Dua Desa di Sepaku PPU Aktifkan Satgas RT dan PPKM Level 4
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penajam, IDN Times - Dua desa di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) aktifkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 dan pembentukan Satgas COVID-19.
“Saat ini kami di Desa Telemow, Kecamatan Sepaku telah mengaktifkan PPKM Level 4. Bahkan telah membentuk Satgas COVID-19 hingga tingkat RT dan kini sudah berjalan," kata Kepala Desa (Kades) Telemow Sepaku Wakid Santoso, kepada IDNTimes, Kamis (29/7/2021).
1. Desa Telemow ada 14 wilayah RT dan semua telah terbentuk Satgas COVID-19
Dibeberkannya, di Desa Telemow ada 14 wilayah RT dan semua telah terbentuk Satgas Penanganan COVID-19, mereka memiliki tugas untuk mengurusi dan menangani masalah COVID-19 termasuk warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman).
“Di setiap pos kamling di setiap RT ada pos Satgas, yang memantau masing-masing lingkungannya. Mereka juga menyampaikan laporan ke posko Satgas di pemerintahan desa," ujarnya.
Untuk diketahui, tambah Wakid, Posko Satgas COVID-19 tingkat desa setelah menginput laporan dari unit pelaksana teknis (UPT) puskesmas ataupun laporan Satgas RT. Lalu Satgas Desa menjadikan dasar untuk menyalurkan bantuan sembako kepada warga yang positif dan melakukan isoman. Termasuk melaksanakan pemakaman bagi positif COVID-19 meninggal dunia di desa.
“Selain dari desa, Satgas RT juga melakukan hal sama memberikan sembako dari hasil swadaya warga sendiri. Kami juga telah melaporkan penyebarannya COVID-19 berupa pemetaan ke grup kecamatan serta Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU,” tuturnya.
Baca Juga: Balikpapan akan Bangun Dua RSUD dengan Naikan Status Faskes
2.Warga yang terkonfirmasi positif COVID-19, selalu diberi edukasi dan arahan
Setiap warga yang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19, pihak selalu memberikan edukasi dan arahan kepada warga tersebut, serta dilakukan penyemprotan di rumah dan sekitarnya.
Seluruh kegiatan Satgas tingkat Desa hingga RT tersebut, terangnya, sumber anggarannya diambil dari Dana Desa APBN minimal 8 persen, namun khusus di desa itu menganggarkan lebih dari 10 persen mencapai Rp110 juta.
Wakid membeberkan, saat ini di desa itu ada sebanyak 21 warga yang terkonfirmasi positif, di mana 20 orang kini sedang menjalani isolasi mandiri. mereka tinggal di enam RT di mana salah satu wilayah yakni RT 10 masuk zona merah karena ada 12 kasus positif 11 di antaranya lakukan isoman dan satu meninggal dunia.
3. Penerapan PPKM dilakukan di 13 titik RT Desa Bukit Raya Sepaku
Sementara itu, Kades Bukit Raya, Sepaku, Sunoto mengatakan, penerapan PPKM dilakukan di 13 titik RT, di mana masing-masing telah terbentuk Tim Satgas Penanganan COVID-19, sementara di tingkat Satgas Desa langsung dipimpin kades sendiri sebagai Ketua Satgas dan Wakil Satgas dijabat Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
“Berdasarkan data Satgas COVID-19 Desa Bukit Raya sekarang terdapat sembilan rumah yang dijadikan sebagai lokasi isoman dengan sembilan jiwa. Mereka mendapatkan sembako, vitamin dan obat-obatan yang tidak ada di puskesmas,” urainya.
Selain itu, tambah Sunoto, setiap Jumat mereka juga mendapatkan makanan siap dinikmati berasal dari warga yang tergabung dalam perkumpulan Sedekah Seribu Sehari (S3) Desa Bukit Raya dan sedekah Jumat.
4. Anggaran Satgas RT dan Desa murni bersumber dari DD dan swadaya masyarakat
“Untuk kegiatan bantuan dari Satgas Desa hingga RT anggarannya murni dari DD, sedangkan dari masyarakat adalah swadaya warga yang peduli terhadap kondisi sekarang ini,” tegasnya.
Selain karena kepedulian, terbentuknya Satgas ini juga merupakan instruksi dari Pemkab PPU dan pemerintah pusat di mana, setiap desa hingga RT harus terbentuk Satgas Penanganan COVID-19. Kendala yang dihadapi pihaknya masih kurang pahamnya petugas Satgas dalam penanganan COVID-19.
“Kurang paham itu, menimbulkan keraguan dan ketakutan warga untuk menangani pasien positif tersebut. Meskipun saya sudah kerap memberikan pemahaman kepada mereka agar selalu menjaga protokol kesehatan (prokes) saat melaksanakan tugasnya,” ucapnya.
5. Hanya sebagian wilayah di Sepaku laksanakan PPKM Level 4
Terpisah, Sekretaris Kecamatan Sepaku, Adi Kustaman mengakui, di wilayah kecamatan itu tidak semua wilayah atau hanya sebagian saja yang melaksanakan PPKM tingkat desa dan kelurahan di mana di Sepaku terdapat 11 desa dan 4 kelurahan. Sehingga masih banyak masyarakat Sepaku kurang mematuhi aturan dalam PPKM tersebut.
“Tetapi untuk pos-pos penyekatan ada saja hampir di setiap kelurahan dan desa, tetapi belakangan hanya sebagian saja yang dijaga oleh petugasnya. Sedangkan untuk Satgas semua wilayah sudah terbentuk,” imbuhnya.
Dalam penerapan PPKM Level 4 saat ini, jelasnya, Kecamatan Sepaku telah menerbitkan surat edaran tentang penghentian sementara beberapa kegiatan masyarakat khususnya bagi pemberi jasa sewa hiburan, rias pengantin, alat-alat katering dan sewa tenda atau tarup, selama masa PPKM Level 4.
“Surat edaran ini hanya penegasan dengan sasaran khusus kegiatan resepsi, tapi kami coba dari hulunya juga kami berikan penekanan,” sebutnya.
6. Warga BTN KM 4 Nenang kumpulkan sumbangan untuk bantu warga isoman
Sementara itu, beberapa warga yang berdomisili di BTN KM 4 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, secara swadaya mengumpulkan sumbangan untuk masyarakat yang kini jalani isoman.
“Sumbangan yang dikumpulkan tersebut, kami belikan sembako untuk warga isoman tersebut. Bahkan ada warga yang secara sukarela memberikan makanan kotak atau bungkus untuk mereka,” tukas warga BTN Km 4, Abu Bakar.
7. Seorang penyintas mengaku sangat terbantu dari sumbangan warga
Seorang penyintas tinggal di Kelurahan Nenang, tidak mau namanya dipublikasikan mengungkapkan, selama menjalani isoman dirinya merasa sangat terbantu dengan bantuan dari masyarakat sekitar kediamannya, apakah itu berbentuk sembako, vitamin dan nasi bungkus. Karena dirinya dan keluarga tidak bisa keluar dari rumah.
“Saya merasa terbantu atas bantuan dari masyarakat tersebut. Bahkan kami juga mendapatkan bantuan dari bapak-bapak TNI dan Polri berupa sembako selama isoman kemarin. Sedangkan bantuan dari pemerintah hingga kini belum pernah diterima,” pungkasnya.
Baca Juga: Asyik, Warga Penajam Terdampak Pandemik pun Terima Bansos Rp600 Ribu