Ini Alasan Pelaku Terorisme Lakukan Serangan di Bulan Suci Ramadan

"Ada kepercayan bulan suci ini bulan amaliyahnya mereka"

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan ada beberapa alasan mengapa pelaku terorisme melakukan aksinya di bulan Ramadan. Menurut Dedi, bulan Ramadan dijadikan sebagai bulan amaliyah para pelaku tindak terorisme.

"Ada kepercayan bulan suci ini merupakan bulan amaliyahnya mereka. Jika mereka melakukan aksi terorisme atau suicide bomber, yang mengakibatkan mereka meninggal dunia, itu mereka akan meninggal dalam keadaan sahid," kata Dedi dalam Konferensi Pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/6).

1. Polisi selalu menjadi target utama pelaku terorisme

Ini Alasan Pelaku Terorisme Lakukan Serangan di Bulan Suci RamadanIDN Times/Axel Jo Harianja

Menurut Dedi, aparat kepolisian selalu dijadikan target utama pelaku terorisme. Hal ini dikarenakan, dalam kurun waktu 19 tahun, polisi melakukan penegakan hukum terhadap kelompok-kelompok dan jaringan terorisme yang ada di Indonesia. Baik pada masa yang berafiliasi dengan Osama Bin Laden dan di tahun 2014-2015 yang sudah berafiliasi ke Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). 

"Densus 88 sudah melakukan maping baik itu di Jawa, Sumatera, Kalimantan maupun Sulawesi Selatan. Semuanya sedang bergerak, Densus tidak berhenti hanya pada penangkapan kelompok JAD yang lalu, tapi terus melakukan upaya-upaya pencegahan secara optimal agar kelompok ini tidak melakukan aksinya," jelas Dedi.

Baca Juga: Polri: Pelaku Bom Pos Pengamanan Kartasura Masih Amatir

2. Detik-detik sebelum Pos Pengamanan Kartasura dibom

Ini Alasan Pelaku Terorisme Lakukan Serangan di Bulan Suci RamadanIDN Times/Nugroho Adi Purwoko

Dedi sebelumnya membeberkan detik-detik sebelum RA (22) melakukan pengeboman di Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa dinihari. Dedi mengatakan, saat kejadian, ada seorang saksi yang bernama Rangga yang melihat pelaku.

"Pada saat kejadian, saksi (Rangga) membantu aparat kepolisian memasang lampu. Yang bersangkutan melihat pelaku sedang berjalan ke arah pos pukul 22.35 WIB dengan mengenakan kaos hitam dan celana jeans serta yang bersangkutan memakai headset," beber Dedi.

3. Pukul 22.45 WIB terjadi ledakan

Ini Alasan Pelaku Terorisme Lakukan Serangan di Bulan Suci RamadanANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Dedi menjelaskan, berdasarkan perkiraan dari saksi, Rofik duduk di trotoar di depan Pospam selama kurang lebih 5-10 menit.

"Tiba-tiba pukul 22.45 WIB terjadi ledakan yang cukup kencang. Mengakibatkan pelaku mengalami luka. Terluka di depan Pos. Kemudian saksi bersama sejumlah personel Polri berjumlah 8 orang segera keluar dari pos untuk menghindari ledakan susulan," jelas Dedi.

4. Pukul 23.30 WIB Tim Inafis Polda Jateng melakukan pengecekan CCTV

Ini Alasan Pelaku Terorisme Lakukan Serangan di Bulan Suci RamadanANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

Sekitar pukul 23.30 WIB, Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polda Jateng kemudian melakukan pengecekan CCTV milik dari Dinas Perhubungan kabupaten setempat.

Dalam CCTV tersebut, lanjut Dedi, pelaku terlihat berjalan dari arah pos 10 atau pos Tugu sambil meninggalkan sepeda motor berwarna silver dengan nomor polisi AD 4051 WK.

Setelah selesai melakukan pengamanan di lokasi kejadian, Tim dari Polres Sukoharjo bersama pasukan dari Brimob melakukan evakuasi terhadap pelaku.

"Ketika TKP dinyatakan sudah aman, maka pelaku dilakukan evakuasi ke RS di Muardi Solo untuk dilakukan perawatan secara intensif," kata Dedi.

5. Pukul 01.25 WIB Densus 88 menggeledah rumah pelaku

Ini Alasan Pelaku Terorisme Lakukan Serangan di Bulan Suci RamadanIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Dedi menuturkan, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri kemudian langsung melakukan proses investigasi untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaku serta peristiwa bom bunuh diri di depan Pospam tersebut.

"Demikian juga Labfor langsung melakukan olah TKP di lokasi. Menemukan beberapa serpihan dan beberapa partikel terkait masalah bom," tutur Dedi.

Pada pukul 01.25 WIB, Tim Densus 88 bersama Anti- Teror Polda Jateng melakukan penggeledahan serta penyitaan barang bukti di rumah pelaku.

"Dari hasil penyitaan tersebut dan identifikasi yang dilakukan oleh Inafis, diketemukan bahwa pelaku berhasil diidentifikasi atas nama RA. Diambil dari sidik jari yang bersangkutan dan ijazah yang bersangkutan pernah mengikuti pendidikan," jelas Dedi.

Dari hasil penyitaan di rumah pelaku, pihaknya kata Dedi berhasil menemukan beberapa barang bukti yang digunakan untuk membuat bom berdaya ledak rendah.

"Hasil temuan yang ada di kediaman pelaku, kemudian hasil analisa labfor yang menemukan beberapa serpihan di TKP, hasil simpulan sementara bahwa itu bom jenis low explosive," katanya.

"Kemudian juga, di cek ulang kembali dari labfor, sisa- sisa serbuk yang melekat di tubuh pelaku baik di dekat sekitar perut maupun sekitar luka yang ada di tangan sebelah kanan. Semua identik. Maka ditarik satu kesimpulan ini (bom) low explosive," sambung Dedi.

Baca Juga: Bom Sukoharjo, Polda Jatim Larang Personelnya Gentar

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya