Batu Akik Kalimantan Sepi Peminat, Pedagang Pilih Batu Asal Tiongkok

Pedagang pilih jual batu asal Tiongkok karena lebih murah

Balikpapan, IDN Times - Jalan-jalan ke Kota Balikpapan tidak lengkap tanpa mampir beli oleh-oleh di Pasar Inpres Kebun Sayur yang berlokasi di kawasan Balikpapan Barat. Dulu, yang paling banyak dicari pengunjung atau wisatawan salah satunya adalah oleh-oleh batu mulia atau batu akik. 

Sayangnya, belakangan penjualan batu akik tak lagi bergairah. Untuk sejenis safir dan zamrud memang masih cukup diminati. Namun musim batu akik asli Kalimantan seperti Red Borneo atau kecubung telah meredup, tak lagi seramai di tahun 2016 sampai 2018.

Fauziah, pemilik salah satu toko di Pasar Kebun Sayur mengakui, saat ini kunjungan sangat berbeda dari sebelum pandemik. Bisa jadi karena souvenir atau oleh-oleh bukanlah kebutuhan pokok. Apalagi pariwisata juga sedang turun. 

1. Harga batu akik atau batu mulia tak bisa lagi dipatok

Batu Akik Kalimantan Sepi Peminat, Pedagang Pilih Batu Asal TiongkokBerbagai jenis batu akik asal Kalimantan. (IDN Times/ Fatmawati)

Fauziah menyediakan berbagai jenis batu mulia atau akik. Pada masanya, jenis-jenis batu seperti red borneo bisa dihargai sangat mahal hingga puluhan juta. Namun kini sudah jauh berbeda. Karena permintaan tak lagi banyak, harganya pun tak dapat dipastikan. 

Fauziah juga tak berani mematok harga. Saat IDN Times menanyakan kisaran batu jenis zamrud, safir, atau kecubung ia memilih tidak menyebutkan harga. Sementara kalau jenis red borneo kisarannya mencapai Rp700 ribuan sekarang. 

"Kalau saya berapa ditawar, kalau cocok ya bisa diambil. Saya gak bisa ya nyebutin harga pastinya," terang Fauziah.

Sebenarnya masih ada saja yang mencari batu-batu ini. Namun memang tak banyak. Beberapa jenis yang masih banyak dicari antara lain seperti merah delima, safir, zamrud, kecubung, dan lainnya.

"Kalau batu-batu ini asli Kalimantan. Kalau giok banyak yang dari Tiongkok. Sebenarnya kalau dalam bentuk batu sudah makin kurang yang cari. Lebih banyak yang cari sudah dalam bentuk aksesoris," jelasnya.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Tempat Nongkrong Hits Ramah Kantong di Balikpapan 

2. Jual batu mulia asal Tiongkok bisa lebih murah

Batu Akik Kalimantan Sepi Peminat, Pedagang Pilih Batu Asal TiongkokGelang batu asal Tiongkok di Pasar Kebun Sayur yang dijual dengan harga terjangkau. (IDn Times/ Fatmawati)

Fauziah juga menunjukkan sejumlah aksesoris berupa gelang batu. Menurutnya batu yang digunakan untuk gelang ini bukan kualitas terbaik seperti batu-batu yang ia jual lainnya. Gelang batu ini datang dari Tiongkok, sehingga harganya bisa lebih rendah.

"Kalau batu dari Tiongkok lebih murah. Karena biaya penggosokan gak mahal di sana, lebih murah. Kalau yang di Kalimantan aja biaya gosoknya lebih mahal ya. Biaya produksi Kalimantan itu lebih mahal," terangnya lagi.

Ia menjelaskan, kalau barang asal Tiongkok biayanya produksinya lebih murah "Atau alatnya lebih canggih mungkin. Jadi memang ambilnya tidak semahal itu. Makanya saya juga bisa jual murah. Tapi kan kualitasnya berbeda," imbuhnya. 

Contohnya, gelang heksagonal yang ia tunjukkan dibanderol di kisaran Rp35 ribuan sampai Rp45 ribuan. Batuan yang digunakan antara lain jenis safir, zamrud, dan lainnya. Sementara untuk gelang lain yang menggunakan batu asli Kalimantan, seperti kecubung, harganya berbeda, yakni di kisaran Rp200 ribuan ke atas. 

3. Tambah pendapatan dengan jual aksesori manik-manik

Batu Akik Kalimantan Sepi Peminat, Pedagang Pilih Batu Asal TiongkokKonektor masker manik-manik dan batu yang belakangan banyak dicari. (IDN Times/ Fatmawati)

Lantaran aksesori batu-batu mulia tak lagi banyak dicari, dirinya juga menjual berbagai aksesori manik-manik. Jenis yang banyak dicari seperti pengait atau konektor masker dan strap masker.

Barang mirip kalung yang dihias dengan manik-manik lucu berwarna-warni ini digunakan untuk menggantungkan masker yang sedang tak terpakai. Masker pun tetap bersih karena tidak tergeletak di sembarang tempat.

"Kalau belakangan ini, yang banyak dibeli itu strap sama konektor. Karena trennya begitu, maskernya jadi enak dilihat," katanya.

Strap dan konektor masker yang dijualnya merupakan buatan sendiri. Bahan-bahannya dia dapat dari Tiongkok. Ada yang dari mutiara, kristal, manik Dayak, hingga batu akik. Meski impor, harganya sangat terjangkau.

"Strap masker ini saya jual mulai dari Rp20 ribu hingga Rp35 ribu. Kalau konektornya sama harganya, Rp 25 ribu saja," pungkasnya.

Baca Juga: Pasar Inpres Kebun Sayur, Surga Belanja Akik dan Oleh-oleh

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya