Kadisdik Balikpapan: Virus Corona Sebabkan Pembelajaran Tak Tuntas

Penerimaan raport terapkan protokol kesehatan 

Balikpapan, IDN Times - Pandemik virus corona atau COVID- 19 membuat dunia pendidikan mengalami berbagai perubahan dan penyesuaian. Tidak hanya belajar dari rumah (school from home), tetapi juga dalam penilaian, penerimaan raport, hingga pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Muhaimin mengatakan penerimaan raport bagi para murid SD dan SMP sederajat akan dilaksanakan pada 19- 20 Juni 2020. Penerimaan raport di tengah pandemik ini bisa dilaksanakan bergantian antar kelas dalam dua hari ini untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona. 

"Penerimaan raport kita berharap situasi lebih baik. Kita sampaikan ke sekolah kalau ada pembagian raport agar dilaksanakan secara bergantian dengan protokol kesehatan. Kita bagi dua hari, tanggal 19 dan 20 Juni bisa bergantian," kata Muhaimin melalui telepon pada Selasa (19/5).

1. Jadwal libur sekolah dan PPDB

Kadisdik Balikpapan: Virus Corona Sebabkan Pembelajaran Tak TuntasKadisdikbud Balikpapan Muhaimin (IDN Times/Maulana)

Sekolah pun wajib menerapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer, menata tempat duduk dengan physical distancing. Sementara orangtua hadir tanpa membawa serta anaknya dan wajib mengenakan masker. 

Namun, jika masih dalam kondisi darurat yang tidak memungkinkan orangtua mengambil raport secara langsung di sekolah maka raport dapat dibagikan melalui scan PDF melalui WhatsApp oleh masing- masing wali kelas.

Libur kenaikan kelas atau akhir tahun pelajaran tahun 2010/2020 tanggal 22 Juni sampai 11 Juli 2020. 

Sementara, untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)  untuk jenjang SD dan SMP dijadwalkan 22-29 Juni 2020.

Baca Juga: Wali Kota Balikpapan: PNS Nekat Mudik Akan Disanksi Berat 

2. Virus corona menyebabkan pembelajaran kurikulum semester ini tidak tuntas

Kadisdik Balikpapan: Virus Corona Sebabkan Pembelajaran Tak TuntasIlustrasi belajar dari rumah (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim telah menetapkan aturan mengenai belajar dari rumah (school from home), pembatalan Ujian Nasional, dan aturan lain yang tercantum dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19.

Muhaimin menuturkan akibat wabah virus corona pembelajaran kurikulum semester genap ini tidak tuntas sehingga penilaian tidak maksimal

"Tahun ini sudah ada edaran dari Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang pembelajaran dalam kondisi COVID-19 ini maka pembelajaran kurikulum tidak tuntas. Karena tidak tuntas, penilaian tidak maksimal," katanya. 

Ia menambahkan, Ujian Akhir Semester (UAS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk SD dan SMP dalam bentuk tes tidak dilaksanakan. Penilaian untuk kenaikan kelas ditentukan oleh nilai ulangan harian, nilai ulangan tengah semester, dan nilai tugas. 

3. Pembelajaran daring tidak maksimal karena merupakan program 'kaget'

Kadisdik Balikpapan: Virus Corona Sebabkan Pembelajaran Tak Tuntasilustrasi belajar online (IDN Times/Mela Hapsari)

Terkait pembelajaran daring, Muhaimin mengatakan tidak seefektif pembelajaran tatap muka di kelas. Meskipun sebenarnya, pembelajaran memang mengarah ke sistem digital namun saat mendadak diterapkan belum semua sekolah, guru, dan siswa siap. 

"Evaluasi belajar online tentu tidak maksimal, namanya juga program kaget. Walaupun kita punya rencana sekolah digital, kelas digital, tapi ternyata program itu amputasi (belum siap), harusnya dilaksanakan bertahap tapi ternyata dilaksanakan tiba-tiba. Ada sekolah, guru dan siswa yang siap, tapi ada juga yang kurang siap dan kaget," ujar Muhaimin.

Pelaksanaan pembelajaran daring ini menyesuaikan situasi dan kondisi di masing-masing sekolah. Ia menekankan proses pembelajaran daring atau mandiri ini sebaiknya tetap dengan pendampingan orangtua. 

Ia mengatakan, di Balikpapan ada sejumlah anak yang tidak dapat mengikuti pembelajaran daring baik karena orangtuanya tidak memiliki smartphone, laptop, ataupun tak ada dana untuk membeli kuota. Anak tetap dapat mengikuti pembelajaran luring dengan mengambil tugas di sekolah.

"Ada tapi tidak banyak, mungkin tidak sampai 5 persen. Jadi, diatur waktu orangtua datang ke sekolah mengambil tugas dan mengumpulkan tugas anak-anaknya," katanya.

Jika keberatan untuk membeli pulsa sebenarnya ada solusi, menurut aturan, dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dapat digunakan untuk membantu dana pembelian kuota bagi guru dan siswa gakin.

"Kementerian Pendidikan juga telah memfasilitasi di Juknis BOS reguler, diperbolehkan sebagian dana BOS reguler untuk pembelian pulsa atau internet untuk guru dan siswa gakin (keluarga miskin). Untuk guru-guru nonASN dapat difasilitasi untuk pembelian pulsa," kata Muhaimin.

4. Dunia pendidikan perlu memiliki beberapa strategi dan rencana

Kadisdik Balikpapan: Virus Corona Sebabkan Pembelajaran Tak TuntasIlustrasi (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Ia memetik pelajaran dari pengalaman menghadapi wabah virus corona pada dunia pendidikan. Lantaran virus corona, pembelajaran digital yang sebenarnya belum siap terpaksa diterapkan.

Sehingga ia memandang, sebenarnya dalam melakukan perencanaan pendidikan perlu dibuat beberapa strategi baik jangka pendek maupun panjang, untuk mengantisipasi berbagai hal yang terjadi mendadak.

"Kita merencanakan sesuatu tidak boleh satu tahap tapi harus berbagai tahapan dan skenario. Kita membuat skenario jangka panjang tapi jangka pendeknya tidak disiapkan ternyata ada COVID-19," katanya. 

Baca Juga: Kadisdik: PPDB Online saat Pandemik, Orangtua Perlu Diedukasi

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya