Duka Satpol PP Samarinda, Gegara Tugas Tak Bisa Lebaran Sama Keluarga

Bisa memaklumi karena kondisi virus corona masih fluktuatif

Samarinda, IDN Times - Tak hanya warga yang terkena dampak dari larangan mudik. Aparat daerah terdampak, salah satunya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim).

Selain tak bisa pulang kampung, aparat penegak peraturan daerah ini juga terancam tak bisa lebaran bersama keluarga.

“Ya kami harus bertugas di lapangan. Namanya perintah dari atasan, kami harus menjalankannya dengan baik,” ujar Kepala Seksi Operasi Satpol PP Samarinda Boy Leonard Sianipar, Senin (10/5/2021).

1. Samarinda masih masuk zona merah penyebaran virus corona

Duka Satpol PP Samarinda, Gegara Tugas Tak Bisa Lebaran Sama KeluargaPos penyetakatan Jalan Gajah Mada samping Kegubernuaran Kaltim (Dok. Satpol PP Samarinda/Istimewa)

Kenyataan tersebut bisa dimaklumi sebab kondisi virus corona Kota Tepian saat ini masih fluktuatif. Hal yang sama diminta kepada masyarakat. Agar mereka bisa mengerti. Data Satgas Penanganan COVID-19 Samarinda menyebut jumlah akumulasi positifnya sudah mencapai 13.206 kasus setelah mendapat tambahan 24 kasus baru.

Masih termasuk zona merah lantaran merawat 50 lebih kasus positif corona persisnya 249 kasus. Meski demikian dari jumlah tersebut sebanyak 12.615 pasien sudah alami kesembuhan. Namun 342 di antaranya tak bisa diselamatkan. Dari statistik itulah Pemkot Samarinda sepakat menyekat sejumlah kawasan di ibu kota Kaltim ini.

“Totalnya ada lima lokasi. Semua tempat bertugas menghalangi pelaku perjalanan keluar atau masuk Samarinda,” tuturnya.

Baca Juga: Masih Baru, Ragam Masalah Bakal Dihadapi Sistem E-Parking di Samarinda

2. Ada lima pos penyekatan yang membatasi pelaku perjalanan menuju Samarinda

Duka Satpol PP Samarinda, Gegara Tugas Tak Bisa Lebaran Sama KeluargaPetugas Satgas Pengawas Larangan Mudik di Jalan Poros Samarinda-Bontang (Dok. Satpol PP Samarinda/Istimewa)

Lebih lanjut dia menerangkan, lima pos penyekatan tersebut tersebar di berbagai kawasan. Misal di Jalan Suryanata, untuk membatasi pemudik dari arah Samarinda-Tenggarong, Kutai Kartanegara. Lalu ada Jalan Cipto Mangunkusumo, Loa Janan Ilir serta Jalan HAMM Rifaddin, Samarinda Seberang.

Kedua jalur ini menyekat pemudik dari arah Samarinda-Balikpapan. Ada pula Jalan Poros Samarinda-Bontang yang membendung pelaku perjalanan dari Bontang, Muara Badak (Kukar), Sangatta (Kutai Timur) dan Berau. Serta pos pemantau tengah kota di Jalan Gajah Mada. Kelimanya memiliki tugas senada memantau para warga yang hendak mudik.

“Paling jauh dari kelimanya itu di Jalan Poros Samarinda-Bontang tepatnya di depan gerbang masuk Bandara APT Pranoto,” imbuhnya.

3. Minta dukungan karena jarang mendapat jatah konsumsi buka puasa

Duka Satpol PP Samarinda, Gegara Tugas Tak Bisa Lebaran Sama KeluargaPetugas Satgas Pengawas Larangan Mudik di Jalan Poros Samarinda-Bontang (Dok. Satpol PP Samarinda/Istimewa)

Boy menambahkan, total ada 30 personel Satpol PP Samarinda yang ikut dalam satgas pengawasan larangan mudik. Masing-masing pos diisi dua aparat. Meski demikian, terkadang mereka luput dari perhatian. Lebih-lebih saat buka puasa. Tak ada konsumsi sama sekali. Padahal ini sangat penting bagi petugas pos penjagaan.

“Kami hanya perlu didukung saja. Apalagi kawan yang posnya di depan APT Pranoto. Harus stand by terus. Makanya kami minta warga harus sama-sama maklum dan ikuti aturan yang ada. Jangan marah saat diminta putar balik ke Samarinda jika tak ada surat rapid antigen,” pungkasnya.

Baca Juga: Ambisi Wali Kota Andi Harun Merevitalisasi Citra Niaga Samarinda

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya