Hardiknas 2020, Kadisdik Samarinda Sebut Ada Hikmah Belajar dari Rumah

Samarinda, IDN Times - Pandemik virus corona atau COVID-19 yang melanda Indonesia tak menyurutkan semangat para pendidik dan peserta didik untuk tetap menempuh pendidikan meskipun secara daring. Semangat ini semakin terasa pada momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada Sabtu (2/5) ini.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Samarinda, Asli Nuryadin menuturkan kalau kondisi pandemik saat ini yang memaksa pemberlakuan physical distancing dengan belajar dari rumah tak melulu negatif.
"Kondisi sekarang hikmahnya membuat kita semua terbiasa menggunakan perangkat digital dalam hal belajar mengajar," sebut Asli, Sabtu (2/5) siang tadi, melalui telepon seluler.
1. Kesuksesan anak dimulai dari pembentukan karakter
Meski pertemuan langsung alias tatap muka merupakan metode paling elektif, namun Asli tak menampik perkembangan zaman yang menuju era digitalisasi harus membuat setiap lini, baik tenaga pengajar, orangtua, maupun murid harus mampu memaksimalkan pemanfaatan perangkat IT (Information and Technology).
Selain itu, sebutnya, dalam survei yang dilakukan badan pendidikan dunia, hal paling utama dalam kesuksesan generasi muda penerus bangsa ialah dengan pembentukan karakter anak. Hal tersebut nyatanya paling signifikan dilakukan di lingkungan rumah melalui school from home yang saat ini terus dilaksanakan mengingat wabah korona yang kian masif.
"Pendidik utama itu di rumah tangga dalam lingkup keluarga," kata Asli.
Selain itu ia menambahkan, "Riset dunia mengatakan 75-80 persen keberhasilan terbaik pendidikan adalah attitude atau yang biasa kami sebut karakter, dan 20-25 persennya mengalir begitu saja," sambungnya.
Baca Juga: Terkendala Sistem Online, Guru di PPU Datangi Rumah Murid Kasih Solusi
2. Tiga metode pendidikan digunakan dalam kondisi pandemik
Demi menyukseskan program pembelajaran di tengah wabah pandemik, Asli menyebut kalau ada tiga kajian metode yang digunakan, yakni 100 persen online, semi online dan cara manual.
"Pertama menggunakan aplikasi streaming. Kedua kami mengirimkan materi melalui soft file via WhatsApp. Terakhir, langsung membagikan materi atau wali murid bisa mengambil ke sekolah," bebernya.
Selama pemberlakuan masa pembelajaran online saat ini menurutnya belum ada kendala yang berarti. Kesulitan masih sebatas hal umum, seperti tidak adanya perangkat optimal hingga masalah jaringan.
Tiga metode yang telah dijelaskan oleh Asli, merupakan solusi untuk menembus semua keterbatasan. Ia tak memungkiri kalau dari puluhan ribu siswa di Kota Tepian ada sekira 7 persen yang tak memiliki smartphone.
Ia juga menambahkan, selain metode pembelajaran, lanjut Asli, nantinya sistem penerimaan siswa baru tingkat Sekolah Dasar (SD) juga akan dilakukan secara online.
"Tahun kemarin (2019) kami baru menerapkannya (penerimaan siswa SD via online) pada satu kecamatan. Sekarang kami akan coba untuk semua (10) kecamatan," jelasnya.
Meski demikian, Asli tak menampik kalau ada orangtua siswa yang merasa kesulitan jalur pendaftaran manual juga tetap dibuka seperti biasa.
3. Harapan Asli pada momen Hardiknas 2020
Mantan Kepala Bappeda Samarinda ini mengharapkan dalam momen Hardiknas 2020 ini, sektor pendidikan dan perhatian di rumah bisa menjadi kunci kesuksesan anak. Hubungan harmonis serta komunikasi baik antara orangtua dan anak harus menjadi hal utama saat ini.
"Tentu kami berharap bisa mendapat generasi hebat, bermartabat dan bermanfaat bagi orang banyak," harapnya.
Asli juga mengibaratkan, dalam menuntut ilmu tidak memiliki jeda waktu atau batasan tertentu.
"Kita semua tidak boleh mengeluh. Ibarat menuntut ilmu dari buaian hingga ke liang lahat. Semoga nantinya generasi kita bisa survive di dunia internasional," katanya.
4. Kelebihan dan kekurangan belajar daring
Sementara, menurut Pengamat Pendidikan Kaltim, Syamsuddin, M.Pd, peringatan Hardiknas di masa pandemik ini memerlukan kebesaran hati semua pihak, terutama terkait pelaksanaan school from home yang menuntut pemanfaatan teknologi internet dengan berbagai aplikasi seperti WhatsApp, YouTube, Zoom, dan aplikasi lainnya.
Syamsudin mengatakan sekolah dari rumah yang diterapkan sekarang ini memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. "Kelebihannya yang pertama memang bisa menghemat ruang," kata Syamsuddin melalui telepon pada Sabtu (2/5).
Menurutnya, para peserta didik atau para murid dapat mencari pendalaman materi dari berbagai sumber yang tersedia di internet tanpa harus bertatap muka.
Selain itu, ia menekankan keuntungan sekolah dari rumah dapat membuat hubungan orangtua dan anak dapat semakin interaktif dan komunikatif. Ketika anak belajar dari rumah, orangtua bisa mencermati apa yang dipelajari oleh anaknya dan melihat bagaimana pertumbuhan potensi yang ada pada diri anaknya.
"Orangtua punya peran lebih banyak dalam melihat perkembangan anaknya di rumah selama dia belajar, jadi bisa dikontrol lebih dekat," kata peneliti di Ruhui Rahayu Research ini.
Sementara di sisi lain, kekurangan pembelajaran daring ini antara lain, para murid tidak berjumpa dan berinteraksi langsung dengan gurunya, sehingga bisa jadi tidak seefektif pembelajaran dengan tatap muka. Selain itu, terdapat beberapa kendala teknis terutama bagi para murid yang berada di pedalaman, seperti tak memiliki handphone, tak bisa membeli kuota, tak mampu menggunakan aplikasi untuk belajar online, atau mengalami gangguan sinyal.
Baca Juga: Tak Bisa Belajar Online, Nanang Kunjungi Rumah Murid-muridnya
5. Kembali ke filosofi yang paling dasar dalam dunia pendidikan, yakni memanusiakan manusia
Syamsuddin yang juga dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman Samarinda ini menuturkan pengalamannya mengajar di masa pandemik.
" Kesulitannya interaksinya yang kurang. Kita tak bisa melihat keaktifan mahasiswa. Kita tidak tahu setelah kita memberi materi mereka membaca atau tidak. Jadi kontrolnya yang agak rumit," ujarnya.
Syamsuddin menekankan pentingnya pendidikan untuk menciptakan manusia yang unggul dan menguasai ilmu pengetahuan. Hal ini penting untuk menghadapi persaingan dengan dunia internasional.
"Harapan saya di Hardiknas ini bagaimana kita kembali kepada filosofi yang paling dasar dalam dunia pendidikan, yakni memanusiakan manusia," katanya.
Artikel ini ditulis oleh Kontributor IDN Times Kaltim Zulkifli Nurdin
Baca Juga: Ini Curhat Para Guru di Kaltim, Hardiknas 2020 di Masa Wabah COVID-19