Jelang Lebaran, Kelurahan Jawa Kukar Banjir Luapan Kolam Tambang

Banjir setinggi paha orang dewasa

Balikpapan, IDN Times - Nasib mengenaskan dialami ratusan warga di Kelurahan Jawa Sanga-Sanga Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim). Mereka tertimpa bencana banjir luapan settling pond (kolam penampungan air) milik perusahaan tambang batu bara setempat pada 9 Mei 2021.

“Banjir luapan kolam penampungan perusahaan batu bara,” keluh warga setempat Dwi Rasya (29) saat dihubungi IDN Times, Senin (10/3/2021).

Banjir makin memprihatinkan mengingat sebentar lagi warga merayakan Lebaran Idulfitri pada tiga hari lagi. Mereka malah dipusingkan masalah luapan air yang makin rutin terjadi setiap hujan datang.

Selama ini, warga sudah melaporkan permasalahan ini pada pihak perusahaan, Pemkab Kukar, hingga Pemprov Kaltim. Selama bertahun-tahun, keluhan warga ini tidak memperoleh respons positif.

1. Air menggenang setinggi paha orang dewasa selama 2,5 jam

Jelang Lebaran, Kelurahan Jawa Kukar Banjir Luapan Kolam TambangBanjir di Kelurahan Jawa Sanga-Sanga Kutai Kartanegara Kaltim. Foto istimewa

Hujan lebat selama setengah jam di Sanga-Sanga membuat kolam penampungan air  tambang meluap memasuki pemukiman warga. Genangan air setinggi paha orang dewasa atau sekitar 80 centimeter serta surut kurun waktu 2,5 jam kemudian. 

“Banjir ini yang terbesar selama tahun 2021 ini,” ungkap Dwi.

Luapan air bahkan sudah memasuki area rumah serta menghanyutkan sebagian peralatan rumah tangga warga. Peralatan elektronik warga pun dipastikan rusak ketika genangan air masuk dalam rumah serta meredam di antara yang tidak bisa diselamatkan. 

Warga RT 5 dan RT 8 yang mengalami bencana banjir terparah dari keseluruhan masyarakat Kelurahan Jawa. Lokasi ini dihuni ratusan warga yang berprofesi sebagai petani kebun dan pedagang.

2. Banjir disebabkan kolam penampungan air tambang

Jelang Lebaran, Kelurahan Jawa Kukar Banjir Luapan Kolam TambangKolam penampungan tambang di Kelurahan Jawa Kukar Kaltim. Foto istimewa

Dwi menduga, luapan banjir berasal dari tiga kolam penampungan air milik perusahaan tambang. Kolam pengendapan partikel air tambang ini meluber keluar serta membanjiri area pemukiman delapan RT Kelurahan Jawa.

Kelurahan Sanga Sanga terdapat tiga kolam penampungan air yang masing-masing luasnya sekitar 1 hektare. Fungsi kolam ini untuk mengendapkan partikel air tambang sebelum dialirkan ke aliran sungai masyarakat.

Permasalahannya, Dwi menyebutkan, perusahaan tidak maksimal dalam pengelolaan kolam penampungan ini. Mereka langsung mengalirkan air tambang yang masih berwarna coklat ke aliran parit warga menuju Sungai Sanga Sanga.

Kondisi paling menyedihkan saat terjadi hujan lebat di Kelurahan Jawa. Aliran kolam penampungan tambang meluap dari parit warga.

“Ini sudah banjir yang ketiga kalinya sejak bulan Maret hingga Mei. Sekarang yang paling parah,” keluhnya.

Selama setahunan ini warga Kelurahan Jawa sudah berulang kali mengalami banjir. Ketinggian air bahkan bisa mencapai pinggang orang dewasa menggenangi rumah dan kebun warga.

“Banjir sudah sering terjadi di sini, rumah dan kebun rusak,” ungkapnya.

Baca Juga: Balai Karantina Balikpapan Lepas Liarkan Ratusan Burung di IKN 

3. Aparat pemerintah tidak ada yang membantu penanganan banjir

Jelang Lebaran, Kelurahan Jawa Kukar Banjir Luapan Kolam TambangGenangan banjir sudah memasuki rumah warga di Kelurahan Jawa Sanga-Sanga Kukar Kaltim. Foto istimewa

Selama banjir berlangsung, Dwi mengeluhkan absennya aparat daerah dalam membantu meringankan penderitaan warga Kelurahan Jawa. Mereka bahkan tidak merespons laporan warga tentang banjir sudah terjadi.

“Kami sudah melaporkan karena kedinginan di sini, tapi lurah dan camat tidak ada yang membantu,” paparnya.

Dwi mengatakan, pejabat daerah semestinya merespons dengan cepat adanya permasalahan terjadi di wilayahnya. Apalagi bencana banjir sudah kerap terjadi di Kelurahan Jawa jelang perayaan lebaran ini.

Sehubungan itu, wajar saja saat warga berpikiran negatif tentang isu bagi-bagi tunjangan hari raya (THR) para pejabat tingkat RT, lurah, hingga camat. Berdasarkan informasi, pejabat setingkat RT saja dapat jatah sebesar Rp1 juta.

“Infonya ketua RT dapat jatah Rp1 juta dan hanya RT 5 dan RT 8 yang tidak mengambil. Bisa jadi lurah dan camat juga dapat juga,” papar Dwi.

4. Warga tetap menolak jatah uang bising ditawarkan perusahaan

Jelang Lebaran, Kelurahan Jawa Kukar Banjir Luapan Kolam TambangBanjir di Kelurahan Jawa Sanga-Sanga Kaltim. Foto istimewa

Selain itu, para warga RT 5 dan RT 8 pun menolak jatah pemberian uang kebisingan sudah dijanjikan perusahaan. Masing-masing kepala keluarga di Kelurahan Jawa memperoleh jatah sebesar Rp150 ribu per bulan.

“Enam RT lainnya menerima uang kebisingan ini sedangkan kami masih menolak. Total warga di kelurahan ini mencapai 1.200 jiwa,” ungkap Dwi.

Dwi mengatakan, mayoritas warga RT sudah menandatangani kesepakatan menerima pemberian uang kebisingan dari perusahaan tambang. Sebagai gantinya, warga diminta tidak mempersoalkan segala aktivitas perusahaan tambang di Kelurahan Jawa.

Sedangkan warga RT 5 dan RT 8 tetap menolak menandatangani pemberian perusahaan ini. Mereka menilai pemberian perusahaan ini tidak sebanding dengan dampak kerusakan ditanggung warga.

5. Dampak aktivitas tambang bagi warga

Jelang Lebaran, Kelurahan Jawa Kukar Banjir Luapan Kolam TambangBanjir di Kelurahan Jawa Sanga-Sanga Kaltim. Foto istimewa

Kualitas air PDAM Sanga-Sanga rusak serta tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Pasalnya, pihak PDAM mengandalkan pasokan air baku dari aliran Sungai Sanga-Sanga.

Kebun masyarakat juga mengalami kerusakan akibat terus tergenang air luapan kolam penampungan tambang. Kualitas kesuburan tanah kebun semakin menurun hingga saat ini tidak lagi ekonomis untuk dimanfaatkan.

Kerusakan perabotan rumah tangga warga yang terus terendam air banjir tambang. Perusahaan tidak pernah menepati janjinya mengganti setiap kerusakan alat rumah tangga. 

6. Kerusakan lingkungan dialami masyarakat Kelurahan Jawa

Jelang Lebaran, Kelurahan Jawa Kukar Banjir Luapan Kolam TambangGenangan air memasuki rumah warga di Kelurahan Jawa Sanga-Sanga Kukar Kaltim. Foto istimewa

Sementara itu, Jatam Kaltim menyatakan terjadinya kerusakan lingkungan dialami masyarakat Kelurahan Jawa. Semuanya disebabkan aktivitas pertambangan setempat yang memiliki izin konsesi seluas 3 ribu hektare.

“Kolam tambang ini sudah merusak kondisi lingkungan masyarakat setempat,” kata Dinamisator Jatam Kaltim Pradharma Rupang.

Pradharma mengatakan, perusahaan hanya menampung air limbah tambang untuk selanjutnya langsung dialirkan ke parit warga. Padahal semestinya, perusahaan sudah memastikan air yang dialirkan ke warga sudah memiliki kualitas baik.

“Perusahaan membuka keran air penampungan sehingga menyebabkan banjir di lingkungan masyarakat. Kebun di sana sudah tidak bisa ditanami lagi karena terendam genangan lumpur setinggi 30 centimeter,” ungkapnya.

Dalam hal ini, Jatam akan menguji kandungan logam termuat dalam air Sungai Sanga Sanga diduga tercemar limbah batu bara. Sungai ini menjadi sumber air baku PDAM yang dikonsumsi masyarakat Kelurahan Jawa.

Setelah itu, Jatam pun akan melayangkan protes pada pihak perusahaan termasuk pula ke Pemprov Kaltim. Mereka beranggapan, pemerintah harus memberikan tindakan tegas terhadap perusahaan yang menyalahi ketentuan dalam pengelolaan lingkungan.

Baca Juga: Belanja Harga Terjangkau, Bazar Murah Balikpapan Digelar Tiga Hari

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya