Ekonomi Kaltim Mulai Membaik, Sektor Pertambangan dan CPO Jadi Pemicu 

Tutup tahun diprediksi ekonomi Kaltim makin tumbuh positif

Samarinda, IDN Times - Mendekati pengujung tahun pertumbuhan ekonomi Kaltim perlahan-lahan membaik. Itu terbukti dari capaian pada triwulan III 2020 sebesar 4,61 persen. Jika dibandingkan dengan triwulan II, ekonomi Benua Etam III tumbuh sebesar 2,39 persen (q-to-q). Demikian dikatakan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono.

“Membaiknya perekonomian Kaltim ini ditopang oleh membaiknya lapangan usaha utama. Serta kembali menggeliatnya konsumsi pemerintah maupun masyarakat,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterim IDN Times pada Rabu (11/11/2020) siang.

1. Kilang minyak Balikpapan jadi pemicu pertumbuhan ekonomi Kaltim

Ekonomi Kaltim Mulai Membaik, Sektor Pertambangan dan CPO Jadi Pemicu Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Tren tersebut juga terlihat dari persentase pertumbuhan walau alami kontraksi sebesar 4,61 persen. Yang secara tahunan atau year on year (yoy) lebih baik ketimbang kontraksi triwulan sebelumnya 5,46 persen. Sayangnya,  kondisi Benua Etam masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang terkontraksi 3.49 persen (yoy). Lebih lanjut kata Tutuk, lapangan usaha utama pemicu pertumbuhan ekonomi yang dimaksud tak lain dan tak bukan adalah industri pengolahan serta pertambangan, baik minyak, gas dan batu bara. Khusus industri pengolahan ini dipicu oleh beroperasinya kilang minyak Balikpapan yang sebelumnya sempat menghentikan produksi. Sedangkan, pertambangan batu bara masih mengalami kontraksi meskipun menunjukkan perbaikan dari triwulan sebelumnya.

“Hal ini disebabkan oleh curah hujan lebat yang berakibat dengan terganggunya produksi batu bara. Meski demikian permintaan ke negara pengekspor selain Tiongkok mulai membaik,” jelasnya.

Baca Juga: Punya Lahan Paling Luas, Kukar Berpotensi Jadi Lumbung Padi di Kaltim

2. Lapangan usaha mulai terbuka karena adaptasi kebiasaan baru

Ekonomi Kaltim Mulai Membaik, Sektor Pertambangan dan CPO Jadi Pemicu Ilustrasi Infrastruktur (Pelabuhan) (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menerangkan, dari sisi pengeluaran, perbaikan ekonomi juga terlihat dengan adanya perbaikan konsumsi rumah tangga (RT) dan ekspor meskipun masih terkontraksi. Penyebabnya ialah dimulainya fase adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemik virus corona atau COVID-19. Kondisi tersebut mendongkrak terbukanya sejumlah lapangan pekerjaan. Sementara itu, pulihnya volume ekspor bersumber dari perbaikan ekspor batubara serta tingginya permintaan crude palm oil atau CPO. Tingginya pertumbuhan ekspor CPO juga diiringi oleh peningkatan harga. Dari 7,66 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 31,71 persen (yoy).

“Penyebab utama tingginya ekspor CPO tersebut tak lain karena pengiriman ke Tiongkok. Yang mengalami pertumbuhan 28,27 persen (yoy) sedangkan triwulan sebelumnya minus 33,42 persen (yoy),” sebutnya.

3. Tiongkok menjadi pengekspor terbesar dari sektor CPO

Ekonomi Kaltim Mulai Membaik, Sektor Pertambangan dan CPO Jadi Pemicu Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menambahkan, pangsa ekspor CPO ke Tiongkok memang berkontribusi besar mencapai 66 persen terhadap total ekspor CPO Kaltim. Diprediksi triwulan IV 2020 akan kembali membaik. Namun catatannya virus corona bisa direduksi. Dengan demikian terbuka peluang peningkatan mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi daerah. Perbaikan ini diperkirakan bersumber dari lapangan usaha yang sama. Sektor lapangan usaha utama diiringi peningkatan konsumsi pemerintah dalam percepatan realisasi anggaran.

“Konsumsi rumah tangga juga diperkirakan tumbuh positif seiring dengan masuknya periode liburan pada akhir tahun,” pungkasnya.

Baca Juga: Penertiban Rumah di Bantaran SKM Samarinda Perlu Anggaran Rp4 Miliar

Topik:

  • Anjas Pratama

Berita Terkini Lainnya