Rektor Uniba: Kampus Merdeka Bukan untuk Menggaji Murah Mahasiswa 

Mempercepat Indonesia menjadi negara maju

Balikpapan, IDN Times – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah mengeluarkan kebijakan baru, yakni Kampus Merdeka. Rektor Universitas Balikpapan (Uniba) Piatur Pangaribuan, menyambut positif program tersebut.

“Kampus Merdeka itu adalah keniscayaan, sesuatu yang sangat-sangat relevan, dan itulah yang kita butuhkan,” katanya kepada IDN Times di Kampus Uniba, Jumat (31/1) siang.

1. Kampus Merdeka beri kesempatan pengalaman bekerja

Rektor Uniba: Kampus Merdeka Bukan untuk Menggaji Murah Mahasiswa Rektor Universitas Balikpapan, Piatur Pangaribuan. (IDN Times/Surya Aditya)

Menurut Piatur, Kampus Merdeka akan sangat membantu untuk pembentukan skill mahasiswa. Sebab, pada program tersebut, kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapat pengalaman bekerja di dunia industri akan terbuka lebar. Sehingga, materi pendidikan yang didapatkan mahasiswa akan lebih banyak, tidak hanya materi ruangan.

“Kampus Merdeka ini harus dimaknai untuk menemukan bakat-bakat atau telanta-talenta yang ada pada mahasiswa itu,” paparnya.

2. Kampus Merdeka diyakini akan membantu mempercepat Indonesia menjadi negara maju

Rektor Uniba: Kampus Merdeka Bukan untuk Menggaji Murah Mahasiswa IDN Times/Ileny Rizky

Program Kampus Merdeka, Piatur menerangkan, sejalan dengan cita-cita bangsa ini, yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Karena program Kampus Merdeka diyakininya akan banyak menciptakan para pengusaha, bukan pekerja.

“Ini untuk mencapai keinginan menjadi negara maju, karena syaratnya negara maju itu 4 persen penduduknya harus pengusaha. Nah, program ini saya yakin pasti akan mencapai itu,” terangnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, program Kampus Merdeka akan lebih banyak mengedepankan materi lapangan, ketimbang materi ruangan. Hal inilah yang diyakininya program tersebut bisa menciptakan banyak pengusaha.

“Kalau hanya teori doang siapa yang mau bekerja, siapa yang mau mengeksekusi. Jangan dipaksa mahasiswa ini disuruh meneliti, tapi hobinya enggak mau meneliti,” jelasnya.

3. Birokasi harus dipermudah

Rektor Uniba: Kampus Merdeka Bukan untuk Menggaji Murah Mahasiswa (Mendikbud Nadiem Makarim dalam kegiatan Kampus Merdeka) IDN Times/Ileny Rizky

Program Kampus Merdeka, sambung Piatur, juga akan mempermudah birokasi. Selama ini birokasi urusan pendidikan terbilang banyak dan sulit. Hal ini tentu akan menyulitkan para pelaku pendidikan untuk membuat kebijakan.

Nah, dalam program Kampus Merdeka, urusan birokasi akan dipermudah. Seperti mempermudah perguruan tinggi untuk membuka program studi baru. Hal tersebut dinilai Piatur merupakan langkah terbaik.

“Jangan mempersulitlah dengan birokasi-birokasi yang banyak, kita harus berani keluar dari zona nyaman. Karena itulah makna merdeka, memberi kebebasan sebesar-besarnya untuk berekspresi. Tapi ya tetap harus ada peraturan, biar tetap profesional,” ujarnya.

4. Gaji mahasiswa magang tergantung skill

Rektor Uniba: Kampus Merdeka Bukan untuk Menggaji Murah Mahasiswa Istimewa

Meski program Kampus Merdeka dinilai bagus, namun bukan tanpa ada kritikan. Tak sedikit yang menilai program tersebut akan dijadikan alat bagi industri untuk mendapatkan tenaga kerja murah. Karena program tersebut mengharuskan mahasiswa untuk magang.

Menurut Piatur, hal tersebut salah besar. Karena yang menentukan layak atau tidaknya seseorang dibayar murah atau mahal bukan karena magang, melainkan dari skill orang tersebut.

“Magang itu kan untuk mencari pengalaman bekerja atau mendapat ilmu tambahan. Kalau bayaran itu kan soal skil. Kalau skill-nya bagus, pasti perusahaan akan cari kita, dan kita bisa melakukan tawar-menawar bayaran. Kalau skill kita gak ada siapa yang mau pakai jasa kita,” pungkasnya.

Baca Juga: Program Kampus Merdeka, Nadiem Akan Beri Otonomi Besar ke PT  

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya