Bripka Taufik Ismail, Polisi yang Dedikasikan Diri di Teluk Balikpapan

Patroli laut hingga edukasi masyarakat pesisir

Balikpapan, IDN Times - Berlayar dari satu tempat menuju tempat lainnya di perairan Kalimantan menjadi kegiatan wajib bagi Taufik Ismail. Personel polisi Korps Polairud Polda Kalimantan Timur (Kaltim) berpangkat Bripka ini cukup terkenal di masyarakat Kota Minyak sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Tak hanya memberikan edukasi semata, bahkan dirinya sampai turut serta menyentuh segala persoalan yang menyangkut tentang kelestarian laut.

Salah satunya dengan memberikan bimbingan ke wanita-wanita pesisir Pantai Manggar dalam mengolah buah mangrove menjadi bedak dingin. Sejenis bedak untuk membantu melembabkan kulit wajah secara alami sehingga produksi minyak pun berkurang. 

Kegiatan ini tentu membawa sisi positif, selain bisa mendukung secara ekonomi, para wanita juga jadi memiliki kegiatan rutin dan tak hanya berkutat dengan pekerjaan rumah saja.

Tapi selama masa pandemik ini, Taufik menuturkan, jika kegiatan ini terpaksa dibatasi. Kumpul-kumpul yang biasanya dijadikan momen berbagi ilmu itu pun hanya bisa dihitung jari saja.

“Tapi kegiatan ini tetap berjalan sebagaimana mestinya. Masih ada pembuatan bedak dingin mangrove namun terbatas,” ujar dia, saat dihubungi oleh IDN Times, Jumat (17/9/2021).

1. Berjalan ketika mendapat pesanan

Bripka Taufik Ismail, Polisi yang Dedikasikan Diri di Teluk BalikpapanAktivitas Bripka Taufik Ismail dalam membantu penanaman mangrove di masyarakat Balikpapan Kaltim. Foto istimewa

Dampak ini juga yang membuat ibu-ibu yang tergabung dalam binaan Taufik soal bedak dingin mangrove ini berjalan hanya ketika ada pesanan saja. Seperti ketika ia bersama ibu-ibu pesisir Manggar mendapat pesanan dari para istri pejabat yang sudah pernah merasakan khasiat dari bedak dingin mereka.

Tapi tak hanya tentang pandemik saja, buah mangrove yang menjadi bahan dasar pembuatan bedak dingin ini juga sebenarnya langka. Kesulitan mendapat buah matang juga menjadi pertimbangan  untuk membatasi pembuatan bedak tersebut.

“Iya, buahnya itu kan langka, harus dicari betul-betul yang masaknya. Jadi memang tidak bisa sering-sering dibuat,” kata dia.

Baca Juga: Gara-gara Cemburu, Pria Balikpapan Masuk Bui dan Tunda Nikah

2. Sebaran mangrove yang semakin berkurang

Bripka Taufik Ismail, Polisi yang Dedikasikan Diri di Teluk BalikpapanAktivitas Bripka Taufik Ismail dalam mengumpulkan sampah di Teluk Balikpapan Kaltim. Foto istimewa

Sama dengan sosok lainnya yang berjasa dalam pelestarian lingkungan, Taufik juga memiliki peran penting dalam melestarikan laut Balikpapan. Di tengah aktivitasnya sebagai seorang polisi, ia tetap memperhatikan dengan detail permasalahan yang sering terjadi berkaitan dengan laut. 

Sejak tahun 2010, selama aktif menjadi relawan pelestarian lingkungan laut, dirinya mengaku, meski sering ada kegiatan penanaman nyatanya tanaman mangrove tak sebanyak yang terlihat. Adanya aktivitas pembangunan lahan dermaga dan pelabuhan membuat banyak pohon mangrove akhirnya menjadi korban. 

Hal ini menjadi perbandingan kuota persebaran tumbuhan mangrove di masa dulu dengan sekarang. Jika seperti itu, dirinya mengakali dengan penanaman kembali setelah dermaga tersebut jadi.

“Biasanya kami lakukan kegiatan penanaman tambal sulam. Kegiatan ini juga kami lakukan bersama anak sekolah atau mahasiswa juga sebagai edukasi ke mereka,” terangnya.

3. Edukasi biota laut kerang mimi ke masyarakat

Bripka Taufik Ismail, Polisi yang Dedikasikan Diri di Teluk BalikpapanAktivitas Bripka Taufik Ismail bersama masyarakat Balikpapan Kaltim. Foto istimewa

Tak hanya tanaman mangrove, perhatian Taufik juga tak lepas pada biota laut dilindungi yang sempat menjadi incaran masyarakat. Sampai di pesisir Tanah Grogot, Paser pun edukasi pelestarian laut pun digencarkan.

Kerang Mimi atau kepiting tapal misalnya. Hewan langka ini beberapa waktu lalu selalu menjadi buruan untuk dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Melihat itu, Taufik pun turun tangan dengan menggaet beberapa tokoh sekitar untuk memberikan edukasi terkait kepiting tapal dan manfaat penanaman mangrove di sekitar pesisir pantai sana.

Hasilnya, kini masyarakat menjadikan pesisir Grogot sebagai ekowisata edukasi, dengan ilmu yang mereka dapatkan dari Taufik, termasuk soal pemahaman hewan laut mimi ini.

“Ya Alhamdulillah, sekarang malah jadi tempat wisata di sana. Yang awalnya tidak tahu sama sekali soal mimi justru sekarang dilestarikan,” ucapnya.

4. Dipercaya instansi pemerintahan untuk edukasi pelestarian laut

Bripka Taufik Ismail, Polisi yang Dedikasikan Diri di Teluk BalikpapanAktivitas Bripka Taufik Ismail penanaman mangrove di masyarakat Balikpapan Kaltim. Foto istimewa

10 tahun berkecimpung dalam kegiatan kemasyarakatan, termasuk dalam hal kelautan, cukup bagi Taufik untuk menjadi bekal ilmu yang dapat ia bagikan ke masyarakat. Bahkan beberapa instansi pemerintahan menggaet dirinya untuk dapat membantu memberikan pemahaman kepada msyarakat untuk menjaga lingkungan bersama.

Di Balikpapan, dirinya bahkan diberi ruang oleh komunitas nelayan agar dapat membantu meningkatkan produk hasil dari tambak ikan yang dikelola masyarakat dengan edukasinya. Dari sana, jika hasil yang didapatkan cukup banyak dirinya bersama para nelayan tersebut akan membagikan kepada masyarakat lain yang membutuhkan.

“Sampai ada dua kelurahan yang gaet saya dengan Dinas Perikanan. Itu juga kalau ada butuh bantuan tinggal hubungi mereka. Jadi saling bekerja sama,” katanya.

5. Aktivitasnya mempergunakan sumber dana pribadi

Bripka Taufik Ismail, Polisi yang Dedikasikan Diri di Teluk BalikpapanAktivitas Bripka Taufik Ismail dalam penanaman mangrove di masyarakat Balikpapan Kaltim. Foto istimewa

Dari semua apa yang sudah dilakukan Taufik di tengah masyarakat, tentu tak langsung diterima juga oleh mereka. Kata dia, terkadang ada yang tak suka, menganggap apa yang dilakukannya cukup merepotkan dirinya sendiri. Tapi hal tersebut bukan penghalang baginya agar tetap terlibat membantu masyarakat. Bahkan tambah memotivasinya. Dukungan dari keluarga juga turut mengiringi langkahnya terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan.

Yang cukup menarik dari sosok Taufik, yaitu semua kegiatan yang dilakukannya kebanyakan dengan dana pribadinya sendiri. Terpenting bisa membantu masyarakat, pikirnya. Seperti saat ini, dirinya yang tergabung sebagai relawan dalam penyemprotan desinfektan di tengah pandemi, rela menggunakan kendaraan pribadinya untuk berkeliling melakukan kegiatan tersebut.

“Sudah dari diri sendiri, yang penting bisa bantu masyarakat. kalau tidak bantu rasanya ada gelisah tersendiri di hati,” ucap dia.

Baca Juga: Dapat Bantuan Alat PCR, Dinkes Balikpapan Butuh Renovasi Labkesda

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya