Kecintaan Produk dalam Negeri akan Menangkal Resesi Global

Krisis perekonomian mengancam tanah air

Banjarmasin, IDN Times - Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan (Kalsel) turut terdampak pandemik COVID-19. Ribuan karyawan telah kehilangan pekerjaan yang membuat angka kemiskinan meningkat. 

Namun pandemik tidak membuat warga Banjarmasin menyerah dengan tetap memutar roda ekonomi masyarakat. 

Bahwa badai pasti berlalu di mana kesulitan bisa dilewati dengan baik. Tetapi kini ancaman resisi global 2023 bisa saja terjadi menyusul belum adanya kejelasan tentang perang antara Rusia versus Ukraina. 

Krisis global di depan mata. 

1. Tidak terlalu berdampak pada ekonomi Kalimantan Selatan

Kecintaan Produk dalam Negeri akan Menangkal Resesi GlobalPakar ekonomi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin Prof Dr Hj Rahmi Widyanti MSi, Jumat (21/10/2022). (IDN Times/Hamdani)

Pakar ekonomi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin Prof Dr Hj Rahmi Widyanti MSi mengatakan, ancaman resesi global tidak berdampak langsung terhadap ekonomi di Indonesia, khususnya bagi warga Kalsel. 

Hal itu dipicu karena permintaan domestik di daerah masih tinggi dan konsumsi masyarakat yang masih doyan dengan produk dalam negeri sendiri.

Ini mencerminkan bahwa warga Indonesia termasuk di Kalsel masih memegang tradisi mencintai produk dalam negeri. Kalau di Banjarmasin, warga masih gemar mengonsumsi soto banjar, nasi kuning, lontong, ketupat kandangan, dan produk khas daerah lainnya.

"Ini salah satunya mengapa ekonomi kita lebih baik dari negara lainnya. Ya itu, karena warganya lebih banyak mengonsumsi produk lokal dalam negeri," katanya kepada IDN Times, Jumat (21/10/2022). 

"Ya saya rasa ancaman resesi ekonomi tidak begitu berpengaruh, walau ada tapi paling kecil saja." 

Baca Juga: Pandemik Mereda, Angka Kemiskinan di Banjarmasin Malah Meningkat

2. Pemerintah diminta menjaga daya beli masyarakat

Kecintaan Produk dalam Negeri akan Menangkal Resesi GlobalPerahu klotok transportasi di Banjarmasin Kalimantan Selatan, Jumat (21/10/2022). (IDN Times/Hamdani)

Meskipun demikian, Rahmi meminta pemerintah tetap berhati-hati dalam melindungi daya beli masyarakat. Tujuannya agar daya beli masyarakat tidak menurun terdampak resesi global. 

Bila itu terjadi, menurutnya, resisi yang dikhawatirkan itu bisa saja terjadi.

Bentuk kepedulian pemerintah berupa alokasi bantuan langsung tunai (BLT), subsisi BBM, bahan pokok, dan bantuan sosial lainnya kepada masyarakat. 

Masyarakat pun harus hati-hati dalam mengelola keuangan. Apalagi barang primer sekarang ini sedang mengalami kenaikan di saat ini. 

"Subsidi pemerintah harus tetap ada, warga juga jangan boros. Kalau dilihat sekarang angka inflasi kita juga masih moderat yakni 4,3 persen. Meski sempat 4,69 persen
tapi itu transisi peralihan dari pandemik ke endemik," katanya.

3. Pemerintah diminta menjaga kestabilan ekonomi

Kecintaan Produk dalam Negeri akan Menangkal Resesi GlobalPengusaha perahu klotok transportasi di Banjarmasin Kalimantan Selatan, Jumat (21/10/2022). (IDN Times/Hamdani)

Ditanya bagaimana peran pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi di tengah masa transisi ini. Ia menjawab, pemerintah daerah sudah bagus banyak berbuat mendukung dan menghidupkan UMKM seperti menggelar berbagai pelatihan dan pembinaan lainnya.

Contohnya memberikan pembinaan kepada mahasiswa sampai dapat mendirikan usaha sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Kemudian dari sektor pariwisata, ia menyampaikan sebenarnya hal itu bukan kebutuhan primer. Namun apabila terjadi goncangan keuangan global bisa saja terjadi.

Pelaku pariwisata hendaknya memperkuat dan menggandeng wisata kuliner.

Ia memberikan contoh, kalau kuliner soto dan lontong orari di Banjarmasin sudah cukup terkenal. Keduanya sudah menjadi ikon makanan tradisional di Banjarmasin hingga masyarakat Indonesia.

4. Ekonomi di Banjarmasin mulai membaik

Kecintaan Produk dalam Negeri akan Menangkal Resesi GlobalPerahu klotok transportasi di Banjarmasin Kalimantan Selatan, Jumat (21/10/2022). (IDN Times/Hamdani)

Kepala Kanwil Direktorat Jendral Pembendaharaan Provinsi Kalsel Sulaimansyah mengatakan, perkembangan ekonomi mulai membaik pasca pandemik COVID-19. 

Kemudian indeks keyakinan konsumen meningkat, sektor bisnis dan sektor lainnya yang mengalami kemajuan. Meski belum begitu signifikan, namun itu sudah sangat bagus dalam pemulihan ekonomi.

Lalu bagaimana menurut pengakuan pelaku usaha wisata di Banjarmasin?

Menurut Eli dan Rudi pengusaha perahu klotok (jasa perahu mesin) yang mangkal di objek Wisata Siring Kota Banjarmasin ini, sempat mengalami fase kesulitan mencari penumpang. Saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan menutup lokasi wisata setahun lalu. 

Saking sulitnya, untuk menyambung hidup ia sempat berutang. Bagaimana tidak, sehari yang biasanya ia bisa meraup sejuta rupiah, tapi saat pandemik sangat sulit penumpang. Sekarang pendapatannya sudah mulai membaik.

5. Usaha kecil di Banjarmasin masih terus berusaha

Kecintaan Produk dalam Negeri akan Menangkal Resesi GlobalSungai Martapura, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Pasar Sudimampir, Banjarmasin (Dok.IDN Times/Istimewa)

Namun, belum kembali penuh saat sebelum pandemik. "Sebelum pandemik ada sampai dapat sejuta, kalau sekarang sudah jauh menurun, tapi perlahan ini ada kenaikan," katanya.

Ditanya apakah ada keinginan untuk menambah daya tarik wisata terutama pada pelayanan perahu klotok. 

Eli mengaku sangat ingin mengubah penampilan usaha perahu klotok, namun hal itu terkendala dengan modal. Ia berharap, ada semacam bantuan modal yang dibayar secara dicicil dan tanpa bunga. Jalan itu ditujukannya kepada pemerintah melalui koperasi wisata klotok.

"Kami ingin mengubah klotok tapi modalnya tidak ada. Yah mudahan saja pemerintah mau membantu," tuturnya.

Baca Juga: Vaksin Booster COVID-19 di Banjarmasin Dilaporkan Kosong

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya