Ratusan Pasukan Gabungan TNI/Polri Berjaga, Situasi Penajam Kondusif

Menteri Bambang sudah berkoordinasi dengan warga setempat

Samarinda, IDN Times - Kericuhan di Penajam Paser Utara (PPU) tepatnya di pelabuhan pada Rabu (16/10) lalu menyita perhatian publik.

Maklum yang menjadi lokasi kejadian merupakan calon ibu kota negara. Meski demikian, Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana menerangkan, saat ini kondisi aman terkendali. Masyarakat diminta beraktivitas seperti biasanya.

"Sudah kondusif tapi kami tetap melakukan penjagaan," ujarnya, pada Kamis (17/10) malam.

1. Ada 600 petugas gabungan Polri dan TNI menjaga PPU, situasi kondusif

Ratusan Pasukan Gabungan TNI/Polri Berjaga, Situasi Penajam KondusifIDN Times/Axel Jo Harianja

Meskipun dalam keadaan aman, kata dia bukan berarti pihaknya tak melakukan penjagaan.

Sebanyak 600 petugas gabungan yang terdiri dari polisi Brimob dari markas besar polisi dari Jakarta, Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kaltim, Sabhara Polda Kaltim serta bantuan personel dari TNI.

Menurutnya, jumlah pasukan tersebut cukup untuk melakukan penjagaan.
"Melihat situasi kondisi saja, untuk penambahan atau tidak," imbuhnya.

Lalu bagaimana dengan warga yang terlibat konflik?

Kata Kombes Pol Ade, sebagian besar dari mereka tinggal bersama keluarganya. Tak ada yang diusir dari PPU.

Sementara untuk kediaman yang terbakar, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab PPU agar dibangun kembali. Untuk saat ini pihaknya fokus untuk menstabilkan situasi.

"Selain 600 petugas tadi, kami juga sudah menyebar polisi berpakaian sipil. Tugas mereka mengumpulkan informasi mengenai situasi dan kondisi," tuturnya.

Baca Juga: Masyarakat Dayak Minta Kepastian Status Tanah di Lokasi Ibu Kota Baru

2. Menteri Bambang sudah berkoordinasi terkait kericuhan di PPU

Ratusan Pasukan Gabungan TNI/Polri Berjaga, Situasi Penajam KondusifIDN Times/Yuda Almerio

Terpisah, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bapennas), Bambang Brodjonegoro mengatakan kericuhan di PPU sudah kondusif dan dalam penanganan Polri dan TNI. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan masyarakat asli setempat.

Menurut Bambang, kejadian tersebut murni kriminal lebih tepatnya perkelahian antar remaja.

Bambang menjelaskan, "Warga pendatang menusuk yang warga lokal. Polisi sudah mengamankan pelakunya," jelasnya saat ditemui di acara Timmy Turns Five yang digelar IDN Times di IDN Times Headquarter Jakarta pada Kamis (17/10)

Ia menambahkan, "Tapi ada kesalahan komunikasi, pihak korban mengira pelakunya belum ditangkap."

Bambang menjelaskan bahwa kejadian ini tidak mengarah pada potensi kerusuhan di kawasan Ibu Kota Negara (IKN). 

"Tapi inilah yang menjadi perhatian kita bersama. Terutama saat membangun manusianya. Untuk potensi kerusuhan tak ada, sudah kondusif," tegasnya.

3. Kasus penikaman berbuntut panjang, calon ibu kota negara mencekam

Ratusan Pasukan Gabungan TNI/Polri Berjaga, Situasi Penajam KondusifDok. IDN Times/Istimewa

Seperti diwartakan sebelumnya, kondisi Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencekam pada Rabu (16/10) sore. Sekelompok orang menggunakan speedboat dan kapal tiba-tiba saja memenuhi Pelabuhan PPU. Beberapa di antaranya bahkan membawa senjata tajam sejenis mandau. Kedatangan massa itu diduga merupakan buntut dari kasus penikaman di Pantai Nipah-Nipah sepekan lalu (9/10).

Sumber IDN Times yang meminta namanya diinisialkan mengatakan, saat kejadian dia sedang berada dekat Pelabuhan PPU sebab kantornya tak jauh dari lokasi kejadian. Dan kondisi saat itu memang sedang berpotensi ricuh. Kabar yang menyebar saat itu ialah keluarga korban penikaman tak terima dengan kejadian sepekan lalu, kemudian menyambangi pelabuhan.

 "Mereka mau mencari rumah pelaku penikaman. Isunya demikian," kata Dr (25), sumber IDN Times.

Entah siapa yang menyulut api, Dr melihat loket di pelabuhan terbakar. Tak lama setelah itu rumah-rumah di pinggir yang terletak di pelabuhan juga ikut terbakar. Sehari sebelum kedatangan sekelompok massa itu, beredar ultimatum untuk mengusir keluarga yang melakukan penikaman. Walau demikian, Dr heran mengapa harus membakar rumah warga yang tak terlibat.

Baca Juga: Calon Ibu Kota di Kalimantan Timur Mencekam, Warga Terpaksa Mengungsi 

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya