bermain sabung ayam. Ia mempunyai seekor ayam jantan yang diberi nama Perak Kemudi Besi.

Ayam ini selalu menang dalam setiap perlombaan. Ayam ini juga dikenal mampu mengalahkan ayam milik raja-raja dari Jawa, Brunei, dan lainnya.

2. Kabar kesaktian ayam Perak Kemudi Besi

Orang Basap dan Legenda Pengkhianatan di Kutai KartanegaraMuseum Mulawarman di Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (IDN Times/Wibisono)

Tak berlangsung lama kabar kesaktian ayam Perak Kemudi Besi mencuat. Bahkan negara Cina pun mendengar akan kabar ini. Dengan diiringi ratusan kapal, sang pangeran dari Cina langsung bersiap mengunjungi sang maharaja. Setibanya sampai di kerajaan, sang pangeran dari Cina menyiapkan 15 ekor ayam jago miliknya yang dikenal unggul.

Dalam perjalanannya, pangeran Cina itu sempat mengunjungi wilayah lain seperti Sumatra, Campa, Brunei, hingga Jawa.

Baca Juga: Lima Fakta Menarik tentang Tenggarong di Kutai Kartanegara

3. Kedatangan pangeran dari negeri Cina

Orang Basap dan Legenda Pengkhianatan di Kutai KartanegaraIlustrasi Raja Mulawarman. (Sumber: kelasips.co.id)

Beberapa hari kemudian, rombongan dari pangeran tersebut telah sampai di Kutai Kartanegara. Sang pangeran langsung menghadap Maharaja dan mengutarakan tentang maksud dari kedatangannya. Pangeran berucap bahwa ingin mengadu ayam jago miliknya untuk bertarung melawan ayam jago milik sang maharaja.

Maharaja pun menjawab “Pangeran datang jauh-jauh dari Cina untuk mengadu ayam?” pungkasnya.

Awalnya sang baginda nampak ragu karena pangeran dari Cina tersebut membawa 15 ekor ayam jagonya. Namun karena yakin bahwa ayam jago Ujung Perak Kemudi Besi bisa mengalahkannya, maka pertandingan pun tetap dilanjutkan.

"Baiklah pangeran aku akan menerima tantanganmu," ucap sang baginda.

Dan pertarungan ayam ini dimulai pada esok hari. 

4. Persiapan pertarungan ayam

Orang Basap dan Legenda Pengkhianatan di Kutai KartanegaraPrasasti Yupa peninggalan Kerajaan Kutai di Museum Mulawarman. (IDN Times/Wibisono)

Sang baginda raja memerintahkan prajurit untuk menyiapkan arena gelanggang sabung ayam. Esok harinya datanglah rakyat Kutai untuk menyaksikan sabung ayam tersebut. Maharaja pun terlihat sudah duduk di singgasana dengan didampingi permaisuri tercintanya.

Persiapan selesai dan gong dibunyikan, kedua belah pihak melepaskan ayam jagonya masing-masing. Setelah itu kedua ayam jago bertarung hingga titik darah penghabisan. Karena kesaktian ayam jago milik sang maharaja, serangan dari ayam jago milik pangeran Cina pun terus berhasil dihindari.

Pertarungan sengit terus berlangsung, namun nahas tetap  dimenangkan ayam jago milik maharaja. Pertarungan pertama selesai dan dilanjutkan besok dengan pertarungan kedua. Namun hingga pertarungan ayam ke 14, pemenangnya tetap ayam milik maharaja. 

5. Mempertaruhkan kapal dan seluruh isinya

Orang Basap dan Legenda Pengkhianatan di Kutai KartanegaraSeperangkat gamelan Jawa yang peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara di Museum Mulawarman. (IDN Times/Wibisono)

Hingga detik terakhir tinggal sisa 1 pertarungan, akan tetapi pangeran Cina kehabisan taruhan. Sang maharaja pun berbalik menantang sang pangeran Cina tersebut.

Tinggal 1 pertarungan lagi dan pangeran Cina pun menerima permintaan Maharaja Kutai Kartanegara tersebut. Sang raja awalnya ragu dengan taruhan besar tersebut. Namun ayam jago milik maharaja seolah memberi syarat untuk menerima taruhan tersebut.

Pertarungan pun berlangsung dan hingga mendekati sore ayam milik pangeran Cina kuwalahan dan mati. Kemenangan menjadi milik maharaja dan seluruh taruhan diserahkan. Namun ternyata sang pangeran berkhianat dan berusaha kabur.

Nahas baginya, angin puting beliung menghantam kapal mereka hingga terpaksa menurunkan jangkar kapal. Lokasinya sekarang disebut dengan Kampong Jangkar.

Legenda ini memberi pelajaran bahwa jangan menjadi orang yang arogan. Dengan adanya pelajaran ini diharap akan menjadi nilai untuk mempelajari sikap yang baik dan terpuji.

Baca Juga: Ibu Kota Baru, Ini 5 Hotel di Kutai Kartanegara yang Nyaman 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya