Twitter akan Hapus Semua Cuitan yang Doakan Trump Wafat karena Corona

Ada sebagian orang doakan Trump meninggal akibat COVID-19

Jakarta, IDN Times - Platform media sosial Twitter pada Sabtu, 3 Oktober 2020 mewanti-wanti akan menghapus semua cuitan penggunanya yang berharap Presiden Donald J. Trump meninggal akibat COVID-19. Menurut Twitter, cuitan semacam itu masuk kategori perilaku kekerasan dalam kebijakan mereka. Kebijakan itu, kata Twitter, sudah berlaku sejak April 2020 lalu. 

Melalui akun @TwitterComms, manajemen Twitter menjelaskan kebijakan ini tidak sama dengan membekukan akun seseorang. 

"Cuitan yang berisi harapan atau doa bagi kematian seseorang atau mengharap seseorang mengalami cedera yang serius atau penyakit fatal tidak dibiarkan dan akan dihapus," demikian cuit manajemen Twitter. 

Manajemen Twitter menanggapi cuitan jurnalis Vice Amerika Serikat soal kebijakan mereka. Twitter mengambil kebijakan itu lantaran sejak Trump mengumumkan dirinya dan ibu negara tertular COVID-19 pada Jumat, 2 Oktober 2020 lalu, banyak yang mendoakan agar ia tidak pulih dari penyakit mematikan itu.

Bahkan tak sedikit yang berkomentar Trump akhirnya tertular virus Sars-CoV-2 lantaran meremehkan penyakit itu sejak awal. Ia kerap absen menggunakan masker meski sudah diingatkan oleh tim satgas penanganan COVID-19 di Gedung Putih. 

Ada pula pengguna Twitter yang menilai Trump tertular COVID-19 karena karmanya sendiri. Saat mengikuti debat perdana capres pada Rabu, 30 September 2020 lalu, mogul properti itu kerap meledek rivalnya capres Joe Biden lantaran memakai masker. 

Bagaimana kebijakan yang berlaku di platform media sosial Facebook? Bagaimana pula kondisi Trump usai dirawat di RS militer Walter Reed di Bethesda?

1. Facebook tidak akan menghapus unggahan yang mendoakan Trump wafat selama tak menulis namanya

Twitter akan Hapus Semua Cuitan yang Doakan Trump Wafat karena CoronaIlustrasi Facebook (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, platform Facebook memiliki kebijakan yang berbeda. Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu menyebut mereka membedakan antara publik figur dan individu. "Sebab, kami ingin membiarkan adanya diskusi yang sering kali mencakup komentar kritis dari orang-orang yang ditampilkan di dalam berita atau memiliki audiens pembaca dalam jumlah besar," demikian keterangan Facebook. 

Manajemen Facebook baru akan menghapus komentar atau unggahan pengguna bila secara spesifik menyebut nama publik figur tertentu. Artinya, pengguna bisa saja tetap menulis harapan mereka bahwa Trump akan meninggal akibat COVID-19 selama tidak menulis nama mogul properti tersebut. Atau secara sengaja menyerukan agar Trump terpapar penyakit dan epidemik tertentu. 

Sedangkan, di platform Twitter, meski tidak menyebut nama, bila sistem mereka mendeteksi doa atau harapan itu ditujukan bagi Trump supaya meninggal, maka akan dihapus. Twitter tidak membedakan apakah yang ditarget perilaku negatif seorang individu biasa atau publik figur. 

Baca Juga: Donald Trump Disebut Sempat Kesulitan Bernapas, Diberi Bantuan Oksigen

2. Momen 48 jam usai Trump dirawat di RS militer Walter Reed adalah momen kritis

Twitter akan Hapus Semua Cuitan yang Doakan Trump Wafat karena CoronaPresiden Donald J. Trump (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner)

Sementara, Trump sudah dibawa ke RS militer Walter Reed untuk perawatan pada Sabtu, 3 Oktober 2020. Tim dokter kepresidenan menyebut hal itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan bila sesuatu yang buruk terjadi.

Namun, menurut laporan kantor berita Associated Press (AP), Trump disebut sempat mengalami kesulitan bernapas. Oleh sebab itu, ia sempat diberikan bantuan oksigen ketika masih berada di Gedung Putih. 

Kepala Staf Kepresidenan AS, Mark Meadows juga memperingatkan bahwa kondisi 48 jam usai Trump dibawa ke rumah sakit menjadi momen yang kritis. Komentar Meadows justru bertolak belakang dengan pernyataan tim dokter kepresidenan yang tidak bersedia mengungkap Trump sempat diberi bantuan oksigen ketika berada di Gedung Putih. 

"Kita belum ada di jalan menuju penyembuhan," ungkap Meadows dan dikutip laman Times of Israel pada Sabtu kemarin. 

Sedangkan, ketua tim dokter kepresidenan, Dr. Sean Conley enggan menjelaskan lebih jauh apakah Trump pernah diberi bantuan oksigen akibat kesulitan bernafas. Padahal, media bolak-balik menanyakan hal itu.

Pria yang juga merupakan komandan di Angkatan Laut juga enggan menjelaskan secara spesifik kapan sesungguhnya Trump tertular COVID-19. Sebab, muncul dugaan Trump sudah menunjukkan gejala COVID-19 namun masih dibiarkan beraktivitas dan tidak menjalani proses isolasi mandiri. 

3. Trump terpaksa harus membatalkan semua agenda kampanye yang tersisa jelang pemilu

Twitter akan Hapus Semua Cuitan yang Doakan Trump Wafat karena CoronaPresiden Amerika Serikat Donald Trump tiba untuk reli kampanye di Moon Township, Pennsylvania, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner

Sementara, akibat terpapar COVID-19, Trump diprediksi tidak lagi bisa melanjutkan kampanye yang tersisa jelang 30 hari pemilu presiden. Alhasil, semua agenda kampanyenya dibatalkan. 

Dikutip dari laman Financial Times, padahal Trump tengah berusaha untuk melampaui poin survei dari seterunya, Joe Biden. Berdasarkan survei nasional yang dilakukan Real Clears Politic, Biden kini unggul tujuh poin dibandingkan Trump. Padahal, sebelum dinyatakan tertular COVID-19, Trump dan Melania berharap mereka bisa memperkuat dan menambah dukungan di negara yang selama ini menjadi basis Partai Republik. 

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terjun Bebas Akibat Donald Trump Positif COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya