TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Pancasila, Sejarah yang Hilang Selama Era Presiden Soeharto

Selamat Hari Pancasila!

ilustrasi Garuda Pancasila (IDN Times/Abraham Herdyanto)

Jakarta, IDN Times - Hari Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni adalah peringatan lahirnya Pancasila. Pada momen itu adalah kali pertama munculnya dasar negara Pancasila di dalam pidato Presiden ke-1 RI Sukarno.

Sukarno membahas Pancasila dalam pidatonya saat sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.

Namun, hari nasional yang menyimpan momen berharga itu ternyata sempat memudar semasa rezim Presiden ke-2 RI Soeharto. Lalu bagaimana perjalanan Hari Pancasila, hingga bisa sah menjadi momen yang diperingati saat ini? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Peringati Hari Pancasila, Jokowi: Pandemik Menguji Daya Juang Kita

1. Bermotif politis, Hari Pancasila sempat menjadi tabu saat rezim Soeharto

Repro. Buku "B.J. Habibie: 72 Hari Sebagai Wakil Presiden RI" (Sekretariat Negara, 1998)

Seperti dikutip dari buku Membongkar Manupulasi Sejarah: Kontroversi Pelaku dan Peristiwa oleh Asvi Warman Adam, Hari Pancasila sempat menghilang selama tiga dekade. Hal itu dimulai sejak Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) melarang Hari Pancasila pada 1970 dan berlanjut sampai berakhirnya pemerintahan Soeharto.

Penghapusan Hari Pancasila oleh rezim Soeharto disebut-sebut untuk menghilangkan unsur kental Sukarno di dalam Pancasila. Dengan demikian, Hari Pancasila menjadi tabu pada masa-masa Orde Baru.

Pada Orde Baru, pemerintah lebih fokus dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober, yang mengingatkan gagalnya G30SPKI.

2. Megawati meminta SBY sahkan 1 Juni sebagai Hari Pancasila, tapi tidak dituruti

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Sempat menghilang, Hari Pancasila pun kembali eksis pada era reformasi. Putri Sukarno sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Sukarnoputri adalah salah satu sosok yang menginginkan 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional. Pada 2015, Megawati meminta Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar penetapan itu dilakukan.

Namun, hingga masa akhir kepemimpinannya, SBY tidak melakukan penetapan tersebut. Kendati, dia sempat menjelaskan pentingnya apresiasi terhadap Sukarno sebagai pejuang, pemikir, dan pejuang Pancasila, di dalam pidato presidennya dalam peringatan Hari Lahir Pancasila pada 2011.

"Jika berbicara Pancasila, tidak mungkin tidak berbicara tentang Bung Karno. Kita mesti memberikan apresiasi kepada Bung Karno atas pemikiran besarnya dan perjuangannya yang luar biasa. Bung Karno adalah pejuang, pemikir, dan penggali Pancasila," ujar SBY seperti dilansir kantor berita Antara pada 2 Juni 2011.

Baca Juga: Upacara Hari Lahir Pancasila Virtual, Jokowi dan Peserta Pakai Masker

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya