Demo Mahasiswa Kenaikan Harga BBM, Menjebol Pagar Gedung DPRD Tarakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, mahasiswa pun mulai melakukan pergerakan sebagai reaksi atas keputusan pemerintah pusat.
Hari ini, Senin (5/9/2022) sejumlah daerah melaporkan aksi telah turun ke jalan. Salah satunya terjadi di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) yang menggelar aksi di depan Gedung DPRD Kota Tarakan.
Dedy Syarkani, Ketua HMI Cabang Tarakan menyatakan, kenaikan harga BBM ini tentu akan berdampak ke banyak sektor. Sebagai contoh penyesuaian harga transportasi yang turut tak bisa terbendung
"Sedangkan di Tarakan begitu lekat dengan transportasi kapal cepat (speedboat), itu saja naik harganya. Belum lagi dengan sektor yang lain," ucapnya, saat dihubungi sore tadi.
1. Meminta pengawasan melekat distribusi BBM di Tarakan
Jika dari transportasi saja mengalami kenaikan, Dedy meyakini, hal itu akan mengena pada sektor pangan dan ekonomi. Di mana dua sektor ini juga begitu bergantung dengan transportasi.
"Bahwasanya dalam aksi ini kami tak hanya membawa isu nasional, tetapi juga kita sampaikan bagaimana pengawasan terhadap distribusi BBM subsidi di Tarakan," terangnya.
Meski sempat terjadi ketegangan karena mahasiswa tak diperbolehkan masuk ke rumah rakyat, untungnya hal tersebut dapat terselesaikan.
Mereka semua bisa masuk ke gedung DPRD Kota Tarakan dan menyampaikan aspirasi mahasiswa.
Baca Juga: Napi Lapas Tarakan Ditangkap Brimob, Positif Gunakan Narkoba
2. Dewan ikut tolak kenaikan harga BBM
Sementara, Dedy mengklaim, DPRD Tarakan menyambut tuntutan dan ikut menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.
Ia menyebut, DPRD Tarakan akan meminta pusat merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 69 tahun 2021.
"Alhamdulillah dewan langsung menerima tuntutan kami, dan dewan yang dihadiri seluruh pimpinan dan anggota satu sikap menolak kenaikan BBM," jelasnya.
Ia pun kembali mengklaim, DPRD Tarakan dan mahasiswa segera bersurat kepada pemerintah pusat.
3. Pagar gadung DPRD roboh didorong massa aksi
Selama demo berlangsung, sempat terjadi aksi dorong pagar pembatas Gedung DPRD Kota Tarakan hingga roboh. Beruntung tak ada kericuhan besar terjadi. Sebab 200 personel polisi dari Polres Tarakan melakukan penjagaan.
"Itu pagar ditutup, mahasiswa maksa masuk jadi didoronglah pagar itu dan roboh pagar sebelah. Tapi untungnya tak ada yang terluka," ujar Kapolres Tarakan Ajun Komisaris Besar Polisi Taufik Nurmandia.
"Setelah kami komunikasikan kembali akhirnya mereka bisa masuk walaupun tidak semua karena sempit dan ada mahasiswa yang tidak ikut masuk, tapi sudah bertemu DPRD," tutupnya.
Baca Juga: Sempat Bocor, Polres Tarakan Gagal Gerebek Arena Judi Sabung Ayam