Warga Kaltim Bangga, Sultan Kutai Resmi Jadi Pahlawan Nasional

Pemprov Kaltim mengusulkan Sultan Aji Muhammad Idris 

Samarinda, IDN Times -  Pemerintah resmi menetapkan Sultan Kutai Kartanegara Aji Muhammad Idris sebagai salah satu pahlawan nasional bersama sejumlah tokoh perjuangan lain di Indonesia. Penetapan tokoh dari Kalimantan Timur (Kaltim) ini tentunya membuat masyarakat Benua Etam menjadi bangga. 

“Pemberian gelar pahlawan nasional bagi Sultan Muhammad Idris merupakan pemicu bagi kita sebagai warga Kaltim, karena gelar yang diberikan presiden itu merupakan kebanggaan warga Kaltim,” kata Gubernur Kaltim Isran Noor dalam akun Instagram Pemprov Kaltim,Rabu (10/11/2021). 

Gubernur Kaltim sendiri masih berada di Inggris dalam rangkaian kunjungan kerja. 

1. Masyarakat Kaltim juga aktif dalam melawan penjajah

Penetapan Sultan Kutai Kartanegara sebagai pahlawan nasional, diakui Isran menandakan perjuangan rakyat Indonesia merata saat memperjuangkan, maupun mempertahankan kemerdekaan.

Dari London, Inggris, pria yang sudah mengabadikan Raja Kutai Kartanegara di beberapa tempat di antaranya di KAL Kundungga, RSU Kudungga dan Stadion Kudungga di Sangata ini, berharap penetapan Sultan Aji Muhammad Idris semakin menggelorakan semangat warga Kaltim untuk lebih mencintai NKRI.

Ke depan, lanjut Isran Noor, ia akan membuat sejumlah kebijakan terkait Sultan Muhammad Idris seperti mengabadikan namanya pada fasilitas umum apakah gedung, jalan.

2. Perjuangan Sultan Muhammad Idris akan diabadikan menjadi sebuah buku

Warga Kaltim Bangga, Sultan Kutai Resmi Jadi Pahlawan Nasional

Selain itu, ia juga minta sejarah perjuangan Sultan Muhammad Idris digali dan dibuat buku agar menjadi bagian sejarah Indonesia.

“Sebagai penghormatan Pemprov dan Rakyat Kaltim, ke depan diprogramkan untuk penetapan fasilitas umum dengan nama Sultan Muhammad Idris serta menggali sejarah perjuangannya untuk dibuat buku sejarahnya,” tandasnya.

Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Sultan Aji Muhammad Idris, setelah melalui beberapa tahapan kajian dan penelitian sehingga diterbitkan Keppres Nomor 109 TK/2021 tentang penganugerahan pahlawan nasional.

Gelar pahlawan nasional akan diserahkan Presiden Jokowi kepada Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI, Sultan Adji Muhammad Arifin, sebagai ahli warisnya, Rabu (10/11/2021) besok di Istana Negara bertepatan Peringatan Hari Pahlawan.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Kutai sebagai Cikal Bakal Masyarakat di Kaltim

3. Pemprov Kaltim sudah lama mengusulkan Sultan Kutai sebagai calon pahlawan nasional

Warga Kaltim Bangga, Sultan Kutai Resmi Jadi Pahlawan Nasionalsains.kompas.com

Provinsi Kaltim meminta salah seorang tokoh Kesultanan Kutai Aji Muhammad Idris ditetapkan menjadi salah satu pahlawan nasional. Sultan ini gugur saat bertempur melawan pasukan VOC di Sulawesi Selatan (Sulsel) sekitar tahun 1735-1778.

“Ini tidak boleh tidak, tahun ini kita usulkan dan harus bersatu terus memperjuangkan ke Jakarta,” kata Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi pada 8 Mei 2021 lalu. 

Dinas Sosial Kaltim menggelar seminar calon pahlawan nasional asli Kaltim dari Kesultanan Kutai Sultan Aji Muhammaad Idris. Acara dilaksanakan secara luring dan daring di Hotel Bumi Senyiur Samarinda.

Seminar offline diikuti 40 peserta, termasuk anggota DPR RI (Komisi VII) H Awang Faroek Ishak, peserta online 160 orang dari Gubernur Sulsel, Bupati Wajo, OPD Provinsi Kaltim, OPD Pemkab Kukar.

4. Perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris melawan Belanda

Warga Kaltim Bangga, Sultan Kutai Resmi Jadi Pahlawan NasionalBalikpapan pada masa Perang Dunia II (Dok.Dahor Heritage Museum/Flickr Skeeter1965)

Sehubungan itu, Hadi akan memastikan agar Sultan Aji Muhammad Idris terpilih menjadi pahlawan nasional. Menurutnya, pengorbanan Sultan Kutai ini sudah menjadi bukti jiwa kepahlawanan dan harus diakui secara de facto oleh negara.

Rakyat Kaltim pun diminta bersatu dalam mendesak ke pemerintah pusat tentang perjuangan Sultan Aji Muhammad Indris. Sebelumnya, Kaltim telah beberapa kali meminta negara mengakui Sultan Kutai ini sebagai pahlawan nasional.

"Insya Allah semuanya harus berjuang agar usulan dalam tahun ini bisa berhasil, sehingga Kaltim memiliki pahlawan nasional," ujarnya.

Sehingga, masyarakat Kaltim bisa turut merasa bangga serta mewarisi jiwa kepahlawanan Sultan Aji Muhammad Idris. Semangat patriotik ini menjadi warisan bagi seluruh generasi muda.

5. Pemprov Kaltim mengumpulkan fakta-fakta tentang perjuangan Sultan Muhammad Idris

Pemprov Kaltim masih terus mengkaji serta mengumpulkan fakta tentang peran dan perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris dalam melawan penjajahan VOC Belanda. Pengumpulan data dilakukan lewat pelbagai sumber dan saksi dari Kesultanan Kutai.

“Masih mengkaji dan menelusuri peran perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris,” kata Ketua Panitia Seminar Juraidi.

Alat bukti dan keterangan saksi ini, kata Juraidi nantinya dibawa untuk disampaikan pada pemerintah pusat. Sebagai syarat pengusulan Sultan Aji Muhammad Idris sebagai pahlawan nasional dari Kaltim.

Seminar dihadiri narasumber dari Kementerian Sosial RI Drs.Joko Irianto, dan Kesultanan Kukar H Aji Bambang Imran. Selain itu, turut hadir Guru Besar Ilmu Sejarah dan Kepariwisataan Universitas Negeri Makassar Prof Andi Irma Kesuma, serta Universitas Indonesia Dr Didik Prajoko dan akademisi Nasihin S.S.M.A.

6. Sultan ke 14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura

Warga Kaltim Bangga, Sultan Kutai Resmi Jadi Pahlawan NasionalSejarahri.com

Seperti termuat dalam Wikipedia, Sultan Aji Muhammad Idris adalah Sultan ke 14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang memerintah mulai tahun 1735 hingga tahun 1778. Ia menjadi sultan pertama yang menggunakan nama Islam semenjak masuknya agama ini di Kesultanan Kutai Kartanegara memasuki abad 17.

Sultan Aji Muhammad Idris merupakan menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng asal Sulsel.  Sehingga, Ia membantu mertuanya dan rakyat Bugis melawan pasukan VOC Belanda di tanah Wajo.

Saat itu, kendali Kesultanan Kutai Kartanegara untuk sementara dipegang oleh Dewan Perwalian.

Dalam pertempuran melawan VOC ini, Aji Muhammad Idris gugur di medan laga. Jenazahnya hingga kini diduga masih bersemayam di Sulsel. Sepeninggal Aji Muhammad Idris, terjadi perebutan takhta kerajaan oleh Aji Kado. Putera mahkota kerajaan Aji Imbut yang saat itu masih kecil kemudian dilarikan ke Wajo.

Aji Kado kemudian meresmikan namanya sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan menggunakan gelar Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.

7. Kesultanan Kutai sudah besar di antara kerajaan lain di nusantara

Warga Kaltim Bangga, Sultan Kutai Resmi Jadi Pahlawan NasionalPerang antara tentara sekutu dengan tentara Jepang di Balikpapan (Dok. Dahor Heritage Museum/Australian War Memorial)

Seorang saksi dari silsilah Lamaddukelleng ke 8 Andi Irma Kesuma mengatakan, Kesultanan Kutai adalah kerajaan yang terbuka dan dinamis karena memiliki sungai yang cukup besar dalam sistem perdagangan. Dalam konteks kesejarahan nusantara di Indonesia, Kerajaan Hindu pertama adalah Kerajaan Kutai itu sendiri.

Memasuki abad ke XVIII, Kerajaan Kutai berubah menjadi Kesultanan Kutai menyusul masuknya agama Islam di Kaltim. Kesultanan juga anti terhadap praktik kolonialisme dan pola perdagangan monopoli dipaksakan VOC.

Pada waktu itu, lanjut Andi Irma Kesuma, juga kelihatan bagaimana kebesaran Sultan Aji Muhammad Idris, merangkul kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Salah satunya Kerajaan Paser, dan itu suatu kekuatan yang dibangun tentang integritas dan visi perjuangannya. 

“Ada pada tiga pilar yakni menyambung kembali silaturahmi kerajaan-kerajaan dalam satu visi yang sama dalam melawan kolonialisme. Kedua, kesultanan berdasarkan Islam, dan ketiga, bagaimana melawan Belanda dan sekutunya," ujar Irma. 

Baca Juga: Kaltim Usulkan Sultan Kutai Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya