Alat Rapid Test Kemenkes Habis, Pemkot Balikpapan Siap Beli Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan dr. Andi Sri Juliarti mengatakan persediaan alat rapid test bantuan dari Kementerian Kesehatan sudah tak ada lagi, sebab semuanya telah habis digunakan.
"500 unit rapid test itu dipakai untuk tenaga medis yang menangani langsung pasien COVID-19," katanya saat dikonfirmasi pada Kamis (9/4).
1. Pemkot Balikpapan bakal membeli alat rapid test menggunakan APBD
Pemkot Balikpapan menerima 500 alat rapid test dari Kementerian Kesehatan pada 28 Maret 2020. Dan memang hanya diperuntukkan bagi tenaga medis saja. Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut, Dio, begitu dia biasa disapa, menuturkan Pemkot Balikpapan bakal membeli 800 alat rapid test secara mandiri lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan.
"Tapi rapid test yang pengadaannya dari APBD masih berlangsung," ucap Dio, sapaan karibnya.
2. Stok APD bagi rumah sakit rujukan cukup untuk dua pekan saja
Sementara itu, persediaan alat pelindung diri (APD) di Gudang farmasi milik Dinas Kesehatan Balikpapan tersisa 450 unit. APD tersebut akan disalurkan ke rumah sakit rujukan yang alami kekurangan ketika menangani pasien positif COVID-19.
"Cukup untuk dua pekan ke depan. Itu diketahui saat konferensi video bersama Gubernur Kaltim, Isran Noor," jelasnya.
Gudang farmasi itu tak hanya menyimpan APD. Ada juga alat kesehatan seperti rapid test, vitamin dan asupan gizi. Digunakan untuk tenaga kesehatan yang menangani pasien positif COVID-19.
"Semua sumbangan APD dan lainnya yang diterima wali kota juga masuk ke gudang farmasi kami. Kan tidak bisa disimpan sembarangan, harus steril," sebutnya.
3. Rumah sakit dianjurkan pengadaan sendiri saat kekurangan APD
Itu sebab, lanjutnya, pihaknya tak masalah bila rumah sakit pengadaan mandiri ketika APD dan alat kesehatan tak mencukupi untuk menghadapi pandemi virus corona.
"Ya gak apa-apa, karena kan memang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk konsumsi saja kan butuh 3 kali sehari," pungkasnya.