Orangtua Samarinda Protes, Belajar dari Rumah Dianggap Tak Efektif 

Guru-guru tak maksimalkan sarana belajar webinar online

Samarinda, IDN Times - Problem sekolah online yang diterapkan oleh pemerintah saat ini, masih menjadi polemik di masyarakat di Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim). Banyak orangtua dan wali murid yang mengaku kewalahan lantaran tak memahami materi pelajaran diberikan guru mata pelajaran. 

Seperti yang terjadi di  salah satu sekolah dasar negeri (SDN) di Kota Samarinda. Perdebatan orang tua wali murid ramai mengenai penjelasan materi pelajaran matematika. 

“Sudah hampir dua tahun anak saya sekolah daring, awalnya saya senang senang aja bantu belajarnya, tapi yang makin hari makin bikin kesal, ini gurunya cuma main foto buku, trus di suruh kerjain. Tidak ada penjelasan teori tentang bagaimana cara dapatkan jawaban itu. Kita juga mana ngerti," kata Wiwid Diana Sari (30) salah satu orangtua murid  SD kelas 4, saat di konfirmasi di kediamannya Kelurahan Loa Bakung Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda, Selasa (3/7/2021)

1. Orangtua murid tuntut penjelasan mata pelajaran

Orangtua Samarinda Protes, Belajar dari Rumah Dianggap Tak Efektif Murid-murid TK dalam kegiatan Helper Goes to School di Yayasan Pendidikan Rama Makassar, Selasa (18/2). IDN Times/Istimewa

Wiwid mengatakan, beberapa guru mata pelajaran menyampaikan tugas yang di berikan ke siswa hanya dengan mengirim foto halaman tugas yang ada di buku paket. Namun saat itu guru tersebut tidak memberikan keterangan maupun penjelasan bagai mana cara mendapatkan hasil jawaban yang benar.

Saat itu lah perdebatan di grup kelas 4 di mulai.

“Saat dikirim tugas di grup, banyak orang tua murid yang bertanya, cara mendapatkan jawaban seperti apa. Tapi tidak di respons oleh guru mata pelajarannya,” katanya.

Dalam perdebatan di grup itu, beberapa orang tua murid juga menyarankan agar guru dapat memberikan penjelasan melalui video. Hal itu diminta agar orang tua wali murid dapat mempelajari tugas dan membantu anak anak mereka di rumah.

“Kalau ada video nya, kami enak menjelaskan. Ini susah. Tidak dikasih penjelasan materi sama sekali. Banyak orang tua yang bingung. Apa lagi rumus matematika. Sudah puluhan tahun kami ngitung gak pake rumus. Ya mana paham,” ungkapnya

Selain itu, dalam chat grup tak sedikit orang tua murid yang merespons tindakan guru pengajar tidak koorperatif terhadap pertanyaan orang tua murid di grup itu. Hingga membuat grup whatsApp sontak ramai dengan perdebatan.

“Tidak ada respons. Malah tiba tiba jam 11 malam saya dihubungi untuk kumpulkan tugas. Saya saya marah lah,” ungkapnya

Baca Juga: Bujet Pas-pasan, Ini 10 Rekomendasi Hotel Murah di Samarinda

2. Kadisdik Kota Samarinda imbau tenaga pendidik agar melakukan PMB dengan optimal

Orangtua Samarinda Protes, Belajar dari Rumah Dianggap Tak Efektif Ilustrasi belajar daring (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Menanggapi adanya keluhan orangtua murid, Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Asli Nuryadi mengatakan, hal tersebut tidak dibenarkan. Bahkan dirinya meminta kepada warga, jika pihak pendidik tidak kooperatif dalam melakukan pembelajaran, ia berharap agar hal tersebut disampaikan kepada Dinas Pendidikan untuk selanjutnya dapat ditangani. 

“Kita gak benarkan yang seperti itu. Kita akan edukasi baik melalui guru terutama melalui kepala sekolah, kami kan gak mungkin satu per satu ngasih tau gurunya. Kalau ada yang seperti itu kami di berikan informasinya, nanti kami akan klarifikasi. Kita sampaikanlah imbauan seperti apa mekanisme pembelajaran online itu. Kita terus edukasi mereka,” ungkapnya. 

Asli menyebut, ada 10.000 lebih tenaga pendidik di Samarinda, baik guru negeri, swasta maupun dari Kemenag. Semua tenaga pendidik itu diberikan pelatihan juga edukasi untuk dapat produktif dalam melakukan sekolah daring.

“Saat ini, kita semua harus berupaya dan sabar. Pandemik ini memang membuat semuanya belajar untuk menerima kondisi baru yang tidak bisa dihindari. Kita sadar atas kekurangan itu, oleh karena itu, harapan kita agar anak didik kita tetap belajar optimal, guru dan orang tua harus Kerja sama,” ungkapnya

Melihat kondisi itu, Asli menghimbau kembali para tenaga pendidik, agar segera melakukan vaksinasi. Hal itu diminta untuk mempersiapkan diri para pendidik di sekolah untuk siap melakukan tatap muka jika status Kota Samarinda sudah terbebas dari peningkatan COVID-19. 

“Yang terakhir khususnya untuk tenaga pendidik kita. Jangan ragu untuk di vaksin. Karena vaksin merupakan syarat utama nanti kalau memang kita sudah tatap muka, maka guru yang belum di vaksin itu tidak boleh mengajar. Kita mengimbau pada guru jangan sampai ada yang belum,” pungkasnya

3. Anggota DPRD Kota Samarinda sayangkan adanya pendidik yang tak koorperatif

Orangtua Samarinda Protes, Belajar dari Rumah Dianggap Tak Efektif Anggota DPRD Samarinda Ani Suriani. Foto istimewa

Anggota DPRD Kota Samarinda Ani Suriani menyayangkan, adanya tenaga pendidik yang kurang aktif dalam penyampaian pembelajaran di grup kelas. Sedangkan menurutnya, tanaga pengajar tak hanya memberikan tugas untuk menjalankan aktivitas belajar mengajar  Online. Bahkan anggota dewan fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Samarinda itu kerap menerima laporan soal kesulitan para orang tua murid dalam membantu anak anak mereka untuk memahami belajar mengajar melalui online

“Biar bagaimana pun, kondisi ini tidak ada yang menginginkan, kita memang harus bersabar, hanya saya tenaga pendidik harus serius, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Hal ini jangan sampai mengurangi nilai bagi tenaga pendidik kita,” uangkap Ani sapaan akrab anggota dewan dapil Samarinda Ilir itu.

Menanggapi isi perdebatan di dalam chat grup itu, Ani kecewa ada respons pasif yang di lakukan oleh pihak guru terhadap pertanyaan orang tua murid.

“Melihat chat grup di group salah satu sekolah itu, memang sangat disayangkan. Guru sebagai tenaga pengajar tidak boleh asal memberikan tugas tanpa ada penjelasan teori soal tugas yang akan di kerjakan oleh anak didik. Orangtua murid itu sebagai tenaga pengajar yang membantu selama di rumah, dan orangtua murid itu tidak semua punya kemampuan seperti guru pengajar. Jadi sekolah harus cerdas dalam mengubah metode belajarnya,” cetusnya

Ani berharap agar guru dapat memberikan penjelasan melalui video, agar para orangtua dapat menjadi penyambung dalam belajar di rumah

“Seperti mungkin semua guru harus buat video keterangan teori untuk masing masing mata pelajarannya,” katanya

“Jangan cuma chat doang terus suruh anak anak kerjain. Kita sama sama harus saling bahu membahu agar pendidikan untuk anak anak kita tertinggal,” tutupnya

4. Edaran PPKM level 4 di Kota Samarinda, kembali berdampak bagi pendidikan

Orangtua Samarinda Protes, Belajar dari Rumah Dianggap Tak Efektif Wali Kota Balikpapan Andi Harun. Foto istimewa

Sejak Mendagri mengeluarkan surat Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 25 tahun 2021 tentang pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat level 4. Kaltim terdapat 8 kota/kabupaten wajib melaksanakan aturan itu, kecuali Mahakam Ulu dan Paser. 

Adanya surat instruksi itu, Wali Kota Samarinda Andi Harun, ikut mengeluarkan Surat Instruksi Wali Kota samarinda Nomor 4 tahun 2021, tentang PPKM level 4  yang berlaku sejak 26 Juli 2021 hingga 2 Agustus 2021.

Isi point  dengan menerapkan kegiatan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (sekolah, perguruan tinggi, akademi, tempat pendidikan/tempat pelatihan dilakukan secara daring/online).

Andi Harun mengatakan hingga saat ini pihakanya masih menunggu instruksi dari pemerinta pusat apakah akan diperpanjang atau tidak.

"Saya masih nunggu instruksi dulu dari pusat. Karena instruksi wali kota mengikuti instruksi Kemendagri nomor 23," ungkap Andi Harun saat dikonfirmasi awak media. Senin (2/8/2021).

Andi Harun menjelaskan hingga saat ini PPKM level IV berjalan sangat efektif untuk mengurangi angka terkonfirmasi COVID-19 di Samarinda. Walaupun belum maksimal namun dianggap cukup berhasil.

"Karena ini merupakan upaya pemerintah pusat untuk yang diputuskan oleh bapak presiden hingga ke daerah sebagai instrumen untuk pengendalian COVID-19. Dan kesadaran masyarakat terbentuk secara masif atau tidak" jelasnya.

Disinggung apakah PPKM level  4 bisa lepas dari Samarinda atau tidak, mantan Wakil Ketua DPRD Kaltim yang kerap disapa AH menyebut indikator untuk bebas dari PPKM level 4 sudah terpenuhi.  Seperti angka kasus terkonfirmasi sudah melandai, angka kesembuhan 19 meningkat, serta angka kematian menurun.

"Sudah terpenuhi semua untuk kita bebas dari PPKM level 4, tapi semua tinggal menunggu kebijakan dari pusat lagi," ujarnya. 

Baca Juga: Gugatan Praperadilan Tersangka Teror Makassar Ditolak PN Balikpapan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya