Pertamina Pacu Percepatan Proyek Kilang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) menargetkan pembangunan megaproyek kilang ramah lingkungan untuk proyek Refinery Development Master Plant (RDMP) akan rampung pada 2023.
Megaproyek kilang terdiri dari empat proyek RDMP dan dua proyek Pembangunan Kilang Minyak Baru (Grass Root Refinery/GRR). Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang mengatakan
1. Pengerjaan proyek digenjot agar lebih cepat
Pertamina mempercepat penyelesaian proyek-proyek kilang tersebut agar segera mendapatkan manfaat. "Setiap proyek lebih cepat dari jadwal normal. Hal tersebut terlihat pada rincian pencapaian inisiatif dan rencana strategis," ujarnya.
2. Diharapkan meningkatkan produksi BBM dan petrokimia dalam negeri
Menurutnya, pengembangan dan pembangunan kilang itu dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM dan Petrokimia dalam negeri. Sejumlah proyek Pertamina itu diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar dari 600.000 barel per hari (bph) saat ini menjadi 1,7 juta bph.
"Peningkatan produksi bahan bakar tersebut selain mengurangi volume impor bahan bakar dan berdampak positif pada devisa negara, dan penerimaan pajak," ujarnya.
3. Kilang Balikpapan sebagai langkah pertama, berpotensi didanai Korea
"Step 1 Balikpapan. Nanti akan ada step 2. Sebenarnya ini hanya strategi pendanaan, kita anggap crude lokal masih tersedia," kata Ignatius di Jakarta, Rabu (24/4).
Sejatinya, Pertaminya telah mencari pendanaan dari beberapa negara. Sebelumnya terdapat 70 calon mitra untuk proyek kilang Balikpapan yang kemudian diseleksi menjadi sembilan.
Menurutnya, Korea berpotensi menjadi pendana kilang Balikpapan. "Karena kontraktor di kilang Balikpapan itu dari Korea, sepertinya pendanaan dari Korea dan bank-bank di sana yang siap mendanai," jelasnya.
4. Strategi dalam mendapatkan pendana kilang Balikpapan
Editor’s picks
Ada tiga jenis mitra yang dicari oleh Pertamina yakni refinery partner, trading partner, dan financial (equity) partner. "Berdasarkan studi kami, mitra yang sesuai untuk kilang Balikpapan yaitu trading partner, yang trading minyak karena punya uang banyak, supaya dapat share profit dan financial partner juga," katanya.
Dia menjelaskan, tahap awal yang dilakukan untuk mencari pendanaan adalah dengan merancang rekayasa teknis. Hal ini bertujuan untuk menentukan besaran investasi. Dia menambahkan, Pertamina harus menjaga rasio utang 3,5 kali modal untuk menjaga kepercayaan bank dan kreditor lain.
"Keputusan akhir, terkait partner kilang Balikpapan akan dilakukan dalam enam bulan ke depan. Oktober sudah dapat partner terpilih khususnya untuk equity partner," katanya.
Ini proyek-proyek kilang yang digarap Pertamina
Saat ini PT Pertamina (Persero) tengah menggarap empat proyek pengembangan kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) Refinery Unit (RU) yakni:
- RDMP RU V Balikpapan
- Proyek RDMP RU IV Cilacap
- Proyek RDMP RU VI Balongan
- Proyek RDMP RU II Dumai.
Proyek Pembangunan Kilang Minyak dan Petrokimia baru (Grass Root Refinery/GRR):
- GRR Tuban
- GRR Bontang.
Lalu ada proyek Langit Biru RU IV Cilacap (PLBC) dan proyek Pengembangan Green Refinery RU III Plaju.
Baca Juga: Pertamina Perkuat Sinergi dengan Holding Industri Pertambangan INALUM