Kurang Eksis, Wayang Banjar Kesulitan Mencari Dalang Muda

Banyak millenial yang tak pernah menonton pertunjukan wayang

Banjarmasin, IDN Times - Pertunjukan wayang sekarang ini sudah jarang ditemukan di lingkungan masyarakat. Padahal, warisan budaya indonesia ini dulunya menjadi salah satu hiburan masyarakat yang ditunggu-tunggu. Di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan sudah cukup lama tidak ada menggelar pertunjukan wayang.

Memang banyak faktor mengapa wayang ini kurang diminati oleh generasi milenial bila dibanding dengan kesenian peninggalan bahari lainnya seperti tari-tarian dan yang lainnya. Penelusuran IDN Times, diambil dari sampel usia di bawah 32 tahun, ternyata tidak pernah menyaksikan pertunjukan wayang secara langsung.

1. Millenial tak pernah menonton wayang secara langsung

Kurang Eksis, Wayang Banjar Kesulitan Mencari Dalang MudaIDNTimes/Holy Kartika

Arum, warga Kota Banjarmasin ini salah satunya, ia mengaku tidak pernah melihat pertunjukan wayang. Wayang diketahuinya hanya sepintas dari tayangan televisi, itu juga tidak mengerti cerita apa yang ditampilkan.

Kemudian Hendri dan Iksan pemuda berusia 27 tahun ini juga mengaku sama sekali tidak pernah menyaksikan kesenian khas tersebut dan bahkan tidak pernah dikenalkan saat di sekolah. Namun rata-rata usia 35 ke atas sudah pernah menyaksikan pertunjukan wayang secara langsung.

Baca Juga: Beli Tiket Bus Damri Rute Balikpapan-IKN Bakal Pakai Sistem Online

2. Komentar pedalangan wayang

Kurang Eksis, Wayang Banjar Kesulitan Mencari Dalang MudaDalang Wayang Banjar, Wijaya Kasuma (istimewa)

Lantas bagaimana menurut komentar para pedalangan wayang di daerah terkait pelestarian wayang. Menurut Wijaya Kasuma, Pedalangan Wayang Banjar ini tak menampik bahwa pertunjukan wayang sudah hampir sulit ditemui.

Beberapa tahun ini juga ia sudah tidak pernah lagi melakukan pertunjukan. Yang memprihatinkan lagi, ia belum mendapatkan penerus pedalangan wayang ini sebagai pewaris kebudayaan agar bisa dilestarikan.

"Saya belum mendapatkan penerus dalang wayang ini dan secara intens saya memang belum pernah mengajarkan," katanya, Jumat (4/11/2022).

Dalang Muda berusia 43 tahun ini, sadar bahwa wayang kurang diminati oleh generasi sekarang. Pasalnya, pelaksanaannya yang memakan waktu dan hanya cerita wayang juga hanya berpedoman pada kitab Mahabrata dan Ramayana.

3. Ingin pementasan wayang

Kurang Eksis, Wayang Banjar Kesulitan Mencari Dalang Mudawayangku.id

Sebenarnya ia berkeninginan, wayang dipentaskan dengan pertunjukan sederhana dan singkat. Sehingga bisa diminati semua kalangan usia dan durasi waktunya lebih pendek. Ia menyebutnya sebagai wayang kreasi. Namun sesekali bisa saja dilaksanakan wayang dengan versi aslinya.

"Bisa saja kita buat wayang kreasi sebagai daya tarik masyarakat khususnya para milenial, mungkin pelaksanaannya dua jam sudah selesai," bebernya.

Ia juga berkeinginan mendapat dorongan oleh pemerintah daerah. Misalnya dimasukkan program sebagai pagelaran seni yang dipentaskan setiap sebulan sekali.

4. Perbedaan wayang banjar dan wayang jawa

Kurang Eksis, Wayang Banjar Kesulitan Mencari Dalang MudaSekdako Banjarmasin, Ikhsan Budiman (istimewa)

Ditanya apa bedanya wayang banjar dengan jawa? Wayang Banjar katanya tidak jauh dari wayang Jawa. Bedanya hanya segi bahasa, dan hal itu wajar karena menyesuaikan bahasa daerah sendiri. Mengapa tidak jauh berbeda, karena berpedoman pada kitab mahabrata dan Ramayana.

Sementara itu, Sekdako Banjarmasin, Ikhsan Budiman, juga mengakui wayang sudah jarang dipentaskan. Menurutnya, untuk melestariakan budaya itu hal yang diperhatikan adalah pemahaman. Bagaiman bisa melestarikan apabila belum paham dan mengerti.

Wayang memang tak banyak peminatnya, hal itu karena soal durasi dan kepakeman wayang itu sendiri. Belum lagi soal biaya yang harus disiapkan. Menurutnya, wayang kreasi adalah alternatif agar pertunjukan bisa dinikmati oleh semua kalangan.

5. Bentuk dukungan pemerintah

Kurang Eksis, Wayang Banjar Kesulitan Mencari Dalang MudaSiswa jurusan seni pedalangan SMK Negeri 8 Solo mementaskan wayang secara estafet untuk memperingati Hari Wayang Dunia di sekolah setempat, di Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Ikhsan menyatakan, sebagai pemerintah hanya bisa memfasilitasi untuk mendukung pegelaran kesenian apa saja termasuk wayang. Pemerintah siap membantu pelaksanaan pegelaran wayang yang biasanya dilaksanakan oleh pelaku seni tersebut.

Misalnya dimasukkan dalam program di Dinas Pariwisata Budaya dan Olahraga. Kemudian tak hanya pegelaran, pengenalan ke sekolah tentang wayang juga bagus dijalankan. Bisa melalui workshop atau seminar dan bisa juga dimasukkan dalam mata pelajaran muatan lokal.

"Kami pemerintah siap memfasilitasi, karena wayang ini harus dilestarikan dan harus ada inovasi lain agar wayang bisa dikenalkan kepada generasi milenial," ujarnya di ruangan kerjanya, Jumat (4/11/2022).

Ikhsan juga menyatakan, sebenarnya banyak kesenian budaya daerah lagi selain wayang yang harus dilestarikan. Yakni  kesenian 'Mamanda' kesenian teater yang menurutnya simpel dan bisa dikembangkan menyesuaikan zaman.

"Kesenian Mamanda atau teater asli banjar juga perlu dilestarikan," tutupnya.

Baca Juga: Dewan Soroti Ketentuan Pembelian BBM Malam Hari di Samarinda

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya