UMKM Balikpapan Cake Salakilo Berkembang dengan Jasa Marketplace

Momen lebaran penjualan naik sampai 300 persen

Balikpapan, IDN Times - Pemanfaatan platform online atau marketplace jadi solusi UMKM di tengah pandemi. Seperti Cake Salakilo, usaha milik Riswahyuni, asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Sudah tiga tahun dirinya menggunakan marketplace sebagai sarana memasarkan produknya. 

Digitalisasi UMKM diharapkan memudahkan pelaku usaha dalam pemasaran. Yuni, sapaanya, telah menggunakan platform Shoppee dan Bukalapak. Dengan dua aplikasi ini pembelinya tak lagi asal Balikpapan saja. Bahkan hingga ke Medan, Bandung, Jakarta dan kota-kota lainnya. 

"Kecenderungannya pelanggan asal Balikpapan pun malah lebih memilih beli di marketplace. Kata mereka banyak promo. Padahal sudah saya tawari pakai ojek online. Dia pilih lewat marketplace," terangnya. 

1. Marketplace bisa kenalkan produk UMKM ke seluruh Indonesia

UMKM Balikpapan Cake Salakilo Berkembang dengan Jasa MarketplaceIlustrasi e-commerce. IDN Times/Helmi Shemi

Yang memudahkan, jika menggunakan marketplace bahkan produk tak harus dikirim melalui ekspedisi. Pembeli bisa memilih pengantaran melalui kurir online juga. 

"Apalagi marketplace saat ini juga bisa menggunakanh paylater. Makanya mereka lebih tertarik menggunakan marketplace," ungkap Yuni Jumat (21/5/21). 

Marketplace membantu dirinya untuk memperkenalkan produknya lebih luas lagi, bahkan se Indonesia. "Beberapa produk yang kami pasar kan oleh marketplace antara lain cake salak dan hamper," bebernya. 

Pada momen lebaran kemarin, produknya yang paling banyak dibeli adalah hamper di kisaran harga Rp1 jutaan. "Kami kemas menggunakan box kayu. Isinya ada kue kering, kerajinan tangan, ada lilin aroma terapi. Makanya bukan cuma kue kering," terang Yuni. 

Baca Juga: Wujudkan Digitalisasi UMKM, Pemkot Balikpapan Data Produk Unggulan

2. Cake Salakilo juga jadi salah satu UMKM binaan marketplace

UMKM Balikpapan Cake Salakilo Berkembang dengan Jasa MarketplaceProduk Riswahyuni gunakan salak dari petani lokal. (Istimewa)

Yuni kini telah terdaftar di Shoppee Mal. Itu artinya dirinya merupakan salah satu UMKM yang dibina langsung oleh marketplace tersebut. Meski diakuinya untuk bisa masuk ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi. 

Yang pasti, ia merasakan perbedaan jika hanya berjualan di offline store dan media sosial, dibandingkan dengan berjualan di marketplace juga.  

Diakuinya sejak menggunakan marketplace pendapatannya naik hingga 30 persen. "Kan ada kelasnya. Jadi kami tidak hanya dibiarkan mendaftar saja. Tapi ada pembinaan juga dari mereka. Kami diajak ikut kelas mereka," kata Yuni. 

Ada kuliah atau kursus gratis bagi UMKM yang masuk dalam binaan marketplace tersebut. Dirinya juga bisa mengikuti promo-promo yang ditawarkan. Semua kesempatan ia ambil. 

"Tapi untuk mempersiapkan itu kami sendiri yang harus berinisiatif. Memang harus mencari informasi. Coba-coba. Download marketplace. Kita buka akun, nanti dihubungi," jelasnya. 

3. Juga ada bimbingan Dinas KUMKMP dalam pemanfaatan marketplace

UMKM Balikpapan Cake Salakilo Berkembang dengan Jasa MarketplaceSebelum Pandemik COVID-19, Cake Salak Kilo kerap ikuti pameran. (ISTIMEWA)

Selama masa lebaran kemarin, produk yang paling banyak dicari adalah hamper. Ia menghargai hamper di kisaran Rp250 ribu sampai Rp1,75 juta. 

"Tapi memang yang paling laku secara rata-rata di harga Rp1 jutaan," sebutnya. Rata-rata yang membeli pun adalah perusahaan. Kalau personal rata-rata tertarik dengan yang harganya Rp500 ribuan. 

Aktif sebagai seller di marketplace, diakuinya juga berkat dukungan pemerintah kota, dalam hal ini Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (KUMKMP). "Jadi dari dinas juga bekerja sama dengan marketplace atau ekspedisi," katanya.

Tapi itu hanya sekadar, misal sebelum pandemik dilakukan pertemuan. Namun semenjak pandemik bisa melalui video conference. "Tapi itu pun sebatas penyampaian materi saja. Tapi kan kembali lagi. UMKM apa mau serius ikut program ini," katanya. 

4. Juga manfaatkan promosi berbayar di media sosial

UMKM Balikpapan Cake Salakilo Berkembang dengan Jasa MarketplaceUnsplash.com/Plann

Meski sudah tiga tahun berjalan, baru setahun belakangan penjualan di marketplace naik secara signifikan. "Kami juga memiliki langganan di Banjarmasin dan Makassar misalnya. Kalau mereka kangen dengan produk kami bisa melalui marketplace," tuturnya.

Tak jarang juga bagi pembeli yang tidak terlalu mengkhawatirkan atau memperhitungkan promo, biasanya juga memesan melalui pesan personal di media sosial Instagram. 

"Kami juga melakukan promosi melalui Instagram. Semacam iklan, jadi kami bisa menentukan target pembelinya siapa, hobinya apa. Dengan begitu sasarannya lebih dapat," jelasnya. 

5. Momen lebaran penjualan naik hingga 300 pesen

UMKM Balikpapan Cake Salakilo Berkembang dengan Jasa MarketplaceHampers sebagai alternatif, sejak usaha oleh-oleh kian sepi. (Istimewa)

Jika sejak memanfaatkan marketplace kenaikan penjualan hingga 30 persen, di momen lebaran ia mengalami kenaikan penjualan hingga 300 persen. Baik melalui marketplace, media sosial maupun offline store

"Momen pas sekali. Banyak yang cari hamper. Tapi kami tahu kalau setelah momen ini pasti penjualan juga turun lagi. Yang penting kami mesti terus putar otak untuk memanfaatkan platform yang tersedia. Banyak juga pelanggan baru sekarang," terang Yuni.

Nama-nama pelanggan ini masuk di data base, untuk selanjutnya di-maintenance. Digitalisasi atau go digital sangat banyak manfaatnya untuk UMKM. 

"Tapi bagaimana pun pelaku UMKM di Balikpapan memang perlu bimbingan. Karena di Balikpapan ini banyak pelaku usaha adalah ibu-ibu. Biasanya tidak mengerti banyak tentang pemanfaatan teknologi," ujarnya.

Kendati begitu, sebenarnya para pelaku usaha ini juga tetap bisa go digital. Selama ini yang bisa dilakukan adalah dengan bantuan anak-anak muda atau anak si pelaku usaha. 

"Selain itu pasti juga butuh bimbingan. Karena saya melihat seperti di Angkasa Pura pun, mereka sangat telaten dalam membimbing pelaku usaha," tandasnya.

Baca Juga: Waduk Kota Surut Mendadak, Balikpapan akan Terjunkan Tim Investigasi

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya