Pekerja Terpapar COVID-19, Klaster Perusahaan Meningkat di Balikpapan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengimbau masyarakat untuk terus waspada terhadap penularan COVID-19 yang akhir-akhir ini terus meningkat.
Dokter yang akrab disapa Dio ini mengungkapkan hingga kini belum ada kasus mutasi baru COVID-19. "Ya semua perlu waspada terhadap virus mutasi baru. Belum ditemukan kasus COVID-19 dari virus mutasi baru di Balikpapan," ujar Dio melalui pesan tertulis pada Minggu (13/6/2021).
1. Sebanyak 67 pasien menjalani isolasi di hotel
Dio juga menuturkan pasien isolasi di Hotel Grand Tiga Mustika per Minggu kemarin ada 67 orang. Terkait keterisian tempat tidur atau bed occupacy ratio (BOR) rumah sakit di Balikpapan, Dio menjelaskan, "BOR Isolasi RS 24,28 persen dan BOR ICU COVID 45,65 persen," katanya.
Ia mengatakan saat ini ada dua masalah utama di Balikpapan, yakni kluster keluarga pasca kumpul-kumpul Lebaran yang penularannya masih berlanjut. Serta, kluster perusahaan yang pekerjanya juga baru datang setelah Lebaran, baik ganti kru atau kru baru.
Baca Juga: Seminggu Beroperasi, 52 Pasien Tempati Hotel Isolasi di Balikpapan
2. Klaster keluarga dan klaster perusahaan
Ia menjelaskan, telah terjadi peningkatan kasus COVID-19 dari KTP luar daerah yang merupakan klaster perusahaan. Dari data hari Minggu, tercatat ada 15 pasien COVID-19 yang berasal dari luar Balikpapan.
"Itu klaster baru dari perusahaan yang mendatangkan pekerja-pekerja luar daerah untuk pekerjaan konstruksi workshopnya," ujar Dio.
Sementara itu, klaster keluarga juga masih menjadi ancaman di Balikpapan. Per hari Minggu kemarin ada 6 ibu rumah tangga dan ada 3 anak yang terpapar virus corona, yakni usia 2 tahun, 14 tahun, dan 11 tahun.
3. Pekerja pendatang yang negatif antigen belum tentu tak terpapar COVID-19
Dio menuturkan untuk para pekerja yang datang baik melalui pesawat dan kapal dengan swab antigen negatif tidak menjamin mereka tidak terpapar virus corona ketika tiba di Kota Minyak.
Bisa jadi di dalam tubuhnya sudah terpapar COVID-19, namun belum bisa terdeteksi oleh alat rapid test antigen. Atau terpapar setelah pengambilan swab di lab hingga ke lokasi kerja. Atau, terpapar saat tiba di lokasi kerja.
"Oleh karena itu tenaga kerja yang baru tiba diminta karantina dulu lalu test lagi sebelum masuk lokasi. Beberapa perusahaan sudah kenceng banget mensterilkan pekerjanya sampai masuk lokasi, " katanya.
Antara lain dengan pemeriksaan rapid test antigen saat berangkat. Turun pesawat langsung karantina di hotel, kemudian sebelum masuk ke lokasi kerja dilakukan pemeriksaan swab PCR. Jika terbukti negatif COVID-19 baru diizinkan masuk kerja.
"Tapi ada juga perusahaan yang tidak seketat itu," ujarnya.
Baca Juga: Guru Balikpapan Meninggal Usai Vaksin, Tidak Termasuk KIPI