Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Naik Pesat, Ternyata Ini Penyebabnya

Kasus aktif COVID-19 naik dua kali lipat November-Desember

Jakarta, IDN Times - Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan, melonjaknya penularan virus COVID-19 berbanding lurus dengan bertambahnya daerah yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan. Hal itu juga selaras dengan penambahan jumlah testing dan momentum libur panjang.

“Kenaikan kasus aktif semakin lama semakin cepat. Ini yang perlu kita waspadai. Libur panjang selalu memicu kasus baru dalam jumlah besar, demikian juga dengan kepatuhan protokol kesehatan yang mengendor,” tutur Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan tertulis, Jumat (25/12/2020).

Baca Juga: Mau ke Puncak Bogor? Wajib Bawa Hasil Rapid Tes Antigen

1. Awalnya peningkatan kasus terlihat pada libur panjang Idulfitri di Mei 2020

Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Naik Pesat, Ternyata Ini PenyebabnyaPresiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama putranya Kaesang Pangarep (kiri) melaksanakan Shalat Id berjamaah di halaman depan Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/5). (ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Lukas/hma/aww.)

Berdasarkan analisa data, Wiku menjelaskan bahwa pada periode Maret-Juli 2020, kasus aktif meningkat dari 1.107 menjadi 37.342. Peningkatan tersebut memakan waktu 4 bulan.

Usut punya usut, peningkatan tersebut sesuai dengan peningkatan testing mingguan hingga persen.

"Pada periode ini, peningkatan dibarengi dengan event libur panjang Idulfitri pada tanggal 22-25 Mei 2020," ujarnya.

2. Kasus aktif kembali meningkat pada libur panjang Hari Kemerdekaan

Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Naik Pesat, Ternyata Ini PenyebabnyaPetugas memeriksa suhu tubuh calon penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (17/3/2020) (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Selanjutnya, Wiku mengatakan, pada Agustus - Oktober 2020, kasus aktif meningkat dari 39.354 menjadi 66.578 hanya dalam waktu 2 bulan. Testing mingguan pada periode ini meningkat 40 persen.

"Jumlah daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat dari 28,57 persen menjadi 37,12 persen. Pada periode ini, terjadi event libur panjang tanggal 17, 20 hingga 23 Agustus 2020," katanya. 

3. Tersingkat, kasus aktif meningkat dua kali lipat pada November-Desember 2020

Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Naik Pesat, Ternyata Ini PenyebabnyaIlustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Wiku menekankan, kenaikan tertinggi dalam waktu yang tersingkat kasus COVID-19 terjadi pada periode November-Desember 2020. Kasus aktif meningkat dua kali lipat dari periode sebelumnya, dari 54.804 menjadi 103.239 hanya dalam waktu 1 bulan. 

"Hal ini dibarengi dengan peningkatan testing dibanding dari sebelumnya, yakni 30 persen," kata Wiku.

Sedangkan daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat menjadi 48,01 persen. Pada periode tersebut, terdapat libur panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020.

4. Kepatuhan protokol kesehatan menjadi kunci

Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Naik Pesat, Ternyata Ini PenyebabnyaIlustrasi Ruang Tunggu (IDN Times/Sunariyah)

Wiku menambahkan, dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan kasus aktif, selalu diiringi oleh kenaikan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan. Hal itu juga selalu berawal dari momen libur panjang.

“Meskipun testing mingguan meningkat, namun hal tersebut tidak dibarengi dengan penurunan kasus aktif. Kondisi saat ini adalah masih tingginya laju penularan sehingga masih banyak kasus baru yang ditemukan dari setiap pemeriksaan,” tuturnya.

5. Wiku minta masyarakat belajar dari kenaikan kasus aktif COVID-19

Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia Naik Pesat, Ternyata Ini PenyebabnyaIlustrasi cuci tangan. IDN Times/Nurulia R. Fitri

Wiku meminta masyarakat belajar dari peristiwa tersebut. Ia mengimbau seluruh pihak untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Protokol kesehatan yang ketat harus diterapkan di mana saja, termasuk selama masa libur Natal dan tahun baru ini. 

"Mari kita menjadi kelompok masyarakat yang berperan dalam menyelamatkan diri sendiri dan orang terdekat yang kita cintai, dengan memilih untuk tidak bepergian dan menghindari kerumunan," kata Wiku.

Baca Juga: Pasien Positif COVID-19 di Semarang Hampir Tembus 20.000 Kasus 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya