Dewan Adat Dayak Minta Diajari Pola Pertanian Modern di IKN Nusantara

Lahan hutan dipastikan akan menyempit

Penajam, IDN Times- Dewan Adat Dayak Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur berharap bisa diajari pola bercocok tanam melalui modernisasi pertanian. Ini seiring akan menurunnya luas lahan karena digunakan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

"Kehadiran IKN Nusantara di Kabupaten PPU bisa dipastikan membawa dampak signifikan bagi masyarakat adat yang selama ini dengan kearifan lokal berladang dengan cara berpindah," ujar Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten PPU Helena Lin Legi seperti dikutip dari Antara, Sabtu (11/6/2022).

1. Kegiatan untuk ekonomi di hutan akan terbatas

Dewan Adat Dayak Minta Diajari Pola Pertanian Modern di IKN NusantaraSejumlah alat berat membuka akses jalan di lokasi segmen tiga di kawasan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (6/2/2022). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Kearifan lokal lainnya adalah mencari rotan, mencari bambu, mencari madu hutan, mencari bahan obat-obatan atau herbal yang dilakukan di hutan.

Kegiatan untuk ekonomi dan kesehatan dari hutan tersebut, katanya, akan kehilangan ruang gerak. Bahkan bisa dipastikan kehilangan hutan dengan hadirnya pembangunan Infrastruktur perkantoran pemerintah dan swasta, kawasan niaga, pusat perbelanjaan, pemukiman penduduk, dan pembangunan lain. 

"Kami tidak akan bisa lagi berladang berpindah dan mendapatkan unsur hara dengan cara membakar dedaunan, rumput dan kayu kering, maka ajari kami modernisasi pertanian padi gunung agar bisa berladang menetap dan tetap mendapatkan unsur hara," katanya. 

Baca Juga: Hewan Ternak yang Masuk Penajam Harus Punya Dokumen Karantina

2. Ingin belajar teknik budidaya modern

Dewan Adat Dayak Minta Diajari Pola Pertanian Modern di IKN NusantaraPemanenan madu lebah klanceng hasil budidaya meliponikultur di Dukuh Mendolo Wetan, Lebakbarang, Pekalongan, Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana

Ia melanjutkan, hutan akan habis sehingga pihaknya tidak akan bisa lagi mencari madu di hutan, maka masyarakat adat minta tolong kepada pemangku kebijakan IKN Nusantara untuk mengajari teknik budidaya madu.

Masyarakat adat juga sudah terbiasa berburu babi di hutan, ketika kelak hutan menipis, tentu ruang gerak berburu babi akan sempit, maka ia tolong dibantu bagaimana caranya beternak babi yang baik dan benar.

"Hadirnya berbagai perusahaan raksasa di masa lalu saja, kami sudah kehilangan hutan. Semua hutan berubah menjadi kawasan perusahaan. Bagaimana nasib kami jika tidak ada lagi hutan dengan hadirnya IKN Nusantara," ujar Helena. 

3. Tidak menolak modernisasi, hanya minta diajari

Dewan Adat Dayak Minta Diajari Pola Pertanian Modern di IKN NusantaraProduk pertanian Sayuran Organik Merbabu (SOM). (IDN Times/Dhana Kencana)

Rotan, bambu, bahan obat herbal di hutan pun akan lenyap, sehingga pihaknya minta dibantu menyediakan sebuah kawasan untuk budi daya rotan, bambu, daun palm yang biasa untuk membuat seraung, untuk bungkus ketan serta ekosistem hayati lainnya.

Ia mengaku tidak menolak modernisasi, namun ia minta tolong pemerintah untuk mengajari modernisasi sesuai dengan kearifan lokal bagi warga setempat. 

"Buka pola kemitraan pembangunan ekonomi berbasis kearifan lokal agar masyarakat adat bisa jadi tuan rumah yang baik untuk IKN Nusantara agar bisa mandiri pangan. Impian kami, masyarakat adat bisa menyuplai kebutuhan pangan bagi penduduk IKN Nusantara dengan pola kemitraan," ujarnya berharap. 

Baca Juga: DPRD Penajam Harap Pekerja Lokal Diutamakan dalam Pembangunan IKN

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya