Tantangan Kabupaten Paser dalam Penerapan Kurikulum Merdeka 

Keterbatasan infrastruktur dan blindspot masih terjadi

Balikpapan, IDN Times - Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim) telah berjalan 100 persen selama setahun ini. Sejak awal penerapan, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Paser melaksanakan mandiri berubah. 

Mereka juga mewajibkan seluruh satuan pendidikan untuk menganggarkan perbaikan yang menjadi rekomendasi rapor mutu pendidikan di setiap satuan. Ini dilakukan untuk mendukung penerapan kurikulum merdeka. 

"Kami wajibkan di seluruh satuan pendidikan. Pertama, mereka harus menggunakan Platform Merdeka Mengajar (PMM) secara maksimal. Kemudian melakukan refleksi pembelajaran, menunjang kegiatan literasi di tiap satuan pendidikan, dan peningkatan kompetensi guru," terang Kasi SMP Disdik Kabupaten Paser Jauhari dalam seminar Zoom, Senin (1/5/2023).

1. Akses jalan dan internet masih terbatas

Tantangan Kabupaten Paser dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Kasi SMP Disdik Kabupaten Paser, Jauhari. (Tangkapan layar)

Dalam upaya perbaikan rapor mutu pendidikan ini, Disdik Kabupaten Paser memang mengalami beberapa tantangan. Pasalnya Paser adalah daerah yang masih belum merata secara infrastruktur. "Di sini lengkap daerahnya. Ada perkotaan, pesisir, juga pedalaman. Ini jadi tantangan," tuturnya. 

Bahkan di beberapa lokasi di Paser yang terdapat blindspot. Ada satu desa yang menuju ke kabupaten, dari sana memakan waktu 10 jam. Saat hujan penduduk desa tersebut tidak bisa menyebrang. 

Ada pula salah satu kawasan di kecamatan di Tanah Grogot, yang merupakan ibu kota kabupaten. Di sana ada dua SMP, yakni SMP 7 dan SMP 13 yang aksesnya masih sulit. Saat hujan bisa setengah hari untuk dijangkau.

"Ada juga kecamatan yang untuk ke sekolah menyeberang laut dan memakan waktu dua jam untuk sampai ke sana. Sedangkan untuk menyeberang harus ke pelabuhan yang dari kabupaten memakan waktu dua jam juga. Jadi bisa empat jam," terangnya melalui wawancara secara virtual beberapa waktu lalu. 

Untuk diketahui, di Kabupaten Paser yang memiliki luas 11.604 kilometer persegi terdapat 66 SMP negeri dam 10 SMP swasta. 

Jauhari menerangkan, untuk mengatasi berbagai persoalan ini yang dilakukan pihaknya adalah melakukan asesmen nasional. Sehingga para siswa dari sekolah tersebut dipindahkan ke skolah terdekat

Baca Juga: Polres Paser Bongkar Pencurian Terjadi di Masjid Agung Nurul Falah

2. Peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan

Tantangan Kabupaten Paser dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Kegiatan membaca SMPN 6 Tanah Grogot didampingi Guru (dok. Tanoto Foundation)

Sebagai strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Paser, lanjutnya, Disdik juga melaksanakan pelatihan mandiri terkait IKM. Selain itu juga berupaya meningkatkan infrastruktur dan terus melakukan pemerataan sarana prasarananya pendidikan, seperti ruang kelas dan lain sebagainya.

Untuk kecukupan tenaga pendidik, Disdik juga melaksanakan program pengajar pengganti. "Kami mengangkat pengajar pengganti. Kurikulum juga dilaksanakan dengan dibarengi peningkatan kompetensi guru. Antara lain menggunakan komunitas belajar masing-masing seperti MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) atau komunitas belajar di satuan pendidikan," jelasnya. 

Tak hanya itu, Disdik Kabupaten Paser juga menggelar pelatihan tenaga pendidik untuk daerah pedalaman. Menurutnya, untuk rapor pendidikan yang baik, hal terpenting adalah memperbaiki tenaga pendidikan dahulu. 

"Maka kami juga melakukan kolaborasi dengan provinsi. Ada BPMP (badan penjamin mutu pendidikan). Di internal ada pengawas. Kami juga memanfaatkan guru penggerak dan mitra pembangunan. Salah satunya adalah Tanoto Foundation," urainya.

Ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru yang ada di paser. Ini semua laitannya dengan asesmen nasional. 

3. Mindset pengajar harus diubah dari Kurikulum 2013

Tantangan Kabupaten Paser dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Ilustrasi Pelajar (SMP). IDN Times/Mardya Shakti

Ia pun melihat, setelah setahun penerapan kurikulum merdeka ini, yang tak kalah penting adalah mindset pengajar. Apalagi sebelumnya sudah terpola dengan pembelajaran kurikulum 2013. "Namun setidaknya penguatan projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bisa terlaksana baik," tuturnya. 

Menurutnya ini semua berproses pelan-pelan. Pihaknya melihat semua berjalan baik. Walaupun masih berusaha bergerak dari pola pembelajaran kurikulum 2013. 

Beberapa sekolah juga terus didorong untuk menuju ke mandiri berbagi. Beberapa sekolah ini yamg sudah berhasil melaksanakan mandiri berubah. "Mereka kami dorong meski bukan sekolah pengherak," katanya. 

Disdik Kabupaten Paser dalam hal ini mendorong satuan pendidikan dalam amndiri berbagai dengan monitoring dan evaluasi per enam bulan. "Ada penyampaian persepsi, penguatan terhadap seluruh satuan pendidikan implementasi kurikulum merdeka ini," terangnya. 

Baca Juga: Polres Paser Amankan Pria yang Membuat Laporan Palsu tentang Curanmor

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya