Ini Strategi agar Sampah di Balikpapan Tidak Makin Menggunung

Pemilahan sampah sebelum masuk TPA

Balikpapan, IDN Times - Pemerintah Kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) meminta warganya agar melakukan pemilahan antara sampah organik dan non organik. Pemilahan sampah dimaksudkan untuk mengurangi volume sampah di tempat pemprosesan akhir (TPA) di Balikpapan. 

"Ini salah satu upaya untuk mengurangi timbunan sampah di sumber (rumah tangga)," jelas Kepala Bidang Penataan Hukum dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Balikpapan Nurlena saat ditemui dalam kegiatan Hari Ulang Tahun ke 2 ECO Enzyme Nusantara di Bank Sampah Kota Hijau Sepinggan Balikpapan, Sabtu (23/10/2021).

1. Sampah organik dan non organik bisa diolah

Ini Strategi agar Sampah di Balikpapan Tidak Makin MenggunungBank Sampah Kota Hijau Sepinggan Balikpapan Kalimantan Timur. (IDN Times/Hilmansyah)

Nurlena mengatakan, butuh penanganan tersendiri dalam pengolahan sampah organik dan non organik. Sampah non organik sendiri dapat dikelola oleh Bank Sampah Kota Hijau Balikpapan yang hasilnya dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Seperti halnya, dapat ditukar dengan sembako termasuk dapat ditabung.

"Kami terus menyosialisasikan konsep bank sampah kota hijau seperti dengan cara menukar dengan sembako. Kami harapkan begitu," jelasnya.

Sedangkan sampah organik pun dapat dilakukan proses fragmentasi seperti yang dilakukan oleh komunitas ECO Enzyme Nusantara. Tentu hasilnya dapat bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga seperti halnya digunakan sebagai sabun cuci, hand sanitizer, hingga  pupuk tanaman.

"ECO Enzyme sangat bermanfaat untuk masyarakat dan dinas lingkungan hidup sangat mendukung," imbuhnya.

Baca Juga: Anak Gen Z yang Harumkan Balikpapan dalam Ajang PON Papua

2. Penurunan jumlah bank sampah selama pandemik COVID-19

Ini Strategi agar Sampah di Balikpapan Tidak Makin MenggunungTempat pemrosesan akhir (TPA) sampah di Manggar Balikpapan Kaltim. (IDN Times/Hilmansyah)

Sesuai dengan kebijakan pemerintah terutama Peraturan Wali Kota Balikpapan Nomor 38 Tahun 2018 tentang kebijakan strategi daerah yaitu mengurangi timbunan sampah di sumber salah satu sampah rumah tangga.

Berdasarkan data yang diperoleh, bank sampah yang ada di Balikpapan sebelum pandemik tercatat 107 yang terdiri dari 105 bank sampah unit dan dua bank sampah induk yang tersebar di Balikpapan.

Selama pandemik, bank sampah unit yang aktif sebanyak 78 buah. Pasalnya, pembinaan dan pengawasan menurun sehingga langsung terhadap jumlah partisipasi masyarakat. 

"Sebenarnya bank sampah unit dan induk dikelola secara mandiri, hanya saja bank sampah induk itu mengoordinasi bank sampah unit," ulasnya. 

Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan terus menyosialisasikan melalui media elektronik di masa pandemi inik. Sebelum adanya pandemik, setiap tahun dilaksanakan jadwal sosialisasi lingkungan di 34 Kelurahan.

Memang tidak gampang menggerakkan masyarakat, supaya sadar untuk menjaga lingkungan. Namun target kebijakan strategi nasional di tahun 2020 yakni 20 persen secara keseluruhan sudah tercapai di Kota Balikpapan dengan hasil capai 22 persen pengurangan sampah yang dikelola oleh masyarakat.

"Kami terus sosialisasi melalui komunitas bagaimana cara mengelola sampah. Khusus gang kecil,  DLH menggunakan roda tiga untuk menjemput sampah agar meminimalkan sampah," paparnya.

Ditambahkan Nurlena, saat ini di Balikpapan telah ada bank sampah digital. Hanya dengan menelepon sampah akan diambil langsung dan melayani seluruh Balikpapan. Adapun konsep yang diberikan pun beragam sesuai dengan nasabah.

"Kami belum menyosialisasikan secara maksimal karena saat berdiri tahun 2019 akhir kemudian muncul pandemik," paparnya. 

3. Padahal sampah bisa ditukarkan sembako hingga tabungan emas

Ini Strategi agar Sampah di Balikpapan Tidak Makin MenggunungBank Sampah Kota Hijau Sepinggan Balikpapan Kalimantan Timur. (IDN Times/Hilmansyah)

Sementara itu, Ketua Bank Sampah Kota Hijau Wilayah Selatan Abdul Rahman mengimbau supaya warga untuk mau memilah sampah. Dari sekarang harus sudah sadar tentang ancaman bahaya perubahan iklim itu sendiri. Supaya sampah itu betul-betul bisa dimanfaatkan dari rumah. 

"Jadi sampah bisa dimanfaatkan di bank sampah bisa digunakan sebagai bayar angsuran, membeli sembako dan tabungan emas," terangnya.

Kalau tidak mau dibawa ke bank sampah silakan diberikan pada pihak yang mau mengelola. Pemulung pun tak perlu lagi mengorek-ngorek sampah di TPS. 

Tercatat, sudah ada 125 nasabah bank sampah kota hijau yang sudah memiliki tabungan sampah dari 315 jumlah anggota. Caranya, membawa sampah yang sudah terpilah dari rumah supaya mempunyai nilai ekonomi. Setelah sudah ada pemilahan dari rumah sudah bisa dimanfaatkan. Tentunya, nilai dari sampah pun tergantung dari jenis dan kualitas sampah.

Bank Sampah Kota Hijau yang berdiri sejak tahun 2012 ini telah bekerja sama dengan pihak pemerintah maupun perusahaan swasta di Kota Balikpapan. Bahkan, ada nasabah yang rela membayar ojek online untuk membuang sampah. Sehingga, dapat mengurangi timbunan sampah di TPA Manggar

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Puluhan Hektare Sawah di Balikpapan Terendam Air 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya