Warga Balikpapan Cerita, Indahnya Bisa Berlebaran ke Kampung Halaman

Akhirnya bisa mudik tanpa perlu antigen dan PCR

Balikpapan, IDN Times - Idul Fitri 2022, boleh jadi masyarakat sudah bisa bernapas lega. Sudah banyak kelonggaran yang diberikan pemerintah, termasuk bagi mereka yang ingin pulang kampung alias mudik. Termasuk warga Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).

Maklum saja, sebagai kota heterogen dihuni pelbagai suku bangsa di Indonesia. Pulang serasa istimewa, setelah dua tahun kemarin harus menahan diri lantaran tingginya kasus COVID-19.

Meski kasus melandai dan ada sejumlah kelonggaran, namun pemerintah masih menerapkan sejumlah aturan terkait pencegahan persebaran COVID-19. Antara lain dengan mencabut aturan antigen/PCR bagi warga yang sudah menjalani tiga dosis vaksinasi.

Kendati begitu, bagi mereka yang baru dua kali vaksin tetap harus menyertakan tes antigen, jika bepergian atau mudik. Sementara bagi mereka yang baru vaksinasi dosis satu, tetap harus menjalani PCR. 

1. Sudah booster sebelum dikeluarkannya kebijakan mudik

Warga Balikpapan Cerita, Indahnya Bisa Berlebaran ke Kampung Halamanilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

IDN Times mewawancarai salah seorang warga Kota Balikpapan yang berencana mudik tahun ini. Ferry (40), warga Graha Indah berencana pulang kampung ke salah satu kota di Jawa Timur. Jurnalis asal kota Balikpapan ini berencana menghabiskan libur lebaran di kampung halamannya, bersama sang suami dan ketiga buah hati.

"Saya rencana pulang tanggal 2 Mei. Memang pas lebaran. Akhirnya mudik setelah dua tahun kemarin lebaran di Balikpapan aja," tutur Ferry. Ia mengaku mudik kali ini adalah melampiaskan keinginan bertemu keluarga besar yang selama ini terhalang pandemik COVID-19.

"Akhirnya bisa silaturahmi secara langsung. Karena dia tahun kemarin cuma bisa video call aja. Sekarang bisa kembali berkumpul dengan keluarga, dengan adanya keringanan kebijakan," tuturnya.

Terlebih dirinya, suami, dan putri sulungnya sudah mendapatkan vaksinasi dosis tiga atau booster. "Anak-anak juga sudah vaksin dosis satu dan dua. Kalau anak pertama 15 tahun juga sudah booster," tuturnya.

Ia dan keluarga memang sudah menjalani vaksinasi booster jauh sebelum kebijakan soal mudik. Sehingga aturan tak perlu antigen/PCR membuatnya lega. 

Baca Juga: Kisah Sedih Modiste Balikpapan Bertahan Hidup di Masa Pandemik

2. Mudik sesuaikan jadwal libur anak-anak sekolah

Warga Balikpapan Cerita, Indahnya Bisa Berlebaran ke Kampung HalamanIlustrasi Sekolah dari Rumah (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk mudik kali ini pun ia sudah mempersiapkan cukup matang. Sehingga tiket pesawat pun sudah ia beli jauh hari. Ia berencana menghabiskan waktu sepekan di dua kabupaten/kota di Jawa Timur. Ia berencana merayakan hari raya di kota kelahirannya dan kota kelahiran sang suami. 

"Karena keluarga besar di sana semua. Kami juga kan ngikutin jadwal libur anak-anak. Seminggu seperti cuti bersama pemerintah," ungkapnya.

Memanfaatkan waktu libur anak-anak semaksimal mungkin. Ini dikarenakan mereka juga sudah mulai masuk sekolah secara normal. "Anak-anak kan sudah 100 persen. Jadi kita kejar juga," terangnya. 

Ia mengakui, regulasi pemerintah dalam melonggarkan aturan antigen maupun PCR cukup membantu. Karena biaya yang dikeluarkan menjadi lebih berkurang. 

"Semoga ke depan bisa seperti ini terus. COVID bisa benar-benar hilang ya. Jangan sampai ada kelanjutannya. Jangan ada lonjakan kasus juga. Semua tetap sehat dan tidak ada kasus baru. Kita yang penting prokes aja sih," katanya.

3. Belum booster, tetap penuhi syarat wajib antigen

Warga Balikpapan Cerita, Indahnya Bisa Berlebaran ke Kampung HalamanIlustrasi tes cepat antigen. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Sementara Tri Yuli (53), warga Gunung Sari Ilir mengakui mudik kali ini tak direncakan secara matang. Lantaran ada anggota keluarga yang meninggal dunia saat Ramadan, akhirnya ia memutuskan pulang kampung di salah satu kabupaten di Jawa Timur. 

"Sebenarnya tidak ada rencana pulang kampung. Tapi karena ada kabar duka akhirnya saya dan suami pulang ke Jombang. Suami saya juga memang ngajak pulang," jelasnya.

Namun dirinya mengaku bersyukur karena bisa mudik tahun ini. Selama lebaran dua tahun terakhir ia hanya bisa bersilaturahmi melalui telepon dengan ibundanya. "Jadi kesempatan untuk silaturahmi juga" ujarnya.

Ia dan suami yang sudah memasuki usia lansia sejauh ini baru mendapatkan dua kali dosis vaksin. Sehingga mau tak mau harus antigen sebagai syarat menggunakan moda transportasi udara. "Saya naik pesawat. Agak ribet ya, karena saya kan bukan yang ngerti teknologi. Tapi sudah dibantu anak untuk siapkan di pedulilindungi. Saya juga sudah antigen," jelasnya. 

Baca Juga: Angka Pencari Kerja di Balikpapan Diklaim Terus Turun

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya