Perbedaan Cheongsam dan Changshan Berikut Makna dan Sejarahnya

ada apa dengan warna merah?

Imlek adalah tradisi perayaan tahun baru bagi warga Tionghoa dan keturunannya. Selain identik dengan kue keranjang dan barongsai, Imlek juga identik dengan baju tradisional bernama Cheongsam dan Changshan.

Dari masa ke masa, baju ini masih menjadi pilihan kostum perayaan Imlek. Sebenarnya, apa sih perbedaan Cheongsam dan Changshan, serta apa makna di balik penggunaan baju tradisional ini? Berikut IDN Times telah merangkumnya.

1. Sejarah baju Cheongsam dan Changsan

Perbedaan Cheongsam dan Changshan Berikut Makna dan SejarahnyaIlustrasi imlek (Pexels.com/RDNE Stock project)

Cheongsam yang dikenal juga sebagai Qipao, adalah baju khas Tionghoa yang jadi simbol kedudukan sosial kaum perempuan. Baju yang dibuat pada tahun 1920 ini, adalah pakaian yang sering dikenakan perempuan Tionghoa berkedudukan sosial tinggi.

Sedangkan Changshan yang berasal dari kata "Piyin Changshan", diartikan sebagai baju panjang. Dulunya, baju ini jadi salah satu pakaian resmi yang banyak digunakan oleh kaum laki-laki untuk menghadiri beberapa acara.

Bahkan, baju ini jadi salah satu pakaian yang dikenakan oleh kalangan kelas atas. Namun di abad ke-17 hingga abad ke-20, Changsan berubah menjadi pakaian wajib bagi setiap laki-laki.

Bagi yang tidak mengenakannya, mereka akan diberikan sanksi. Namun, seiring perkembangan zaman, peraturan tersebut mulai dihilangkan bersamaan dengan runtuhnya dinasti Qing pada saat itu.

2. Identik dikenakan saat perayaan Hari Raya Imlek

Perbedaan Cheongsam dan Changshan Berikut Makna dan SejarahnyaIlustrasi Imlek (Pexels.com/RDNE Stock project)

Cheongsam dan Changshan identik dikenakan saat Imlek. Keduanya memberikan ciri khas untuk keturunan Tionghoa. Selain modelnya yang unik, baju ini juga memiliki desain yang sangat kental dengan pakaian tradisional Tiongkok.

Meski modelnya sudah banyak dikembangkan, namun model khas dari baju ini, masih tetap dipertahankan. Tak heran setiap perayaan Imlek, Cheongsam dan Changshan selalu jadi pilihan untuk menyambut tahun baru atau bersilaturahmi bersama anggota keluarga.

3. Memiliki makna tersendiri

Perbedaan Cheongsam dan Changshan Berikut Makna dan SejarahnyaIlustrasi cheongsam (Pexels.com/Bormann Chen)

Bagi masyarakat awam ataupun keturunan Tionghoa yang lahir di era modern, Cheongsam dan Changshan dianggap sebagai salah satu baju adat tradisi yang sering dikenakan nenek moyang terdahulu.

Meskipun sudah tidak asing lagi, namun di balik penggunaan kedua baju tersebut, ternyata masih tersimpan makna filosofi yang hingga kini masih menjadi pertanyaan bagi sebagian orang.

dm-player

Baca Juga: 8 Dekorasi Tradisional Tahun Baru Imlek sebagai Simbol Kemakmuran

4. Makna di balik warna merah

Perbedaan Cheongsam dan Changshan Berikut Makna dan SejarahnyaIlustrasi cheongsam (Pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Warna merah digunakan bukan tanpa alasan. Filosofi warna merah memiliki arti yang luar biasa bagi bangsa Tionghoa. Merah diartikan sebagai warna alami yang datang menyerupai bentuk api.

Selain itu, warna merah juga menjadi simbol kemakmuran dan kebahagiaan dalam hidup. Penggunaan warna merah juga diyakini memberikan pengaruh positif untuk kehidupan yang lebih baik lagi.

Dahulu, warna merah juga memiliki mitologi bagi warga Tionghoa. Ada seekor hewan buas bernama Nian. Hewan itu memiliki kebiasaan memangsa apa pun yang ada di desa, baik itu hewan ternak, anak-anak kecil, hingga orang dewasa sekali pun.

Pada suatu hari, ada seorang penduduk asli Tionghoa yang mengetahui kalau Nian berlari ketakutan. Setelah diselidiki, hewan tersebut bertemu dengan seorang anak yang mengenakan pakaian warna merah.

Ternyata, Nian takut dengan warna merah sehingga penduduk sekitar menggunakannya sebagai alat untuk menakut-nakuti Nian agar tak memangsa apa yang ada di desa itu. Hingga saat ini, merah masih banyak digunakan karena filosofi dan mitologi tersebut.

5. Makna motif atau corak baju Cheongsam

Perbedaan Cheongsam dan Changshan Berikut Makna dan SejarahnyaIlustrasi motif cheongsam (Pexels.com/Tuấn Kiệt Jr.)

Meski model Cheongsam banyak mengalami perubahan, tetapi ada beberapa hal yang tetap dipertahankan yaitu model kerah, kancing, warna, dan ornamennya. Ada beberapa jenis bunga yang selalu dipakai pada motif Cheongsam.

Salah satu bunga yang dipakai adalah bunga peoni, yang merupakan bunga nasional bangsa Tiongkok. Ada juga teratai dan krisan. Motif lainnya yang berupa binatang adalah ikan, burung, dan naga.

Pada bunga, peoni melambangkan kekayaan dan kesejahteraan. Teratai melambangkan pengorbanan yang sakral dan krisan melambangkan umur panjang.

Sedangkan burung bermakna kecantikan, kemurnian, serta posisi kelas sosial si pemakainya. Ikan melambangkan kesejahteraan dan naga berarti kekuatan.

Nah, itulah perbedaan Cheongsam dan Changshan yang identik dengan perayaan hari Imlek. Sudah tidak penasaran lagi, kan?

Baca Juga: 10 Inspirasi Hampers Imlek, Gak Perlu Bingung Lagi Kasih Hadiah Apa

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Septi Riyani
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya