Hari Pancasila, Sejarah yang Hilang Selama Era Presiden Soeharto
Selamat Hari Pancasila!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Hari Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni adalah peringatan lahirnya Pancasila. Pada momen itu adalah kali pertama munculnya dasar negara Pancasila di dalam pidato Presiden ke-1 RI Sukarno.
Sukarno membahas Pancasila dalam pidatonya saat sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.
Namun, hari nasional yang menyimpan momen berharga itu ternyata sempat memudar semasa rezim Presiden ke-2 RI Soeharto. Lalu bagaimana perjalanan Hari Pancasila, hingga bisa sah menjadi momen yang diperingati saat ini? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Peringati Hari Pancasila, Jokowi: Pandemik Menguji Daya Juang Kita
1. Bermotif politis, Hari Pancasila sempat menjadi tabu saat rezim Soeharto
Seperti dikutip dari buku Membongkar Manupulasi Sejarah: Kontroversi Pelaku dan Peristiwa oleh Asvi Warman Adam, Hari Pancasila sempat menghilang selama tiga dekade. Hal itu dimulai sejak Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) melarang Hari Pancasila pada 1970 dan berlanjut sampai berakhirnya pemerintahan Soeharto.
Penghapusan Hari Pancasila oleh rezim Soeharto disebut-sebut untuk menghilangkan unsur kental Sukarno di dalam Pancasila. Dengan demikian, Hari Pancasila menjadi tabu pada masa-masa Orde Baru.
Pada Orde Baru, pemerintah lebih fokus dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober, yang mengingatkan gagalnya G30SPKI.
Baca Juga: Upacara Hari Lahir Pancasila Virtual, Jokowi dan Peserta Pakai Masker