3 Nelayan Asal Penajam Kaltim Dilaporkan Hilang di Selat Makassar

Basarnas masih melakukan pencarian di selat Makassar

Penajam, IDN Times – Tiga orang asal Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang menumpangi kapal nelayan dikabarkan hilang di perairan selat Makassar, Senin, 6 Juli 2020.

Korban masing-masing bernama Hermansyah (28) berdomisili di RT 03 Kelurahan Nenang, Supiyan (40) berdomisili di RT 06 Kelurahan Nenang, dan Imam Hanapi (25) berdomisili di RT 03 Kelurahan Nenang,

“Tiga warga yang berdomisili di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam itu dilaporkan hilang oleh keluarganya bernama Faesal Ardi dan Kabirizal, pada Selasa (7/7) kemarin sekitar pukul 15.20 WITA," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Nurlaila kepada IDN Times, Rabu (8/7/2020) di Penajam.

"Diduga hilang saat melakukan perjalanan pulang dari pulau Popongan, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar),” kata Nurlaila. 

1. Tiga korban berlayar menuju Kota Balikpapan menggunakan KM Borneo

3 Nelayan Asal Penajam Kaltim Dilaporkan Hilang di Selat MakassarJenis kapal digunakan oleh tiga korban warga PPU yang dikabarkan hilang (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Ketiga korban hilang di tengah pelayaran menuju Kota Balikpapan dari wilayah Sulawesi Barat menggunakan KM Borneo. Kapten kapal tersebut ialah Supiyan, sementara Imam Hanapi berperan sebagai anak buah kapal (ABK), serta Hermansyah, seorang pedagang ikan.

“Berdasarkan keterangan keluarga korban, ketiga warga tersebut datang ke pulau tersebut (Pulau Popongan, Sulbar) dalam rangka membeli ikan yang akan dijual kembali di Balikpapan. Mereka berangkat dari PPU menuju Pulau Popongan Sulbar pada Jumat pagi 26 Juni lalu,” terang Nurlaila.

Nurlaila menjelaskan, dari keterangan kelurga korban, KM Borneo sedianya kembali ke Balikpapan pada Jumat, 26 Juni 2020. Namun, dua kali kerusakan mesin kapal tak bisa dihindari. Akhirnya, para korban baru bisa melanjutkan perjalanan pulang pada Senin, 6 Juli 2020.

2. Awalnya keluarga korban masih bisa berkomunikasi dengan korban namun akhirnya hilang kontak

3 Nelayan Asal Penajam Kaltim Dilaporkan Hilang di Selat MakassarKeluarga korban berjumlah sembilan orang menggunakan kapal motor berangkat mencari korban (IDN Times/Ervan Masbanjar)

“Awalnya keluarga korban masih bisa berkomunikasi dengan korban Hermansyah dan mengatakan baru bisa pulang ke Penajam pada Senin pagi itu, namun akhirnya hilang kontak. Estimasi waktu tempuh berangkat dari pulau Popongan ke Balikpapan kurang lebih tujuh hingga 12 Jam,” Nurlaila menjelaskan.

KM Borneo yang ditumpangi tiga korban, jelas Nurlaila, sempat berpapasan dengan satu kapal ikan lain ketika berangkat menuju Balikpapan dari Pulau Popongan. Kapal tersebut tiba di Balikpapan pada Selasa, 7 Juli 2020, sekitar pukul 02.00 WITA. Dari ABK kapal tersebut diketahui, KM Borneo terakhir terlihat di sekitar boring atau selat Makassar, Senin lalu sekitar pukul 16.00 WITA.

Setelah kabar hilangnya KM Borneo diterima BPBD setempat, kata Nurlaila, pihaknya langsung memulai pencarian di sekitar perairan selat Makassar.

Baca Juga: Positif COVID-19 Tinggal 1 Orang, PPU Tak Mau Terburu-buru New Normal

3. Basarnas Kaltim kerahkan 24 personel menuju selat Makassar

3 Nelayan Asal Penajam Kaltim Dilaporkan Hilang di Selat MakassarPersonel KPP Kelas A Balikpapan Basarnas Kaltim mengerahkan KN SAR Wisanggeni mencari tiga korban (Dok. Basarnas Kaltim)

Terpisah, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kelas A Basarnas Balikpapan, Octavianto mengatakan, setelah memperoleh informasi dari BPBD PPU dan keluarga korban, pihaknya langsung melakukan upaya pencarian dengan mendatangi lokasi terakhir KM Borneo terlihat.

Basarnas Balikpapan dengan menggunakan KM SAR Wisanggeni dengan jumlah personel 24 orang telah bertolak dari Pelabuhan Somber Balikpapan menuju lokasi pencarian yang berada di Selat Makassar. Pencarian yang dilakukan tim SAR sejak kemarin, belum berhasil menemukan kapal dan ketiga korban.

“Adapun unsur yang terlibat dalam percarian selain dari KPP Kelas A Balikpapan, Basarnas Kaltim, dan BPBD PPU, juga melibatkan Satuan Polisi Air, Lanal Balikpapan, Stasiun Radio Pantai  (SROP), Relawan serta keluarga korban,” pungkasnya.

Baca Juga: Ini Syarat Rapid Test Gratis bagi Pelajar dan Mahasiswa di PPU Kaltim

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya