Gubernur Heran, Kenapa Balikpapan dan Kukar Masih PPKM Level 4

Trennya kasusnya terus menurun di seluruh kota/kabupaten 

Samarinda, IDN Times - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor heran kenapa Balikpapan dan Kutai Kartanegara (Kukar) masih berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4. Padahal kalau melihat trennya, semestinya kedua kota tersebut setidaknya sudah berstatus PPKM level 3. 

“Begitu juga daerah lainnya di Kaltim yang masuk PPKM level III bisa turun ke level II atau ke level I," kata Isran dalam akun Instagram Pemprov Kaltim,Senin (20/9/2021). 

1. Penentukan PPKM menjadi kewenangan pemerintah pusat

Gubernur Heran, Kenapa Balikpapan dan Kukar Masih PPKM Level 4Vaksinasi COVID-19 dilakukan lulusan Akabri 1998 Nawahasta di Balikpapan Kaltim, Selasa (21/9/2021). (IDN Times/Hilmansyah)

Isran menyatakan, penetapan status PPKM ditentukan sepenuhnya oleh pusat. Berdasarkan assessment dari Kementerian Kesehatan hingga diputuskan Kementerian Dalam Negeri. 

Sementara daerah hanya mengirimkan data-data kasus COVID-19 ke pemerintah pusat. 

“Untuk keputusan daerah masuk PPKM level I, II, III maupun level IV, yang menentukan pemerintah pusat,” katanya. 

Baca Juga: Wisata Ekowisata Tiga Danau yang Jadi Andalan Kaltim

2. Protokol kesehatan dianjurkan dilaksanakan masyarakat

Gubernur Heran, Kenapa Balikpapan dan Kukar Masih PPKM Level 4Proses vaksinasi COVID1-9 di DOME Balikpapan Kalimantan Timur. (IDN Times/Hilmansyah)

Terkait melandainya kasus COVID-19, Isran mengimbau masyarakat tetap patuh dan tidak kendor melaksanakan protokol kesehatan.

“Walaupun kasus terus menurun, kita harapkan masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan. Sekali lagi, jangan kendor melaksanakan 5M, sehingga kita bisa bebas beraktivitas,” tandasnya.

Isran menambahkan kebijakan yang telah dibuatkan pemerintah, merupakan upaya untuk menyelamatkan masyarakat dari tertular virus corona, yang terbukti menelan ribuan jiwa tanpa mengenal status maupun usia.

“Waspada dan terapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar, paling tidak selalu memakai masker pada saat beraktivitas,” pesan Isran.

3. Update penanganan pandemik di Kaltim

Gubernur Heran, Kenapa Balikpapan dan Kukar Masih PPKM Level 4Warga binaan di Lapas Kelas IIA Balikpapan memperoleh suntikan vaksin COVID-19, Rabu (15/9/2021). (IDN Times/Hilmansyah)

Satgas Penanganan COVID-19 Kaltim mengabarkan perkembangan update pandemik virus  di Bumi Etam. 

Jumlah pasien terpapar COVID-19 di Kaltim diketahui sebanyak 2.149 kasus atau turun 16 persen dibanding 2 hari lalu sebanyak 2.554 kasus. 

Ini adalah update pandemik COVID-19 di Kaltim pada Senin 20 September 2021 lalu. 

Laporan perkembangan pandemik COVID-19 Kaltim belum diperbarui hingga, Rabu (22/9/2021) pukul 12.18 Wita.

Tren pandemik COVID-19 di Balikpapan menggembirakan di mana jumlah pasien menjadi 337 kasus atau turun 14 persen dari sebelumnya 392 kasus. 

Balikpapan bukan lagi menjadi daerah tertinggi jumlah pasien terpapar virus COVID-19.

Sedangkan Kabupaten Kutai Kartanegara juga mengalami penurunan kasus tercatat 295 kasus atau turun 21,3 persen dari sebelumnya 375 kasus. 

Sedangkan Mahakam Ulu jumlah kasusnya naik tipis jadi 13 kasus atau naik 30 persen dari sebelumnya 10 kasus. 

4. Kasus COVID-19 di kota/kabupaten Kaltim

Gubernur Heran, Kenapa Balikpapan dan Kukar Masih PPKM Level 4Acara syukuran di Bandara Sepinggan Balikpapan, Jumat (10/9/2021). (IDN Times/Hilmansyah)

Kota Bontang menjadi yang tertinggi jumlah pasien terpapar virus sebanyak 596 kasus atau turun 0,8 persen dari sebelumnya 601 kasus. 

Penduduk Bontang yang paling kecil di banding kota/kabupaten lain di Kaltim. 

Bontang sempat menerapkan PPKM level 4 dan sekarang turun jadi PPKM level 3.

Demikian pula di Kutai Barat dan Samarinda. 

Kutai Barat pun mengalami penurunan jumlah pasien menjadi 111 kasus atau turun 41,2 persen dari sebelumnya 189. 

Juga Kota Samarinda mengalami penurunan pasien COVID-19 menjadi 160 kasus atau turun 10,6 persen dari sebelumnya 179 kasus. 

Sedangkan Berau jumlah pasien terpapar virus juga masih tinggi sebanyak 286 kasus atau turun 22,2 persen dari sebelumnya 368 kasus. 

Baca Juga: Lumbung Pangan untuk Penyangga Ibu Kota Negara di Kaltim

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya