Mahir Mengukir Hingga Merancang Rumah Tinggi, Ini 5 Suku Unik di Papua

Suku Muyu juga banyak menjadi PNS

Jakarta, IDN Times - Papua merupakan pulau di Indonesia yang memiliki keindahan dan menyimpan sumber daya alam yang melimpah. Selain keunggulan alamnya, Bumi Cendrawasih juga memiliki keberagaman suku yang terkenal dengan keunikan, serta ciri khas tersendiri.

Dikutip dari laman www.papua.go.id, kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang berbeda-beda. Suku-suku di Papua masih memegang teguh nilai dan norma adat. Mereka juga masih mempercayai adat istiadat yang diturunkan nenek moyang mereka hingga sekarang.

Berikut lima suku yang paling dikenal di Bumi Cendrawasih. Yuk kenali mereka guys.

Baca Juga: Jubir West Papua Surya Anta Ditahan di Ruang Isolasi? Ini Kata Polisi 

1. Suku Asmat

Mahir Mengukir Hingga Merancang Rumah Tinggi, Ini 5 Suku Unik di PapuaANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

Suku Asmat merupakan suku terbesar yang paling terkenal di antara suku-suku lain di Papua. Hal yang membuat suku ini lebih terkenal adalah hasil ukiran kayunya yang dianggap sangat unik.

Melalui seni ukir, suku Asmat percaya mereka dapat mengenang arwah nenek moyang mereka. Seni ukir juga dianggap sebuah ritual sakral dan sebagai cara komunikasi mereka kepada leluhur.

2. Suku Amungme

Mahir Mengukir Hingga Merancang Rumah Tinggi, Ini 5 Suku Unik di PapuaANTARA FOTO/Jeremias Rahadat

Suku Amungme adalah suku yang terkenal memiliki ikatan kuat dengan gunung. Bagi suku ini, gunung dan sekitarnya adalah sebuah tempat suci yang harus dijaga.

Gunung yang sangat mereka agung-agungkan adalah gunung yang dijadikan penambangan emas oleh PT Freeport. Mereka menyebut gunung ini dengan nama Nemang Kawi.

Nemang memiliki arti panah, sedangkan kawi artinya suci. Sehingga, Nawang Kawi bermakna panah suci. Panah suci merupakan sebuah simbol untuk perdamaian dan bebas dari perang. Wilayah tempat Suku Amungme tinggal disebut Amungsa.

3. Suku Dani

Mahir Mengukir Hingga Merancang Rumah Tinggi, Ini 5 Suku Unik di PapuaANTARA FOTO/Iwan Adisaputra

Suku Dani tinggal di daerah sekitar pegunungan, yang menempati seluruh wilayah Kabupaten Jayawijaya, Papua. Suku ini juga mendiami suatu wilayah di Lembah Baliem.

Lembah Beliem dikenal dengan petani terampil yang menggunakan perkakas seperti kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu, dan kayu galian yang terkenal kuat dan berat.

Dilihat dari cara berpakaian, laki-laki suku Dani masih banyak yang mengenakan koteka. Sedangkan, kaum perempuan mengenakan pakaian wah yang terbuat dari rumput atau serat kayu. Rumah yang mereka tinggali disebut Honai.

4. Suku Korowai

Mahir Mengukir Hingga Merancang Rumah Tinggi, Ini 5 Suku Unik di Papuaindonesia.go.id/George Steinmetz

Suku Korowai bertempat tinggal di area luas dataran rendah, selatan pegunungan Jayawijaya, Papua. Di daerah tersebut terdapat rawa, hutan bakau dan lahan basah.

Suku Korowai hidup dengan rumah yang dibangun di atas pohon, atau biasa disebut Rumah Tinggi. Rumah ini bisa mencapai ketinggian 50 meter dari permukaan tanah dengan luas umumnya 7 x 10 meter. Rumah Tinggi menjadi bukti kecerdasan suku ini.

Hingga 1970, masyarakat Suku Korowai tidak mengetahui keberadaan manusia lain selain kelompok suku mereka. Sehingga, masyarakat suku ini menganggap mereka adalah satu-satunya manusia yang hidup di bumi ini.

5. Suku Muyu

Mahir Mengukir Hingga Merancang Rumah Tinggi, Ini 5 Suku Unik di Papuapenghubung.papua.go.id/SP/Surya Lesmana

Suku Muyu merupakan suku asli Papua yang hidup di Kabupaten Boven Digoel. Nenek moyang suku ini tinggal di daerah sekitar Sungai Muyu, sebelah timur laut Merauke. Suku ini juga dikenal sebagai primitive capitalist di antara para antropolog.

Suku Muyu dikenal sebagai suku yang pintar dan telah menduduki posisi penting dalam struktur birokrasi di Kabupaten Boven Digoel. Hal tersebut bisa terjadi karena 1.800 pegawai negeri sipil (PNS) di daerah itu, 45 persen di antaranya berasal dari suku ini.

Suku Muyu juga dikenal dengan kebiasaan berhemat, pekerja keras, dan menghargai pendidikan. Masyarakat suku ini menyebut dirinya sendiri dengan nama Kati yang memiliki makna manusia sesungguhnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya