Membeludak, RSKD Balikpapan Rawat Pasien COVID-19 di Selasar

UGD kemungkinan akan ditutup

Balikpapan, IDN Times - Puluhan pasien terkonfirmasi COVID-19 di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) terpaksa dirawat di selasar rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo. Pasien positif terpapar virus di Balikpapan membeludak selama sepekan terakhir ini. 

Ruang isolasi dan unit gawat darurat (UGD) telah penuh.

“Kejadian ini sudah terjadi sejak tanggal 27 Juni lalu, di mana hampir setiap malam UGD kita menerima 20-30 pasien COVID, dengan membawa rapid anti gen positif dan kondisi sesak napas,” ujar Direktur RSKD, Edy Iskandar, saat dikonfirmasi di kantornya, Jumat (2/7/2021).

1. Kapasitas UGD hanya 20 pasien

Membeludak, RSKD Balikpapan Rawat Pasien COVID-19 di SelasarPasien terpapar virus COVID-19 di Balikpapan. (IDN Times/Hilmansyah)

Edy mengatakan, mereka menerima pasien COVID-19 secara bergelombang selama sepekan ini. Jumlahnya bisa mencapai 20 hingga 30 pasien sedangkan kapasitas daya tampung ruang UGD hanya 20 pasien saja.

“Nah akibatnya ada 15 orang terpaksa kita bantu perawatannya di selasar rumah sakit, jadi selasar ini bersifat darurat minimal pasien yang datang ini sudah dapat bantuan oksigen, untuk mengatasi sesak,” ujarnya.

Jadi ketika antrian sudah banyak, Edy mengaku, mencarikan jalan upaya agar pasien tetap memperoleh penanganan medis dengan baik. Mereka tidak mungkin memaksa kapasitas daya tampung UGD. 

“Semalam kita sudah membuka ruangan baru ada sebanyak 30 tempat tidur dengan menggeser pasien normal ke ruangan lain, kemudian tempat itu dijadikan tempat isolasi bagi pasien,” tegasnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Balikpapan Melonjak, Pesanan Peti Mati Ikut Naik

2. Sudah 200 tempat tidur dibuka untuk pasien covid

Membeludak, RSKD Balikpapan Rawat Pasien COVID-19 di SelasarVaksinasi pengunjung mal di Balikpapan Kaltim. (IDN Times/Hilmansyah)

Dikatakannya, sebanyak 30 orang yang dirawat di selasar sudah langsung masuk ruangan baru tersebut. Masih ada 10 pasien lagi yang saat ini antre di ruang UGD karena masih belum bisa masuk ke ruangan.

“Jadi sampai semalam itu, sebanyak 200 tempat tidur sudah kita buka untuk pasien COVID,"  jelasnya.

Kemudian untuk ICU, katanya, yang hanya terdapat 18 tempat tidur semuanya juga telah terisi penuh. Dan setelah rapat manajemen, maka ICU COVID-19 ditambah menjadi 14 tempat tidur dengan melakukan modifikasi ruangan lengkap dengan peralatan. 

“Kemudian kita juga up grade lagi ruang rawat inap ada 50 tempat tidur, di mana pasien umum kita geser dan konsentrasi hanya di gedung anggrek hitam aja, sehingga totalnya ruang isolasi 250 tempat tidur dan ICU 30 tempat tidur, ini sudah kapasitas maksimal. Setelah ini kita bisa menambah lagi karena pasien non COVID juga harus dirawat,” ujarnya.

3. UGD kemungkinan akan ditutup

Membeludak, RSKD Balikpapan Rawat Pasien COVID-19 di SelasarDirektur RSKD Balikpapan, Edy Iskandar. (IDN Times/Hilmansyah)

Dalam perkembangannya, lanjut Edy, jika ruangan rawat inap penuh maka akan terjadi penumpukan pasien di ruang UDG. Sehingga jika ruang rawat inap dan UGD penuh maka kemungkinan, pihak rumah sakit akan menutup sementara ruangan tersebut.

“Jadi kami tidak ada menerima layanan rujukan di UGD sementara waktu, maka kita mohon masyarakat ketika UGD ditutup akan diarahkan ke rumah sakit lain. Ini sudah akan dijalankan demikian, jadi kalau malam nanti juga menumpuk kita hanya bisa rawat 30 orang aja di UGD,” tukasnya.

Harapannya, lanjut Edy, rumah sakit lainnya bisa membantu dengan membuka dan memperbanyak lagi ruang isolasi COVID dan UGD.

“Masyarakat kita juga berharap jika gejala ringan, tidak sesak napas, bisa melakukan isolasi mandiri saja,” harapnya.

4. Sebanyak 25 tenaga medis RSKD isolasi mandiri

Membeludak, RSKD Balikpapan Rawat Pasien COVID-19 di SelasarRuang rawat inap di RSU Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. (IDN Times/Hilmansyah)

Untuk rencana pembukaan tenda memang ada rencana tersebut. Namun dengan melihat tenaga medis yang ada maka pihak rumah sakit angkat tangan. Pihaknya harus memastikan penanganan pasien yang ada di dalam rumah sakit sesuai standar maksimal.

“Kalau membuka tenda, pertama SDM nya jelas kita tidak punya, kedua tidak standar untuk perawatan, jadi sebaiknya ke rumah sakit lain,” tukasnya.

Saat ini, kata Edy, ada sebanyak 25 orang tenaga perawat rumah sakit yang melaksanakan isolasi mandiri karena positif terkonfirmasi COVID-19 dengan gejala ringan, tetapi ada juga beberapa orang yang dirawat termasuk di ICU.

“Kondisi ini membuat kinerja kita agak terbatas, kalau yang sekarang menangani pasien COVID ini ada sebanyak 700 orang, semuanya kita kerahkan. Nah yang jadi masalah adalah tingkat kelelahan karena terus bekerja,” paparnya.

Mengantisipasi tenaga medis ini, katanya, pihaknya mulai merekrut 50 tenaga medis perawat yang akan dikontrak hingga akhir tahun atau Desember 2021 mendatang.

Baca Juga: Wagub Kaltim Ingatkan Bahaya Narkoba yang Sudah Menjangkau Anak-anak 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya