Kebakaran Hutan di Kaltim Masih Terkendali

Empat tahun 140 ribu hektare lebih lahan di Kaltim terbakar

Samarinda, IDN Times - Fenomena El Nino memicu musim kemarau di Kalimantan Timur. Dalam kondisi tersebut titik panas bisa bertambah di provinsi ini. Akibatnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mudah terjadi.

Dari pantauan laman Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada 28 Agustus ditemukan ada 4 titik api tersebar di Kabupaten Berau, Kutai Kertanegara dan Kutai Timur.

Kemudian pada 30 Agustus meningkat menjadi 17 titik api atau hotspot tersebar di Kabupaten Berau, Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Kutai Timur dan Kabupaten Paser. Tapi jumlah tersebut bisa berkurang, sebab saat ini Kaltim tak punya titik panas. 

"Jumlahnya memang bisa berubah dalam waktu singkat. Sementara ini Kaltim masih nol titik api," terang Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan dan Pengamanan Dinas Kehutanan Kaltim,
Shahar Al Haqq, Selasa (10/9) di kantornya.

1. Dalam empat tahun 144.526 ribu hektare lahan di Kaltim terbakar

Kebakaran Hutan di Kaltim Masih TerkendaliDok. Dishut Kaltim

Kata dia, aplikasi Sipongi ini berbasiskan data satelit NOAA dan Tera. Hasil pencitraan dari satelit tersebut bisa dipercaya sebagai titik panas dari api, bukan titik panas dari sumber yang lain.

"Makanya terkadang jumlahnya tak sampai 100 hotspot," tegasnya.

Masih dari laman Sipongi, hasil rekapitulasi luas kebakaran hutan dan lahan periode 2015-2019 di Kaltim, grafiknya fluktuatif.

Pada 2014 ada 325,19 hektare (ha) lahan dan hutan yang terbakar di Kaltim. Kemudian bertambah pada 2015 menjadi 69.352,96 ha, selanjutnya pada 2016 perlahan-lahan menurun 43.136,78 ha dan luasannya makin mengecil pada 2017 menjadi 676,38 ha.

Namun, tiba-tiba saja meningkat pada 2018 dengan luasan yang terbakar ialah 26.605,57 ha.

Hingga semester pertama tahun ini setidaknya ada 4.430 ha lahan dan hutan yang terbakar di Kaltim.

"Meskipun disebut karhutla, tapi paling sering terbakar itu adalah lahan. Kebakaran hutan jarang terjadi," sebutnya.

Baca Juga: KLHK Terus Lakukan Berbagai Upaya Atasi Karhutla di Sejumlah Wilayah

2. Seluas 300 hektare lahan terbakar di Berau

Kebakaran Hutan di Kaltim Masih TerkendaliDok. Dishut Kaltim

Dia menegaskan sejak tiga tahun terakhir Kaltim bisa menekan karhutla. Dan tahun ini juga demikian.

Shahar tak menampik bila karhutla di Kampung Labanan, Kecamatan Teluk Bayur, Berau merupakan petaka yang tak bisa dihindari akibat kemarau.

Setidaknya ada 300 hektare lahan yang terbakar. Itu sebabnya Dinas Kehutanan Kaltim sempat mengirim bantuan personel.

"Semuanya berjumlah 60 orang, kami memberangkatkan 40 anggota tambahan yang direkrut melalui pelatihan khusus," tegasnya.

Dia menegaskan, karhutla di Kaltim masih bisa diatasi meskipun saat ini di sejumlah posko memberikan laporan bila wilayah mereka mengalami kebakaran hutan dan lahan. Tapi masih bisa dikendalikan sebab petugas selalu memantau perkembangan sebaran api.

"Kami juga mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pengendalian api," jelasnya

3. Sembilan site pemantau api disebar di Kaltim

Kebakaran Hutan di Kaltim Masih TerkendaliDok. Dishut Kaltim

Lebih lanjut dia menerangkan, demi mengendalikan api dibentuklah masyarakat peduli api (MPA).

Para warga inilah yang bertugas memberi laporan ke sejumlah posko bila ada kebakaran. Jika bisa ditangani maka pasukan pemadam dari Dishut Kaltim tak perlu bergerak menyambangi lokasi.

Setidaknya ada sembilan posko yang tersebar di 9 site (lokasi), mulai dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Berau Barat, KPHP Meratus (PPU), KPHP Bongan (Kubar), KPHP Santan (Kukar), Site Tahura Bukit Soeharto, KPHP DAS Belayan (Kukar), KPHP Kendilo (Paser), KPHP Batu Ayau (Kubar), dan KPHP Bengalon (Kutim).

"Setiap desa MPA punya posko. Kalau ada deteksi api, masyarakat langsung padamkan," pungkasnya.

Baca Juga: Tangani Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK Terus Upayakan 3 Hal Utama Ini

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya