200 Anak Berprestasi di  Balikpapan Bisa Pilih Sekolah Lintas Zonasi

Asyik, bisa pilih sekolah impian

Balikpapan, IDN Times - Sebentar lagi PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) 2019 akan dimulai. Para calon siswa sudah mulai memilih sekolah mana yang dituju untuk melanjutkan pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan Balikpapan, Muhaimin mengatakan, "SMP/MTS di Balikpapan akan meluluskan 10.330 siswa sementara daya tampung SMA/ SMK Negeri Balikpapan hanya ada sekitar 7.200 (siswa),"  katanya. Artinya akan ada 3.130 siswa lulusan SMP/ MTS yang tidak bisa masuk ke SMA atau SMK Negeri.

1. Anak berprestasi boleh pilih sekolah lintas zonasi

200 Anak Berprestasi di  Balikpapan Bisa Pilih Sekolah Lintas Zonasiunsplash/ NeONBRAND

Baca Juga: Mendikbud: Anak Difabel Masuk Program Zonasi

Sementara untuk siswa berprestasi dengan nilai UNBK tertinggi akan mendapatkan kebebasan memilih sekolah yang diinginkan. Muhaimin mengatakan, " Sebanyak 200 anak berprestasi akan ditetapkan dalam keputusan Kepala Dinas Pendidikan sehingga saat mendaftar untuk PPDB  (Pendaftaran Peserta Didik Baru)  SMA dan SMK boleh ikut lintas zonasi kemanapun," katanya.

Anak berprestasi ini dilihat berdasarkan nilai UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) artinya 200 anak dengan nilai UNBK tertinggi bisa memilih sekolah yang diinginkan meskipun bukan berada di zonasinya. 

Sementara untuk anak dengan prestasi di bidang lain, Muhaimin menjelaskan, "Untuk prestasi olahraga dia boleh mendaftar tapi dalam zonasinya, prestasi lokal namanya. Yang boleh lintas zonasi, 5 persen itu dasarnya adalah nilai Ujian Nasional," jelas Muhaimin lebih lanjut.

1. Daya tampung sekolah negeri terbatas

200 Anak Berprestasi di  Balikpapan Bisa Pilih Sekolah Lintas ZonasiIDN Times/ Mela Hapsari

Sementara Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi juga menegaskan agar tak terlalu mempersoalkan sekolah negeri atau swasta. Menurutnya, "Pendidikan di (sekolah) negeri dan swasta itu sama. Bahkan banyak pendidikan swasta jauh lebih baik daripada sekolah negeri," kata Rizal.

Banyak orang tua yang memilihkan anaknya bersekolah di SMA/SMK Negeri karena alasan biaya. "Hanya memang ada persoalan-persoalan seperti biaya pendidikan nanti kalau misalnya keuangan pemerintah kota baik, dulu kita sudah bagus buat pola kita bantu misalnya di sekolah swasta infrastrukturnya kita bantu.Tapi saya kira dikotomi itu jangan terlalu dipersoalkan karena banyak sekolah swasta yang bagus juga," ujar Rizal. .

3. Program bantuan biaya uang gedung semoga bisa dilanjutkan

200 Anak Berprestasi di  Balikpapan Bisa Pilih Sekolah Lintas ZonasiIDN Times/ Mela Hapsari

Daya tampung sekolah negeri terbatas selain itu tiap kelas kini maksimal hanya 36 anak. Sehingga mau tak mau sebagian anak harus bersekolah di SMA/ SMK Swasta. Sekolah SMA/SMK Swasta favorit bahkan biasanya sudah penuh terisi pendaftar, sebelum PPDB dimulai.

Muhaimin menjelaskan bahwa banyak anak yang dilema karena tidak bisa masuk ke sekolah negeri karena faktor nilai yang kurang, tapi mau masuk ke sekolah swasta kemampuan finansial tak mencukupi. 

"Dulu ada bantuan untuk pembayaran uang gedung untuk anak yang masuk ke sekolah swasta namun berhenti di tahun 2017 karena defisit anggaran. Jadi pembayaran uang gedung seluruh anak yang masuk ke sekolah swasta dibantu oleh pemerintah," kata Muhaimin.

Kepastian adanya pembayaran uang gedung dari pemerintah membuat sekolah swasta tak segan menerima siswa baru. Ia berharap program yang sama semoga bisa dilakukan kembali untuk tahun 2020 sehingga bisa meringankan beban biaya pendidikan yang mesti ditanggung orangtua. 

Baca Juga: Pemkot Bandung Berlakukan Zonasi Kombinasi di PPDB 2019

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya