Tokoh PPU Kritik Mereka yang Dianggap Mengganggu Pembangunan IKN 

Mempergunakan kejadian banjir di PPU

Penajam, IDN Times - Ketua Gerakan Putera Asli Kalimantan (Gepak) Kuning Kaltim Suriansyah mengkritik sejumlah pihak yang berusaha mengganggu pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Berlokasi di Sepaku Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim). 

Pihak tidak bertanggung jawab ini menggunakan isu banjir di PPU.

“Mereka yang mengaitkan banjir yang terjadi di Sepaku dengan IKN adalah orang yang mencari panggung, ujung-ujungnya hanya cari perhatian dan kepentingan pribadi atau kelompoknya. IKN itu untuk kepentingan bangsa Indonesia bukan kelompok tertentu saja,” katanya, Senin (27/3/2023).

Baginya, pernyataan mereka sekadar pernyataan yang tidak ada artinya. 

1. IKN untuk kepentingan seluruh warga negara Indonesia

Tokoh PPU Kritik Mereka yang Dianggap Mengganggu Pembangunan IKN Ketua Gepak Kuning Kaltim Prof Suriansyah (IDN Times/Ervan)

Suriansyah meminta agar tidak menyamaratakan banjir di Jakarta dengan kejadian di PPU. Proses pembangunan di IKN masih dalam progres sehingga wajar bila terjadi sejumlah hal di luar harapan. 

Seperti diketahui bersama,  bahwa pemerintah sudah memikirkan semua aspek dalam konsep pembangunan IKN ini dengan sangat baik. Lebih daripada itu, masyarakat harus bangga karena konsep IKN merupakan karya asli anak bangsa. 

“Kami Gepak Kuning tetap konsisten mengawal pembangunan IKN sampai selesai. Apabila masih ada pihak yang menentang dan menolak pembangunannya, maka kami akan berdiri menjadi garda paling depan menghadangnya,” tukasnya.

Baca Juga: DKP PPU Uji Pangan di Pasar Tradisional Jelang Bulan Ramadan

2. Pihak-pihak lain diminta agar tidak menyebarkan opini negatif

Tokoh PPU Kritik Mereka yang Dianggap Mengganggu Pembangunan IKN Bencana Banjir yang pernah terjadi di wilayah Kecamatan Sepaku beberapa tahun silam (IDN Times Istimewa)

Ia meminta agar jangan terus menyebar opini pembangunan di IKN yang menyebabkan banjir di Sepaku. Hanya untuk mengganggu proses pembangunan IKN. 

“Penduduk Kalimantan sudah pasti sangat paham terdapat ratusan bahkan ribuan sungai mulai dari sungai besar, anak sungai. Bahkan dulunya mungkin sebuah sungai kini sekarang jadi parit. Sungai tersebut bermuara ke laut di laut sendiri ada fenomena pasang surut akibat pengaruh bulan,” katanya. 

Saat terjadi hujan dan air laut dalam kondisi surut maka air akan langsung mengalir masuk ke laut. Namun apabila ketika hujan dan air laut sedang pasang, maka aliran air tertahan sementara di daratan. 

“Semua pusat pemukiman dan pemerintahan di Kalimantan sebagian besar berada di daerah aliran sungai (DAS) dan  hampir semua daerah kemungkinan pernah alami banjir," sebut Suriansyah.

3. Persoalan banjir sudah terjadi di Kalimantan sejak dulu

Tokoh PPU Kritik Mereka yang Dianggap Mengganggu Pembangunan IKN Prinsip pertama pembangunan IKN adalah mendesain sesuai kondisi alam. (Dok. IKN)

Bahkan Suriansyah mengaku mengalami banjir di Kalimantan sejak dulu. Sehingga hal biasa bukan sesuatu luar biasa. Maka sejak zaman dulu, masyarakat pun sudah melakukan antisipasi dengan pembangunan rumah panggung setinggi 4-8 meter.

“Mereka tidak memahami atau memang pura-pura tidak paham, bahwa kondisi pulau Kalimantan khususnya Kaltim memiliki banyak DAS. Seharusnya mereka memahami bagaimana kondisi sosial budaya masyarakat asli Kalimantan menghadapi banjir,” tuturnya. 

4. Kondisi banjir di Sepaku dan sekitarnya

Tokoh PPU Kritik Mereka yang Dianggap Mengganggu Pembangunan IKN Ilustrasi luapan air sungai di pemukiman warga kecamatan Sepaku (IDN Times Ervan)

Ia menerangkan, sebagai orang awam juga paham bahwa DAS di Sepaku saat terjadi peningkatan curah hujan tinggi dan kondisi air laut sedang pasang. Maka berpengaruh terhadap arus air sungai menuju laut akan tertahan sementara. 

Air yang tertahan sementara ini dipahami dari jaman dulu sebagai banjir.  Ia sangat yakin, fenomena tersebut sudah dipahami secara bersama-sama oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

“Sehingga dalam pembangunan IKN, dibuat program pembangunan bendungan dan embung sebagai sarana penampungan air yang melimpah untuk menghindari banjir ke depan di wilayah IKN, termasuk di dalamnya program normalisasi sungai untuk mencegah banjir,” pungkasnya.

Baca Juga: Surat Edaran Sekretaris Kabinet Batalkan Safari Ramadan Pemkab PPU 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya