90 Persen Pemasukan Kaltim Masih Dari Dana Bagi Hasil  Migas 

Belum bisa menggali pemasukan lainnya

Balikpapan, IDN Times – Pemasukan dari dana bagi hasil minyak dan gas (migas) masih menjadi penopang perekonomian di sejumlah wilayah di Provinsi Kalimantan Timur. Hampir 90 persen pemasukan daerah masih ditopang dari pemasukan dari sektor dana bagi hasil migas.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan Sulawesi Syaifuddin menyebutkan sektor migas masih menjadi pemasukan utama bagi negara.

"Pemasukan dari sektor migas masih menjadi tulang punggung bagi APBD dan APBN, termasuk juga mendukung pembangunan di daerah sekitar," kata Syaifuddin usai menghadiri acara Forum Diskusi Hulu Migas di Balikpapan, Kamis (11/7/2019).

1. Keberadaan industri migas meningkatkan perekonomian di daerah

90 Persen Pemasukan Kaltim Masih Dari Dana Bagi Hasil  Migas IDN Times/Maulana

Keberadaan industri migas di wilayah Kaltim secara tidak langsung juga meningkatkan perkembangan perekonomian di wilayah kerja industri migas.

Syaifuddin menjelaskan kontribusi keberadaan industri migas tidak hanya pada dana bagi hasil, namun juga ada dampak positif lainnya. Seperti peningkatan penyediaan lapangan kerja dan peluang usaha bagi pengusaha lokal.

Menurutnya, keberadaan industri migas khusus di Kaltim sudah sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Sehingga memerlukan dukungan penuh dari setiap elemen masyarakat hingga pemerintah daerah.

"Saya rasa keberadaan industri migas bukan hanya berdampak pada DBH (Dana Bagi Hasil) saja, namun juga ada peluang kerja, usaha bagi pengusaha lokal, dan banyak lagi manfaat multiplier effect- nya," terangnya.

 

Baca Juga: Susahnya Menahan Turunnya Produksi Minyak dari Sumur Tua

2. Perlu dukungan penuh seluruh stakeholder

90 Persen Pemasukan Kaltim Masih Dari Dana Bagi Hasil  Migas IDN Times/ M. Idris

Keberadaan industri migas sebagai penopang utama pendapatan negara dan daerah memerlukan dukungan setiap stakeholder, sehingga kegiatan yang dijalankan dapat berjalan secara optimal.

"Kalau ada dampak negatif seperti pipa pecah atau yang lainnya, dapat dibicarakan bersama sehingga dapat dicarikan solusinya, sehingga kegiatan industri yang ada tetap berjalan," ujarnya.

Ia menjelaskan pemerintah daerah dan masyarakat setempat harus bersama-sama mendukung kegiatan industri migas. Jadi, apabila terjadi permasalahan dapat diselesaikan dengan baik.

"Namanya kita nyalurin minyak kadang ada dampak negatifnya, misalnya ada tumpahan minyak kita bicarakan bersama bagaimana solusinya," tuturnya.

3. Kondisi industri migas di Kaltim lebih baik dari daerah lain

90 Persen Pemasukan Kaltim Masih Dari Dana Bagi Hasil  Migas IDN Times/Maulana

Sebagai daerah yang sangat tergantung pada penghasilan dari sektor industri migas, Kaltim merupakan daerah yang sangat minim isu konflik sosial terhadap industri migas.

Syaifuddin mengaku ada hal-hal negatif dari kegiatan industri migas yang bersinggungan dengan masyarakat disekitarnya. Namun dapat diselesaikan melalui dialog yang melibatkan stakeholder dan masyarakat setempat.

“Kaltim justru lebih baik ketimbang daerah lain yang didera isu sosial dan lainnya dalam industri hulu migas,” ungkapnya.

Ia menambahkan masyarakat perlu diberikan pemahaman terkait manfaat hingga dampak negatif dari industri hulu migas melalui dialog antar KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama), stakeholder  dan masyarakat.

Baca Juga: Impor Migas Tinggi, Jokowi Ingatkan Jonan dan Rini

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya