Atraksi Barongsai Meriahkan Imlek di Kelenteng Guang De Miao

Warga berharap kemakmuran dan ekonomi yang membaik

Balikpapan, IDN Times - Perayaan Imlek 2571 yang jatuh pada 25 Januari 2020 dirayakan dengan meriah di Balikpapan. 

Atraksi tarian singa atau barongsai digelar di Kelenteng Setya Dharma atau Guang De Miao yang menghibur warga yang beribadah dan merayakan imlek di rumah ibadah tersebut, juga warga sekitar kelenteng yang berlokasi di Jalan Bukit Niaga No 28, Pasar Baru, Balikpapan.

1. Barongsai untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu umat manusia

Atraksi Barongsai Meriahkan Imlek di Kelenteng Guang De MiaoPertunjukan barongsai di Kelenteng Guang De Miao Balikpapan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Barongsai memang selalu lekat dengan perayaan Imlek. Barongsai dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa diyakini melambangkan keberanian, kestabilan serta keunggulan. 

Selain itu, pada saat tahun baru Imlek diyakini para dewa-dewi sedang berada di kahyangan untuk menjumpai Dewa Langit dan melaporkan amal perbuatan manusia. Sehingga saat itu roh-roh jahat berkesempatan mengganggu manusia dan membuat kerusakan saat para dewa-dewi berada di kahyangan.

Barongsai yang sudah diberkati di kelenteng ini bertujuan untuk mengusir roh jahat yang mengganggu umat manusia. 

Tarian singa ini juga dihubung-hubungkan dengan legenda ular raksasa yang mengganggu manusia saat dewa-dewi ke kahyangan. Orang Tionghoa kuno kemudian membuat tarian barongsai untuk menakut-nakuti ular siluman ini. 

Makhluk ini konon takut warna merah dan petasan. Tak heran, pada tarian barongsai mudah ditemukan warna merah, diiringi suara-suara keras dari gendang, drum, dan simbal, serta petasan.

2. Tradisi Tionghoa sudah bisa diterima di Balikpapan

Atraksi Barongsai Meriahkan Imlek di Kelenteng Guang De MiaoPertunjukan barongsai di Kelenteng Guang De Miao (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tiga barongsai beraksi di Kelenteng Guang De Miao. Warga yang berdoa di kelenteng kemudian memberikan angpau ke mulut barongsai.

Seorang warga, Chandra mengatakan atraksi barongsai ini sudah rutin dilakukan setiap Imlek. Penampilan barongsai tidak hanya menghibur warga keturunan Tionghoa, tetapi juga warga sekitar.

"Hal ini menunjukan tradisi Tionghoa sudah bisa diterima warga Kota Balikpapan,” ujar Chandra.

Di Balikpapan, selain di kelenteng, pertunjukan barongsai juga dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan, rumah-rumah warga yang merayakan Imlek, dan beberapa tempat lainnya.

3. Tahun tikus logam, berharap kemakmuran

Atraksi Barongsai Meriahkan Imlek di Kelenteng Guang De MiaoPertunjukan barongsai di Kelenteng Guang De Miao (Dok.IDN Times/Istimewa)

Pada tahun tikus logam ini, Chandra berharap agar kondusifitas Kota Balikpapan tetap terjaga, perekonomian juga tumbuh lebih baik dan maju apalagi Kaltim sudah ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN).  "Warga Tionghoa berharap Balikpapan semakin makmur," katanya.

Sementara, Pengurus Kelenteng Guang De Miao Hendra Ariwijaya berharap, "Semoga tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya, dimana investasi akan bertambah. Pembangunan akan terus berkembang, dan perekonomian semakin maju.

Sedangkan, seorang warga Balikpapan lainnya, Erni, mengucapkan harapannya di tahun baru Imlek ini, "Semoga toleransi makin nyata di Indonesia. Indonesia bisa jadi negara maju, dan akulturasi budaya semakin baik dan membaur diantara para warga," ujarnya.

Baca Juga: Kisah Sejarah, Kiprah Warga Tionghoa di Samarinda

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya