Standar Hidup Layak Balikpapan Bakal Naik, Ongkos Hidup Makin Mahal!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapann, IDN Times - Rencana kenaikan standar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) BPJS Kesehatan dan tarif listrik diperkirakan juga akan menaikkan standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
Kepala Seksi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan Umar Riyadi mengatakan kebijakan untuk menaikkan standar iuran BPJS Kesehatan dan tarif listrik akan mempengaruhi tingkat inflasi di daerah dan daya beli masyarakat.
"Asuransi BPJS sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat, kenaikan akan mempengaruhi tingkat inflasi yang berdampak pada kemampuan daya beli, yang akan menaikan standar kebutuhan hidup layak," kata Umar ketika diwawancarai di kantornya, belum lama ini.
1. Standar KHL Kota Balikpapan paling tinggi di Kaltim
Berdasarkan catatan hasil survei BPS Kota Balikpapan di tahun 2019, standar hidup layak di Kota Balikpapan tercatat mencapai Rp545.971 per jiwa. Balikpapan menduduki urutan tertinggi di Kaltim sebagai kota dengan standar hidup paling mahal dibandingkan daerah lainnya. Sedangkan untuk skala nasional, Balikpapan menduduki urutan kelima sebagai kota dengan biaya hidup paling mahal se-Indonesia.
"Setiap tahun, kita menurunkan tim survei untuk mendata standar kebutuhan hidup layak masyarakat, berdasarkan indikator tingkat daya beli terhadap sejumlah kebutuhan primer," jelasnya.
2. Tingkat kemiskinan di Balikpapan mencapai 2,64 persen
Berdasarkan hasil survei BPS, tingkat kemiskinan di Kota Balikpapan tercatat mencapai 2,64 persen dari populasi penduduk yang mencapai 615.574 jiwa. Persentase kemiskinan di Kota Balikpapan disebutkan menurun dibandingkan tahun 2018 lalu, yang tercatat mencapai 2,82 persen.
Tingkat kemiskinan di Kota Balikpapan diperkirakan akan kembali meningkat dengan kenaikan standar hidup layak yang akan meningkat akibat wacana kenaikan standar iuran BPJS dan kenaikan tarif listrik akibat pengurangan subsidi.
"Kenaikan tersebut dipastikan akan mempengaruhi tingkat inflasi, yang mempengaruhi harga sejumlah kebutuhan pokok yang akan mempengaruhi tingkat daya beli masyarakat," jelasnya.
3. Wacana pemindahan ibu kota negara mempengaruhi tingkat ekonomi
Rencana pemindahan ibu kota negara ke wilayah Kalimantan Timur yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi di Balikpapan.
Sebagai kota yang akan menjadi daerah penyangga ibu kota negara, Kota Balikpapan akan terpengaruh langsung dari rencana pemindahan tersebut. Diantaranya menyangkut tingkat migrasi penduduk, yang mempengaruhi tingkat komposisi pertumbuhan ekonomi.
"Sebagai kota penyangga tentu akan menjadi daya tarik bagi migran baru yang notabene bisa jadi mereka dari kalangan yang mampu dan juga tidak mampu karena seperti Jakarta dahulu dan juga sekarang itu menjadi titik di mana orang mengadu nasib," jelasnya.
Menurutnya, pihaknya tidak dapat memprediksi dampak ekonomi yang akan terjadi, karena perubahan akibat tingkat migrasi tidak dapat diperhitungkan secara statistik.
Baca Juga: 2019, Angka Kemiskinan Ditargetkan Turun Jadi 9,2 Persen