Samarinda, IDN Times -Demonstrasi mahasiswa di depan DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Senin (23/9) berakhir ricuh. Entah siapa yang memulai, aksi saling lempar batu dengan polisi terjadi. Petugas dengan kendaraan water cannon berusaha mengadang para mahasiswa yang mencoba masuk ke dalam halaman Parlemen Karang Paci. 

Akibat dari peristiwa itu, sejumlah mahasiswa terluka. Mahasiswa dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Arbianto, jidat sebelah kirinya robek karena tekena lemparan batu.

"Enggak tahu, tiba-tiba saja batu nyambar kepala saya," katanya.

Mahasiswa lainnya, kata dia, ada pula yang terkena lemparan batu. Tapi mereka tetap bertahan dan melakukan aksi demonstrasi di depan pintu gerbang masuk DPRD Kaltim.
Demonstrasi pada Rabu (23/9) itu diikuti 2 ribu lebih mahasiswa yang terdiri dari berbagai kampus di Samarinda, yakni Universitas Mulawarman, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Polnes, Politeknik Pertanian, Universitas Widiagama Mahakam, Institut Agama Islam Samarinda dan Universitas Muhammadiyah Kaltim. Bahkan, mahasiwa dari Universitas Kutai Kartanegara juga turut dalam aksi tersebut.

Setidaknya ada tiga tuntutan mereka, yakni mendesak Presiden Joko Widodo secepatnya mengeluarkan peraturan pengganti UU KPK yang sebelumnya direvisi, menolak semua revisi UU yang melemahkan demokrasi serta menolak sistem kembali terhadap rezim Orde Baru. 

"Nyaris semua hal dalam undang-undang yang direvisi itu tak mencerminkan aspirasi masyarakat," kata Sayid Ferhat Hasyim, Humas Aliansi Kaltim Bersatu. 

Sebagai informasi, saat ini beberapa revisi undang-undang yang sedang digodok oleh parlemen. Misalnya saja, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), revisi UU Pertahanan, revisi UU Ketenagakerjaan dan revisi UU Minerba.

Hingga saat ini aksi masih berlanjut dan suasana masih panas antara mahasiswa dengan petugas. Ricuh terjadi dua kali yakni pada sekitar pukul 13.00 dan pukul 14.00 Wita. 

Baca Juga: Tolak UU KPK, Ratusan Massa Gelar Aksi di Depan DPRD Kota Malang