Selain Virus Corona, Warga di Samarinda Juga Diteror Tanah Longsor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times-Selain dihadapkan dengan ancaman pandemik virus corona atau COVID-19, warga Samarinda juga harus bersiap dengan teror tanah longsor. Dan bencana alam itu benar-benar terjadi pada Selasa (12/5) lalu di Pemakaman Muslimin persisnya di Jalan Lumba-Lumba, Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir. Panjang longsor ketika itu lebih dari 50 meter dan merusak lebih dari 100 makam.
Meski demikian, kawasan makam tersebut juga tak jauh dari permukiman warga persisnya di bawah lokasi kejadian. Ndin (31) yang merupakan warga sekitar menuturkan kalau kejadian ini bukanlah kali pertama.
"Dulu awal tahun (Januari) juga pernah. Sekarang kejadian lagi. Tentu kami berharap ada langkah serius dari pemerintah," ucapnya sembari memperbaiki makam keluarganya yang terkena imbas longsor.
1. Selili adalah lokasi rawan longsor nomor satu di Samarinda
Meski saat ini Samarinda telah memasuki musim kemarau, namun nyatanya intensitas hujan lebat bisa mengguyur kapan saja tanpa bisa diperkirakan. Hal tersebut tentu semakin mengkhawatirkan warga di Kelurahan Selili. Menurut anggota tim analis bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Hamzah Umar, kawasan Kelurahan Selili merupakan lokasi rawan longsor nomor satu di Samarinda, selain itu ada pula Samarinda Utara, Loa Janan ilir, Palaran dan Sungai Pinang.
"Secara geologi ada patahan material di kawasan tersebut. Ditambah tanah gembur dan batuan lunak yang membuatnya menjadi kawasan rawan longsor," bebernya.
2. Rekomendasi sementara dari peneliti, warga harus dijauhkan dari kawasan Selili
Lebih jauh lagi Hamzah menerangkan, kalau tim gabungan dari unsur pemerintah kota dan akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda telah melakukan kajian penanggulangan warga di lokasi rawan longsor. Namun realisasi tim kala itu harus terkendala oleh pandemik COVID-19 yang tiba-tiba menerpa segala lini.
"Rekomendasi dalam kajian, pemukiman warga harus dijauhkan dari zona tersebut. Zona itu harusnya dijadikan lahan hijau untuk menghindari ancaman longsor," imbuh Hamzah.
3. BPBD Samarinda akan turunkan tim riset untuk penanggulangan awal
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan BPBD Samarinda, Ifran mengaku jika pihaknya baru mendapatkan laporan ancaman tanah longsor dari pihak kelurahan setempat Kamis siang tadi.
"Mungkin besok (Jumat) kami akan turunkan tim untuk mengaji. Setelahnya, kami akan bertindak untuk penanggulangannya," jelasnya.
Meski berada di tengah pandemik, namun Ifran menegaskan kalau jajaranya akan tetap melakukan upaya meski harus membagi pikiran dan jumlah personel yang terbilang pas-pasan.
"Yang jelas kami selalu siap 24 jam dan membagi tugas penanggulangan yang dibutuhkan," pungkasnya.