8 Gejala Penyakit Disleksia yang Perlu Disadari Sejak Dini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dewasa ini sering kita melihat anak mengalami gangguan saat belajar. Sebenarnya, gangguan ini tidak hanya terjadi pada anak dengan kemampuan rendah tetapi juga bisa terjadi pada anak berkemampuan tinggi.
Efek samping yang dirasakan dari hal ini bukan hanya terletak pada tumbuh kembangnya tetapi juga berdampak pada proses interaksi dengan teman-teman seumurannya dan juga keluarga. Gangguan seperti ini bisa disebut sebagai disleksia.
Disleksia adalah ketidakmampuan belajar terutama mengenai dasar berbahasa tertentu yang memengaruhi kemampuan dalam mempelajari kata-kata. Perlu sekali kita mengetahui gejala-gejalanya secara cepat, terutama bagi orangtua agar bisa memberikan penanganan yang benar. Nah, makanya yuk simak penjelasan terkait tanda-tanda seorang anak mengalami disleksia berikut!
1. Mengalami kesulitan dalam membaca
Pada umumnya, anak yang mengalami disleksia memiliki kecerdasan normal seperti anak lainnya. Namun, ada hal yang membedakan di antara mereka.
Anak disleksia terlihat sangat berusaha keras dalam belajar membaca. Contohnya, saat mempelajari huruf, sulit untuk mengucapkan dan menerka huruf serta angka atau terbalik memosisikan huruf yang sedang dieja.
2. Mengalami keterlambatan dalam berbicara
Anak disleksia memiliki gangguan saat belajar membaca. Hal ini akan memengaruhi dirinya dalam proses belajar berbicara. Mereka akan sering salah dalam mengucapkan kata-kata dan mengalami kesulitan untuk membedakan bunyi kata yang berbeda, meski mereka telah mengenali huruf-huruf.
3. Mengalami keterlambatan tumbuh kembang saat bayi
Selain mengalami kesulitan dalam hal membaca dan berbicara, anak disleksia juga mengalami kesulitan dalam hal motorik. Anak yang mengidap penyakit jenis ini akan memakan waktu yang cukup lama saat belajar merangkak, berjalan atau mengendarai sepeda dibandingkan anak normal.
4. Gangguan koordinasi pada tubuhnya
Jika diperhatikan lebih dalam anak disleksia memiliki pergerakan yang lamban jika dibandingkan dengan anak yang sebaya dengannya. Contohnya saat sedang bermain bola. Anak disleksia akan mengalami kesulitan menangkap dan menerima sebab terjadi permasalahan koordinasi antara mata dan gerakan tangannya yang tidak sinkron.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Fakta Unik Kelainan Bipolar Ini Jarang Diketahui, Kenali Lebih Dekat
5. Konsentrasi dan kondisi kesehatan yang menurun
Biasanya anak-anak yang memiliki gangguan belajar ini akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dengan hal-hal yang sedang dipelajari, sehingga mengalami kesulitan dalam memahaminya. Selain itu, anak disleksia juga mengalami sistem imun yang lemah, yang menjadikan mereka mudah terserang penyakit seperti demam, alergi, eksim dan asma.
6. Lamban saat menulis dan tulisan tidak rapi
Anak yang mengalami gangguan dalam proses belajar seperti disleksia akan mengalami kesukaran dan kesalahan saat didikte sebuah kata. Kesalahan yang dibuatnya mencakup ketidakmampuan dalam membuat tulisan yang indah. Biasanya gangguan ini akan berlanjut hingga anak dewasa.
7. Sering keliru dengan huruf yang hampir serupa
Seperti yang telah dijelaskan di atas. Anak disleksia mengalami masalah dalam pergerakan mata dan kesulitan berkonsentrasi ketika belajar. Oleh karena itu, ketika melihat huruf “p” mereka akan menganggap itu adalah huruf “d” dan huruf “b” akan dianggap “d.”
8. Kesulitan dalam memahami arti kata
Saat seorang anak disleksia dihadapkan dengan kosakata yang baru, mereka akan bingung untuk memahami kata- kata tersebut. Bahkan, seringnya mereka tertukar satu kata dengan kata yang lain.
Sebagai contoh, kata yang seharusnya dibaca dan ditulis “buku” tetapi mereka menulis atau mengucapkannya menjadi “duku.” Selain itu juga mereka sering kebingungan untuk memahami kata-kata preposisi seperti atas dengan bawah, depan dengan belakang, dll.
Seperti autisme, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan disleksia. Penyakit ini hanya bisa diatasi dengan terapi rutin bersama psikolog. Jika hal ini tidak dilakukan akan mengganggu kondisi psikologis anak, seperti merasa malu, minder dan depresi.
Baca Juga: Ternyata 5 Karakter Legendaris Halloween Ini Punya Kelainan Medis