IDI Samarinda Dapat Sumbangan Baju Hazmat dari BIC Senilai Rp104 Juta

Pakaian hazmat bisa dipakai lebih dari sekali

Samarinda, IDN Times – Kebutuhan alat pelindung diri (APD) penting bagi petugas medis saat menangani pasien positif virus corona atau COVID-19. Dengan demikian mereka bisa terhindar dari paparan wabah penyakit tersebut. Sayangnya, pemakaian APD ini tak bisa berkali-kali, padahal kebutuhan APD ini amat mendesak dan terbatas jumlahnya.

“Jadi, APD (pakaian hazmat, masker dan sarung tangan) ini umumnya memang sekali pakai langsung buang,” ucap Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Samarinda, dr. Andriansyah SpOG(K)Onk, spesialis kandungan khusus kanker saat dikonfirmasi pada Senin (20/4).

1. Sehari RSUD AWS bisa pakai 45 alat pelindung diri

IDI Samarinda Dapat Sumbangan Baju Hazmat dari BIC Senilai Rp104 JutaPerwakilan IDI Samarinda, dr Agnes (kiri) kemudian dr Andriansyah (kiri kedua) dan sisi kanan ada dr Siska saat menerima pakaian hazmat, handsanitizer dan multivitamin dari salah satu komunitas di Samarinda (Dok.IDN Times/Istimewa)

Lebih lanjut dia menerangkan, di rumah sakit rujukan COVID-19 yakni RSUD Abdul Wahab Sjahrani (AWS) saja dalam sehari bisa menggunakan 45 APD. Bagaimana jika seminggu totalnya bisa 315 APD dan dalam sebulan kebutuhan bisa mencapai 1.350 alat pelindung diri.

Itupun khusus hazmat, belum dihitung dengan masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu khusus. Jadi APD ini sangat krusial perannya.

“Dan APD lengkap ini kami prioritaskan ke rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Samarinda seperti RSUD AWS dan RSUD IA Moeis,” tuturnya.

Baca Juga: Transmisi Lokal COVID-19, DPRD Balikpapan Desak Pemkot Ajukan PSBB

2. APD masih diprioritaskan kepada rumah sakit rujukan

IDI Samarinda Dapat Sumbangan Baju Hazmat dari BIC Senilai Rp104 JutaIlustrasi tes swab. IDN Times/Candra Irawan

Sekretaris IDI Samarinda, dr. Siska pun menuturkan hal senada. APD memang sangat diperlukan oleh petugas medis. Dan bila ada sumbangan APD dari warga maka segera disalurkan ke rumah sakit rujukan, yang memang menangani virus corona.

Meskipun demikian, tenaga medis di rumah sakit lainnya juga tetap mendapatkan peluang distribusi APD seperti RS Dirgahayu yang kerap menerima Orang dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien dalam Pengawasan (PDP).

“Setelah dari rumah sakit baru dilanjutkan ke puskesmas kemudian dokter praktik,” terangnya.

3. Bisa dipakai lebih dari sekali, satu pakaian hazmat bernilai Rp1,1 juta

IDI Samarinda Dapat Sumbangan Baju Hazmat dari BIC Senilai Rp104 JutaPersonel Satgas Mobile COVID-19 mengenakan pakaian hazmat (ANTARA FOTO/Oky)

Salah satu yang sudah menyumbang beberapa waktu lalu ialah Brothers In Calamity (BIC). Komunitas ini memang biasa membantu saat bencana di Samarinda. Meskipun jumlahnya tak banyak, namun pakaian hazmat dan masker disumbangkan itu bisa dipakai lebih dari sekali. Detailnya, 95 pakaian hazmat, 500 masker, 1.000 keping multivitamin dan hand sanitizer 4 galon. Khusus baju hazmat, satu baju harganya Rp1,1 juta.

“Kami ucapkan terima kasih siapa pun yang membantu, sebab APD ini sangat penting bagi petugas medis yang langsung menangani pasien positif. Dari mereknya, APD ini bisa digunakan lebih dari sekali,” tutup dr. Agnes SpKK atau spesialis kulit dan kelamin, anggota IDI Samarinda.

Baca Juga: 40 Persen Kasus Positif Virus Corona di Kaltim Berasal Klaster Gowa

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya