RIE Global Australia Ajak Masyarakat Adat PPU Sambut Ibu Kota Negara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penajam, IDN Times - RIE Global Energy-Consulting & Management dari Australia mengajak masyarakat adat di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berdiskusi menyambut peluang usaha saat Ibu Kota Negara (IKN) pindah ke PPU dan Kutai Kartanegera, Provinsi Kalimantan Timur Kaltim.
Kegiatan diskusi yang dilaksanakan di rumah makan pondok ikan bakar Si Doel Penajam tersebut dihadiri Direktur RIE Global Australia, Peter F Dunn, Lead Consultant dan Analyst Proprietor Australia, Rudy Purba.
Dari unsur masyarakat adat, hadir Ketua Lembaga Adat Paser (LAP) PPU, Musa, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) PPU, Helena, juga hadir Anggota Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) PPU, Eko Supriyadi, serta unsur pemerintah daerah setempat.
Pada kesempatan itu, Peter F Dunn memaparkan, saat ini sudah selama 40 tahun perusahaannya telah bekerjasama dengan seluruh suku yang ada di dunia dan dinilai membawa hasil manfaat bagi masyarakat adat.
1. Pada zaman modern saat ini, komunitas masyarakat adat dunia kian terpinggirkan
"Kami berikan sedikit informasi perkembangan terakhir terkait suku yang ada di dunia pada zaman modern saat ini, komunitas masyarakat adat sudah terpinggirkan. Masyarakat adat sudah lupa, bahwa mereka orang yang berusaha dan memiliki inovasi dan ada jiwa survive di mana sudah turun temurun dari nenek moyangnya ," kata Peter F Dunn.
Peter menjelaskan, RIE Global adalah perusahaan yang tujuan utamanya untuk memulihkan ekonomi masyarakat adat yang semakin terpinggirkan di tengah derap pembangunan. Dia berharap masyarakat adat ikut serta melakukan pemulihan kondisi ekonomi secara global.
2. Kesempatan apa yang akan diperoleh masyarakat adat jika IKN pindah ke PPU?
Peter lebih jauh menjelaskan, pada saat IKN pindah ke PPU, maka sejumlah peluang dalam kegiatan pembangunan bisa diraih. Termasuk partisipasi masyarakat adat dalam pembangunan perekonomian. Meski begitu, Peter mengatakan, kesemptan itu terbuka jika kebijakan pemerintah pusat daerah tidak keliru.
"Kami berupaya bersama masyarakat adat dapat memajukan ekonomi pembangunannya sendiri," tandasnya.
Dicontohkannya, komunitas Aborigin di Australia selalu dilibatkan dalam setiap kebijakan pembangungan di Negeri Kanguru yang bersentuhan dengan kepentingan masyarakat suku tersebut.
"Bahkan, suku Aborigin yang ada di Australia bisa membangun sebuah perusahaan yang terus berkembang, bukan hanya sebagai karyawan tetapi juga bisa menjadi pemegang sahamnya pada perusahaan tersebut."
Baca Juga: RUU Masyarakat Adat, Benteng Terakhir Suku Paser di Calon Ibu Kota
3. Masyarakat adat di sejumlah negara berkolaborasi dengan pemerintah
Menurut Peter, di sejumlah negara maju, masyarakat adat tidak menjadi komunitas yang dipinggirkan, melainkan diberi kesempatan besar berkolaborasi dengan pemerintah untuk membangun bersama. Masyarakat sekitar, kata Peter, bukan saja terlibat sebagai pegawai atau pekerja tetapi terlibat dalam kegiatan bisnis dan usaha.
"Beberapa negara mulai menerapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat adat untuk ikut serta dalam sebuah pembangunan negara terlebih nantinya di wilayah ini akan dibangun sebuah Ibu kota Negara yang baru di Kaltim ini. Kami siap menjadi fasilitator bagi masyarakat adat di PPU ini," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat adat harus berpikir secara luas, agar dapat mengambil peran-peran strategis dalam proyek pembangunan ibu kota, dan pada saat ibu kota sudah resmi berpindah.
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) PPU, Helena menanggapi penjelasan Peter. Bagi dia, penjelasan Peter merupakan hal ideal yang memang semestinya terwujud. Agar, kata Helena, saat ibu kota pindah ke PPU, masyarakat adat tidak terhempas dari tanah tempat mereka hidup secara turun temurun.
"Kami sangat mendukung ajakan kerja sama ini, karena di sini kita bertindak bukan hanya sebagai penonton atau pekerjanya saja, tetapi menjadi pemiliknya jika usaha yang dilakukan dapat berjalan sesuai harapan," pungkasnya.
Baca Juga: Sebelum Ibu Kota Baru Pindah Masyarakat PPU Meminta Sejumlah Fasilitas