Penerapan TIK Pendidikan di Kutim Sejalan Program Pusat 

Pendayagunaan TIK juga membutuhkan partisipasi pemerintah daerah

Kutai Timur, IDN Times - Bupati Kutai Timur Ismunandar didampingi istri yang juga Ketua DPRD Kutim Encek UR Firgasih dan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kutim Roma Malau usai menerima langsung Anugerah Kihajar 2019 yang secara simbolis diserahkan oleh Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi.(Foto: Irfan Humas)

Jakarta, IDN Times - Kepala Pustekkom Kemendikbud Gogot Suharwoto menyampaikan bahwa aspek yang dinilai pada penghargaan Anugerah Kihajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) meliputi beberapa aspek, antara lain kebijakan, tata kelola, implementasi terkait teknologi informasi dan komunikasi (TIK), manajemen, dan komitmen untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM).

“Dampak pada guru, siswa, dan prestasi sekolah, serta inovasi-inovasi yang dilakukan di daerahnya,” kata Gogot.

Gogot menjelaskan, sejalan dengan upaya peningkatan mutu, akses pendidikan dan kebudayaan melalui pendayagunaan TIK, Anugerah Kihajar melibatkan kepala pemerintah daerah, guru, dan siswa. Tahun ini, penyelenggaraan berfokus pada tujuan Kemendikbud untuk membangun generasi unggul dan berkarakter, terutama di era digital.

Gogot menegaskan, pendayagunaan TIK di seluruh wilayah Indonesia bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga membutuhkan partisipasi pemerintah daerah dan dilakukan di semua sektor. Sektor pendidikan dan kebudayaan merupakan sektor yang penting dalam dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

“Partisipasi pemerintah daerah dalam pendayagunaan TIK di sektor pendidikan dan kebudayaan dilakukan dalam kerangka kebijakan, anggaran, program, implementasi, dan dampak. Selain untuk memberikan apresiasi atas upaya tersebut, penganugerahan kepada kepala daerah ini untuk memetakan tingkat pendayagunaan TIK bagi pendidikan dan kebudayaan di daerah,” ujarnya.

Senada, Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi mengatakan bahwa hasil dari anugerah tersebut bisa memotivasi bagi daerah lain.

“Teknologi informasi tidak bisa ditawar lagi, hukumnya wajib dalam lagi pendidikan. Tidak mungkin siswa dan guru tidak peka dengan teknologi di zaman milenial ini. Karena sudah sangat maju dan berkembang. Kita rugi jika tidak mempersiapkan teknologi informasi. Gunakan teknologi informasi dengan bijaksana untuk belajar serius bukan bermain game terutama untuk anak-anak generasi penerus,” tutupnya. 

Sebelum menerima penghargaan, tim penilai dari Jakarta sudah melakukan peninjauan lapangan ke Kutim. Hingga akhirnya Kutim lolos seleksi dan menerima Anugerah Kihajar 2019 kategori kepala daerah bersama belasan pimpinan daerah lainnya se-Indonesia.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya