Ratusan Umat Hindu Rayakan Galungan di Pura Giri Jaya Natha

Berharap kedamaian, tanpa konflik sosial

Balikpapan, IDN Times - Ratusan umat Hindu Balikpapan melaksanakan sembahyang dalam rangka peringatan Hari Raya Galungan 2019 di Pura Giri Jaya Natha yang terletak di Jalan R.E Martadinata, Balikpapan Tengah Rabu (24/7) malam.

Pada perayaan Galungan tahun ini memaknai kebaikan melawan keburukan dan persembahan sesajen sebagai bentuk terima kasih kepada sang pencipta.

"Agama sebagai pembimbing dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, sehingga hidup lebih terarah dan melawan keburukan dengan kebaikan," jelas Nengah Kayun Widyatama, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Balikpapan.

1. Bawa persembahan sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan

Ratusan Umat Hindu Rayakan Galungan di Pura Giri Jaya NathaIDN Times/ M. Idris

Dalam perayaan Galungan umat Hindu Balikpapan memberikan persembahan kepada Tuhan sebagai tanda terima kasih atas segala apa yang dikaruniakan di dunia ini. Sebagai rasa syukur ratusan umat Hindu melaksanakan persembahyangan kepada Yang Maha Kuasa.

Berbagai persembahan ini ditata di tempat yang telah disiapkan. Upacara sembahyang mulai dilakukan sejak pukul 20.00 WITA hingga pukul 21.30 WITA pada Rabu malam.

"Perayaan Galungan ini hari kemenangan itulah yang dikenal dengan Hari Raya Galungan, yang bermakna kemenangan dharma melawan adharma," kata Nengah Kayun Widyatama

Umat Hindu di Balikpapan merayakan Hari Raya Galungan dengan semarak. Masyarakat memakai baju adat yang didominasi warna putih. Mereka pergi beribadah ke pura atau tempat suci keluarga. Para wanita biasanya akan menjunjung sajen.

Baca Juga: 15 Ide Nama Bayi Perempuan Berbahasa India, Sesuai Ajaran Hindu

2. Kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan

Ratusan Umat Hindu Rayakan Galungan di Pura Giri Jaya NathaIDN Times/ M. Idris

Umat Hindu Balikpapan melaksanakan sembahyang di Pura Giri Jaya Natha untuk merayakan Galungan setiap 210 hari menggunakan hitungan kalender Bali. Galungan sendiri merupakan bentuk peringatan kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan.

Sebagai ketua PHDI Kota Balikpapan, Nengah Kayun Widyatama, menceritakan, hari raya Galungan ini dimulai pada abad XI. Pada waktu itu ada raja yang bertindak sangat zalim berada dalam situasi peperangan, rakyat pada saat itu tidak boleh menyembah Tuhan, hanya boleh menyembah raja.

Pada saat itu kegiatan keagamaan sangat buruk dan akhirnya turunlah para dewa untuk membantu rakyat mengalahkan raja zalim itu, sehingga kegiatan keagamaan kembali dapat dilakukan dengan baik sampai saat sekarang.

"Kita harus melawan kejahatan dengan kebaikan, dan melaksanakan kegiatan keagamaan dengan baik," ucapnya.

3. Berharap tak ada lagi konflik sosial di masyarakat

Ratusan Umat Hindu Rayakan Galungan di Pura Giri Jaya NathaIDN Times/ M. Idris

Hari Raya Galungan dimaknai sebagai bentuk keheningan atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dilimpahkan oleh Yang Maha Esa, dan merupakan tangga menuju kehidupan yang lebih bersih.

"Diharapkan dengan perayaan Galungan hari ini dapat menyucikan pikiran menjadi bersih serta dapat menghilangkan pikiran yang negatif terlebih di tahun politik saat ini," jelasnya.

Dalam perayaan Hari Galungan tahun ini umat Hindu Balikpapan memberikan harapan agar tak ada lagi konflik sosial, tak ada perbedaan yang meruncing baik karena suku dan agama.

Baca Juga: 5 Fakta Perayaan Galungan Umat Hindu di Denpasar

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya